ABC

Ternak Peliharaan Napi Ternyata Lebih Jinak

Sebuah penjara di ujung utara Queensland mendapatkan reputasi untuk sesuatu selain narapidananya: ternaknya yang sangat jinak.

Komunitas Peternakan di penjara berpengamanan rendah, Lotus Glen di dekat Mareeba, ujung utara Queensland setiap tahun menghasilkan keuntungan sekitar $ 100.000 atau lebih dari Rp1 miliar melalui penjualan ternak yang sangat banyak dicari.

Manajer peternakan di penjara ini, Les Elliott mengatakan bahwa program daging sapi di penjara ini telah berkembang selama beberapa dekade dan sekarang tengah mengelola sekitar 330 ekor sapi, yang merupakan hasil silangan antara sapi Brahman dan Droughtmaster di lahan seluas 800 hektar.

Pengelolaan ternak ini semata soal bagaimana melibatkan diri secara teratur dengan ternak-ternak tersebut dan semakin sering anda menangani mereka, ternak-ternak itu akan semakin jinak,” kata Les Elliott.

Ke-12 orang narapidana yang membentuk geng daging sapi di penjara ini berada di lapangan rumput bersama dengan ternak-ternak itu  setidaknya enam kali dalam sehari.

Ini merupakah program yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan komersial.

“Mereka memindahkan ternak-ternak sapi itu dengan berjalan kaki setiap hari antara padang rumput beririgasi dan kembali ke program pemberian makanan sampingan dimana kami memberikan ternak-ternak itu cairan molase dan juga pakan,” kata Elliott.

Les Elliott
Manager peternakan penjara Lotus Glen, Les Elliott mengatakan program ini juga menyediakan pelatihan lain bagi narapidana.

ABC News: Tom Orr

Ternak yang jinak sangat diminati

Temperamen tenang atau jinak pada ternak tidak akan luput dari pengamatan.

Di Groveeba Saleyards, ada banyak sekali peminat saat ternak hasil pemeliharaan dalam program di penjara ini dilelang.

Kate Knowles adalah agen penjualan peternakan penjara dan kebanjiran [pesan dari calon pembeli] saat tersiar kabar ternak dari penjara Lotus Glen akan ditawarkan.

“Jika orang tahu bahwa ternak dari penjara Lotus Glen akan masuk, kami mendapat telepon sudah dari satu minggu sebelumnya,” kata Kate Knowles. 

“Saya pribadi menyukai ternak-ternak tersebut, anda bisa berjalan melalui kandang ternak yang akan dilelang dan ternak-ternak itu akan berebut untuk menyembul di pagar besi itu, [bisa] memegang tali kekang mereka, mengelus dan menepuk mereka.”

Pada pelelangan baru-baru ini di Mareeba, 50 ekor ternak dari penjara Lotus Glen berhasil mencapai harga 318c / kg – harga tertinggi pada lelang hari iti.

Peternak, Atherton Tablelands, Niilo Gobius dengan senang hati membayar sekitar $ 17.000 atau sekitar Rp178 juta untuk satu kandang kecil ternak dari penjara tersebut.

Menurutnya sangat penting ternak itu tiba di padang rumput dalam kondisi tenang.

“Ini jelas ternak yang berkualitas dan mereka sangat tenang, [dan] saya menghabiskan banyak waktu untuk bekerja di pertanian sehingga sangat penting bagi saya untuk tidak harus berlari keliling mengejar ternak-ternak itu,” kata Gobius.

“Sikap jinak itu sangat berharga bagi saya.”

Lelang ternak di Mareeba Saleyards
Ternak hasil peliharaan narapidana di penjara Lotus Glen sangat populer di acara lelang dan meraih angka penjualan tertinggi.

ABC News: Tom Orr

Program yang mengubah hidup

Tujuan dari program peternakan sapi di penjara ini bukan hanya soal menghasilkan uang untuk institusi penjara tersebut.

“Fokus kami adalah tentang integrasi dan ini adalah kesempatan bagi mereka untuk memulai proses itu.”

Lebih dari empat dari lima orang tahanan di Lotus Glen adalah warga Aborijin.

Banyak napi tersebut berasal dari keluarga yang memiliki hubungan panjang dengan industri peternakan di utara, seperti tahanan yang sebut saja bernama “John”.

“Ketika saya tumbuh di stasiun peternakan, orang tua saya dan kru lainnya datang dari sebuah kamp yang terpusat. Hal pertama yang akan kami lakukan adalah kami akan sampai di lahan peternakan,” katanya.

“Saya suka bekerja dengan ternak. Anda tahulah … terutama berada di lahan pertanakan. Hal itu membuat saya merasa nyaman.”

Anggota lain dari geng daging sapi, napi bernama samaran “Peter”, mengaku dirinya akan segera dibebaskan dan berniat untuk mencari pekerjaan di sebuah peternakan di Cape York.

“Ini mengingatkan saya pada semak belukar, saya merasa bahagia,” katanya.

“Itu membuat saya merasa seperti berada di rumah lagi, kembali ke sana dari semak belukar tempat saya berasal.”

Simak artikel asli dari berita ini dalam Bahasa Inggris disini.