ABC

Tiga Penemu Asal Australia Tak Terkenal Tapi Mengubah Dunia

ABC Australia Plus Indonesia menerbitkan kembali artikel yang kami anggap menarik sepanjang tahun 2016. Inilah salah satu diantaranya.

Penemu televisi, perintis astronom radio, serta penemu lithium — nama mereka nyaris tak dikenali, padahal hasil karya dan penemuan mereka telah mengubah wajah sains untuk selamanya. Ketiganya adalah ilmuwan asal Australia: Henry Sutton, Ruby Payne-Scott, serta Dr John Cade.

Henry Sutton: Penemu TV

An old painted portrait of Henry Sutton.
Henry Sutton lahir di Ballarat tahun 1855 dan menemukan berbagai produk, termasuk Telephane – sistem televisi pertama yang memadai.

Supplied: University of Ballarat

“Apa yang dibuat Henry Sutton di Ballarat tahun 1885?” Saya ajukan pertanyaan ini di seluruh Australia dan jarang sekali mendapatkan jawaban.

Salah satu yang tahu jawabnya saat saya tanya di (acara tv) Channel 9 beberapa tahun silam adalah Barry Jones, mantan menteri sains dari Pemerintahan Buruh.

Dr Jones menguraikan kisah tentang telepon karya Sutton di toko keluarganya serta bagaimana dia membangun sistem yang mengirim gambar-gambar tua Melbourne Cup ke Ballarat di tahun 1885.

Sutton terkenal dengan dengan penemuannya di abad ke-19 dan bahkan dikunjungi oleh Alexander Graham Bell.

Sutton berbicara dengan Bell mengenai penemuannya berupa kotak telepon di dinding, dengan pengeras suara menonjol keluar dan lubang pendengaran pada kord. Dia menanyai Bell apakah dia berpikir untuk memadukan kedua hal itu. Itulah awal menemuan corong telepon atau handset.

Sutton melakukan ujicoba dengan banyak sekali perangkat sejak usia muda bahkan untuk mobil.

Jadi mengapa namanya kurang terkenal? Apakah dia memiliki pengaruh pada John Logie Baird, orang Skotlandia terkenal yang terkait dengan TV.

Cucu perempuan Sutton, Lorayne Branch, yang menuliskan biografinya, kini mencoba meneliti hal itu.

Kisah ini lebih membingungkan dibanding Lawrence Hargrave, yang karyanya berupa layang-layang kotak menginspirasi Wright Brothers dan penemuan pesawat. Namun setidaknya Hargrave diabadikan di mata uang.

Ruby Payne-Scott: Astronomi Radio

A black and white photographic portrait of Ruby Payne-Scott.
Ruby Payne-Scott merupakan ahli fisika perempuan ketiga yang tamat University of Sydney.

Supplied: Physics Focus

Ruby Payne-Scott adalah perintis astronomi radio dan interferometri – menggunakan lebih dari satu posisi pengamatan untuk menemukan sesuatu di ruang angkasa.

Pada tahun 1940-an, dari lokasi kerjanya di Sydney, dia melacak semburan dari matahari.

Selama Perang Dunia II dia ambil bagian dalam tim pengembangan radar Sekutu.

Wanita dengan kemampuan tinggi mampu ini menikah diam-diam, saat bekerja untuk CSIRO.

Pada saat itu tidak ada seorang istri yang bisa memegang posisi senior dalam pelayanan publik.

Ketika akhirnya kehamilannya semakin jelas, dia langsung dipecat dan meninggalkan bidang astronomi pada tahun 1951.

Ketika menceritakan kisah tragis Rubu ini pada pertemuan Australian Academy of Science tahun 2014, Profesor Brian Schmidt, sekarang rektor ANU, menangis sesungukan dan mendapat tepuk tangan meriah.

Waktu telah berubah. Tapi pengakuan atas karya wanita brilian ini belum juga tampak.

Dr John Cade: Ilmuwan Medis

A black and white photo of Dr John Cade holding a lithium tablet.
Psikiater Dr John Cade menemukan penggunaan lithium untuk mengobati penyakit jiwa.

Supplied: RANZCP

John Cade menemukan obat pertama yang benar-benar efektif mengobati penderitaan mental, yaitu lithium, yang digunakan sebagai obat untuk gangguan bipolar.

Cade yang dibesarkan di Melbourne adalah seorang mahasiswa yang luar biasa dan mengikuti jejak ayahnya di bidang medis.

Sebuah mantra di kamp tawanan perang di Changi, Singapura, selama perang memperkuat kemandirian dan kehati-hatian anak muda ini.

Penemuan efek lithium itu tidak disengaja – dia menggunakannya dalam mempersiapkan beberapa bahan lain untuk menguji kelinci percobaan dan menemukan bahwa mereka jadi pasif dan tampaknya tersenyum-senyum.

Pengakuan akan lithium ini tertunda karena penolakan zat ini di Amerika, dimana ada yang pernah menggunakannya sebagai garam meja dengan hasil tidak menggemberikan.

Percobaan pertama pada manusia, meskipun pada awalnya berhasil, telah menyebabkan efek samping yang berbahaya.

Ketika Cade dengan dibantu rekan-rekannya di Institut Florey di Melbourne mampu memantau kadar elemen ini dalam darah pasien, barulah pengobatan dengan lithium berjalan mulus.

Pengaruh Cade dalam memberadabkan rumah sakit jiwa mencakup pula kepeloporannya dalam standar makanan.

Beberapa rumah sakit jiwa memberi makan pasiennya begitu buruknya sehingga Cade bahkan menemukan adanya wabah penyakit kudis. Sekarang, karena dia, kita memiliki ahli diet untuk bangsal rumah sakit.

Legendanya pada akhirnya mungkin akan tersebar melalui buku baru karya Greg de Moore dan Ann Westmore, berjudul Finding Sanity: John Cade, lithium dan penjinakan gangguan bipolar.

Diterbitkan pertama kali pukul 17:00 AEST 31 Oktober 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.