ABC

Tersangka Teroris yang Ditangkap di Sydney Ponakan Menteri di Sri Lanka

Mahasiswa Universitas New South Wales (NSW) Australia Mohamed Nizamdeen yang kini jadi tersangka teroris karena dituduh berencana membunuh dua politisi Australia, diketahui sebagai keponakan seorang menteri di Sri Lanka.

ABC mendapatkan informasi bahwa Nizamdeen (25) memiliki hubungan keluarga dengan anggota parlemen Sri Lanka, Faiszer Musthapha, yang juga menjabat Menteri Olahraga dan Urusan Pemerintahan Daerah.

Mahasiswa PhD yang ditetapkan sebagai tersangka pada Jumat pekan lalu ini juga merupakan cucu dari Jehan Kamer Cassim, mantan pimpinan salah satu bank terbesar di Sri Lanka, Bank of Ceylon.

Nizamdeen, yang bekerja sebagai analis sistem bisnis Universitas NSW, ditangkap di kampus Kensington universitas tersebut sehari sebelumnya.

Penangkapan dilakukan setelah rekannya menemukan buku catatan yang diduga berisi perincian rencana untuk membunuh mantan Perdana Menteri Malcolm Turnbull dan mantan Menlu Julie Bishop.

Daftar yang diduga akan menjadi sasaran serangan termasuk mantan ketua DPR Bronwyn Bishop, gedung Sydney Opera House, stasiun kereta api utama dan kantor polisi di Sydney.

Dalam konferensi pers Jumat lalu polisi mengatakan Nizamdeen tampaknya berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.

Sydney ‘sangat terbuka’

Saudara tersangka Mithra De Alwis hari ini memposting di akun Facebook dan menyebutnya sebagai “Muslim yang berpikiran terbuka”. Dia yakin saudaranya ini tidak bersalah.

“Dia sama sekali tak punya alasan untuk terlibat dalam kejahatan menjijikkan dan kebencian seperti itu terhadap sebuah kota, yang telah sangat terbuka baginya selama enam tahun terakhir,” katanya.

“Dia belum bisa berkomunikasi dengan kami di sini (Sri Lanka). Kami sangat terpukul dan terpengaruh oleh peristiwa ini,” tambahnya.

Pihak berwajib menyita komputer, ponsel dan dokumen dari apartemen Nizamdeen di wilayah Zetland pada Jumat lalu, sebelum melakukan penggeledahan lainnya di kampus.

Polisi menuduh Nizamdeen beroperasi sendiri, namun polisi tidak percaya tersangka mampu melakukan serangan teror. Tersangka tidak memiliki catatan kriminal di Australia.

Sarjana ekonomi ini adalah salah satu sosok yang tampil di Hero Program Universitas NSW.

Dia sebagai analis sistem bisnis sejak tahun 2016, dan membantu mengembangkan proyek yang bertujuan menghentikan pencurian identitas secara online.

Meskipun visa mahasiswanya akan berakhir pada akhir September ini, Kepolisian Federal Australia telah mengajukan permohonan visa untuk kepentingan persidangan agar dapat memprosesnya secara hukum di Australia.

Jika terbukti bersalah, Nizamdeen terancam dengan hukuman 15 tahun penjara.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di ABC Australia