Tidak Istirahat Makan Siang Ancam Kesehatan Jiwa
Kelompok anti-depresi, Beyond Blue, mengatakan jutaan pekerja Australia berisiko mengalami penurunan kesehatan jiwa akibat tidak istirahat makan siang.
Survei yang dikomisikan oleh Beyond Blue dan Australia Institute mengindikasikan 3,8 juta orang Australia tidak memanfaatkan waktu istirahat makan siang mereka. Survei ini dilakukan terhadap 800 pekerja.
Sebanyak 72 persen dari mereka yang menyisihkan waktu untuk istirahat makan siang mengatakan bahwa mereka memendekkan waktu istirahat tersebut, menunda hingga sore hari, atau makan di meja kerja.
Kate Carnell, CEO Beyond Blue, menyatakan bahwa seharusnya para pekerja memanfaatkan waktu istirahat tersebut.
“Kita tahu sekarang melalui penelitian bahwa penting mengambil waktu istirahat dalam sehari, untuk bangun dari kursi, bergerak,” jelasnya. “Kalau tidak, kesehatan fisik dan mental anda menurun, dan, menariknya, produktivitas anda pun turun.”
Menurut Carnell, makan di meja kerja berarti tidak mendapatkan aktivitas yang dibutuhkan, hingga sirkulasi tidak terjadi. “Ketidakaktifan, duduk di satu tempat terlalu lama, tidak baik bagi kesehatan fisik atau mental anda,” jelasnya.
Kebanyakan dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa mereka bukannya tidak makan siang karena dilarang atasan mereka, namun karena terlalu banyak pekerjaan.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa para pekerja di Australia tidak memanfaatkan waktu makan siang bukan karena ingin pulang cepat.
“Orang Australia bekerja makin lama, lebih banyak lembur, dan kebanyakan lembur itu tidak dibayar,” jelas Carnell, “Masalahnya ini tidak baik bagi kesehatan fisik atau mental anda, dan itulah salah satu alasan kita lebih banyak cuti akibat stres, dan juga kompensasi bagi pekerja akibat stres mencapai 10 miliar dollar (Rp 10 triliun) di Australia.”
Beyond Blue menyerukan agar penduduk Australia menciptakan suasana kerja yang lebih sehat. “Kita harus mendorong istirahat teratur, aktivitas, kita harus mendorong tempat-tempat kerja yang fokusnya adalah menurunkan stres dan meningkatkan produktivitas,” ucap Carnell.