ABC

Thomas Lembong: Masa Depan Hubungan Ekonomi Australia-Indonesia Ada di Bidang Jasa

Menteri Perdagangan Indonesia Thomas Lembong mengatakan bahwa masa depan hubungan ekonomi Australia dan Indonesia ada di bidang jasa pelayanan, bukan di bidang komoditi seperti ternak sapi.

Hal tersebut dikatakan Thomas Lembong di Melbourne hari Kamis (17/3/2016) dalam wawancara dengan ABC dan juga ketika menjadi pembicara utama dalam acara pertemuan bisnis yang diselenggarakan Australia Indonesia Business Council (AIBC).

Selain Thomas Lembong, pembicara lainya dalam acara makan malam dengan berbagai kalangan bisnis yang terlibat dalam hubungan bisnis antara Australia dan Indonesia saat ini adalah Dr Muliaman Hadad, Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia.

Menurut Thomas Lembong, yang menjadi Menteri Perdagangan Indonesia sejak bulan Agustus 2015,  masa depan perdagangan kedua negara memiliki potensi besar karena terus berkembangnya industri jasa pelayanan.

"Saat ini, 90 persen bisnis di Australia adalah di bidang layanan. Di Indonesia, masih sekitar 40-50 persen. Jadi potensinya untuk berkembang masih besar. Sekarang ini pembicaraan antar kedua negara harus difokuskan di bidang seperti e-commerce, digital, mobile internet. Sekarang proses urbanisasi berkembang pesat di Indonesia, di situlah peluang bisnisnya." kata Lembong di depan sekitar 100 hadirin.

Dalam paparannya, Thomas Lembong memberi contoh mengenai industri fashion dimana sudah ada kerjasama antara Australia dan Indonesia bagi kehadiran para perancang mode dari Indonesia setiap tahun untuk memamerkan rancangan mereka, sebagai contoh kerjasama yang akan terus dikembangkan di masa depan.

Sebelumnya dalam wawancara dengan wartawan ABC Helen Brown, Thomas Lembong berbicara juga mengenai industri di bidang layanan kesehatan, dimana Australia bisa menjadi tempat bagi Indonesia untuk belajar.

"Di bidang kesehatan, perawat lansia dan perawat umum, Australia sudah menjadi salah satu negara termaju di dunia dalam soal ini. Dari sini, Indonesia bisa belajar banyak." kata Lembong.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong (batik merah).  Foto: Sastra Wijaya
Menteri Perdagangan Thomas Lembong (batik merah). Foto: Sastra Wijaya

Dalam bagian lain paparannya, Thomas Lembong juga berbicara secara umum mengenai keadaan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.

Dia mengatakan bahwa sekarang keadaan di Indonesia sudah berada di titik 'stabil' setelah selama setahun sebelumnya, pemerintah dilanda berbagai masalah.

Menanggapi pertanyaan mengenai masalah seperti korupsi dan kelambatan birokrasi dalam masalah perijinan dan hal lainnya, Mendag mengatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak mengatakan bahwa masalah seperti itu tidak ada lagi. Namun mengatakan bahwa sekarang ini ada keterbukaan untuk menangani masalah tersebut.

"Dimulai dari Presiden, sampai ke jajaran menteri, kita diminta untuk menangani masalah langsung ke akarnya. Jadi kita jujur mengatakan masalahnya masih ada, dan kita terbuka untuk berusaha menyelesaikannya." kata Thomas Lembong sambil mengatakan pendekatan seperti ini berbeda dengan pemerintahan Indonesia sebelumnya.

Dalam  bahasa Inggris yang fasih, apa yang disampaikan oleh Thomas Lembong diperhatikan dengan seksama oleh mereka yang hadir termasuk wartawan ABC L. Sastra WIjaya.

Salah seorang hadirin dengan terus terang dalam sesi tanya jawab mengatakan bahwa paparan Thomas Lembong merupakan pidato terbaik yang pernah didengarnya dari mulut pejabat Indonesia.

Menteri Perdagangan Indonesia ini berada di Australia untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat Australia mengenai kerjasama perdagangan bebas antar kedua negara.

Di Canberra, Thomas Lembong bertemu dengan Perdana Menteri Malcolm Turnbull dan Menteri Perdagangan Steven Ciobo dan Andrew Robb yang menjadi menteri perdagangan.

Secara khusus Lembong mengatakan kedekatannya dengan Robb, walau dia baru menjabat Menteri di Indonesia selama beberapa bulan.

Dari kiri: Komisioner OJK Muliaman Hadad, Dubes Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong. (Foto; Sastra Wijaya)
Dari kiri: Komisioner OJK Muliaman Hadad, Dubes Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong. (Foto; Sastra Wijaya)

Sementara itu, Dr Muliaman Hadad berada di Melbourne untuk menandatangani perjanjian dengan pemerintah negara bagian Victoria bagi kerjasama di bidang peningkatan kapasitas keahlian di bidang jasa keuangan.

"Dalam waktu dekat menyusul penandatanganan ini, kita akan mengirim 15 staf dari Indonesia untuk belajar selama seminggu di Melbourne mengenai pengelolaan jasa keuangan di sini, sementara dari Australia juga akan berkunjung ke Indonesia. Dengan itu, diharapkan ada pengertian yang lebih mendalam mengenai sistem kedua negara." kata Muliaman Hadad.

Juga disebutkan mengenai kemungkinan pembukaan bank Indonesia di Australia. "OJK siap memfasilitasi mengenai masalah perijinan dan yang lainnya." kata Komisioner OJK tersebut.

Disebutkannya bahwa di bidang jasa keuangan, Indonesia masih merupakan pasar yang besar untuk dimasuki oleh industri jasa keuangan dari Australia.

"Indonesia adalah negara terendah di ASEAN dalam soal asuransi. Masih banyak yang belum mengetahui soal mengenai asuransi." tambah Hadad.