ABC

Tiga Perempuan Australia Bantu Pengungsi di Kota Mosul

Tiga orang perempuan Australia berangkat menuju Irak untuk merespon dampak serangan yang didukung AS pada awal bulan ini untuk merebut kembali kota Mosul.

Seiring dengan upaya pasukan Irak mendesak mundur kelompok ISIS dari basis utama mereka [di Kota Mosul], 1,35 juta orang diperkirakan akan mengungsi dari kota itu dan daerah di koridor selatan.
RedR Australia adalah salah satu lembaga kemanusiaan yang menyediakan apa yang dikenal sebagai “arus dukungan’ untuk badan-badan PBB selama berlangsungnya krisis internasional.
Tiga orang dari pekerja kemanusiaan RedR akan bertugas di Erbil, Irak, termasuk diantaranya seorang perempuan asal Melbourne, Karina Coates.
Coates mengatakan dia akan bekerja menolong warga Irak [membagikan] makanan dan barang kebutuhan hidup lainnya.
“Itu merupakan salah satu masalah utama di seluruh Irak pada saat ini,” katanya.
“Ada sekitar sepertiga populasi Irak yang tinggal di kawasan pedesaan dan amat bergantung pada pertanian untuk kebutuhan hidup mereka.”
Dengan lebih dari satu juta warga Irak yang berpeluang mengungsi menyusul serangan ke Kota Mosul, dia mengatakan sulit bagi warga Australia memahami skala dari masalah ini.
“Anda membayangkan masalah ini dalam arti sebuah kota,” katanya.
“Dan ini bisa berarti terusirnya sebuah populasi dalam waktu hanya beberapa pekan saja,”
Menurut Coates, arus pengungsian yang bisa sangat tidak proporsional ini dapat mempengaruhi kerentanan Irak.
“Di Macedonia, ketika saya berada di sana tahun lalu, jumlah orang yang datang melintas setiap hari meningkat. Setiap hari ada hingga 11.000 orang yang datang melintas kawasan ini setiap hari.
“Banyak dari mereka adalah orang-orang Irak, dan apa yang paling menyedihkan bagi saya adalah banyak dari mereka adalah anak-anak, perempuan, orang-orang difabel serta lansia.”

Bantuan kemanusiaan menegaskan apa yang saya lakukan: Coates

Perjalanan yang dilakukan Coates ke Irak memiliki makna tersendiri bagi dirinya pribadi, karena dia akan menghabiskan ulang tahunnya di sana minggu depan.

“Tidak hanya memenuhi tugas sebagai pekerja kemanusiaan, yang terdiri dari sekelompok besar orang dan itu seperti sebuah keluarga yang nyata, tetapi juga orang-orang yang terkena dampak bencana.
“mereka duduk disana dan menceritakan kepada saya apa yang telah mereka alami dan rasanya seperti mendapat kehormatan untuk berada disana dan membantu mereka.”
Dia mengatakan sering kali sulit untuk menjadi tidak terlalu terikat erat sebagai pekerja kemanusiaan.
“Selalu saja menjadi hal yang emosional setiap kali melihat orang menderita, tapi anda tidak akan melakukan pekerjaan semacam ini jika anda tidak akan merasa tidak terdampak dan akan merasa empati,” katanya.
“Tapi pada saat yang sama anda juga perlu fokus melakukan perkerjaan anda dan anda menjadi semacam mendapatkan pola untuk pergi kesana guna melakukan pekerjaan kemanusiaan itu,”
Salah satu dari perempuan yang akan melakukan perjalanan ke Irak akan bekerja dengan Badan PBB untuk urusan Pengungsi (UNHCR).
Kirsten Sayers, CEO dari lembaga kemanusiaan RedR Australia, mengatakan kebutuhan hadirnya UNHCR akan semakin meningkat.
“Sepuluh juta warga Irak sudah lebih dahulu membutuhkan bantuan kemanusiaan dan disana ada 11.000 orang yang meninggalkan kota Mosul dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir, pergerakan ini telah membuat masalah pengungsi semakin meningkat.
“Kami juga memiliki petugas urusan kemanusiaan yang akan berangkat pada Jum’at malam (28/10) dan dia akan bekerja bersama Badan Urusan PBB.”
Sayers mengatakan para pekerja Australia dihargai karena etos kerja mereka dan kemandiriannya dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan internasional.
“Warga Australia dihargai atas kesediaannya mengulurkan bantuan, bekerja keras, dan rasa kasih sayang mereka – semangat kemanusiaan, jika anda ingin dan menjadi netral dan independen.
“Mereka membawa keterampilan profesional mereka dan sikap yang benar untuk menyelesaikan sesuatu.”
Diterjemahkan pukul 23:00 WIB, 31/10/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.