ABC

Terapi Berkuda Bantu Sembuhkan Trauma Korban Pelecehan Seksual

Sebuah organisasi di Bundaberg membantu korban pelecehan seksual mengatasi traumanya dengan berlatih berkuda.
Olahraga yang satu ini dipercaya dapat membantu korban pelecehan seksual belajar mempercayai orang lain.
 
Selain korban pelecehan seksual, program ini juga membantu warga yang memiliki gangguan kesehatan mental agar bisa keluar dari zona nyaman mereka dengan bantuan kuda.
 
"Terapi berkuda atau Equine dengan didampingi ini telah terbukti secara klinis memberi manfaat signifikan dalam mengatasi depresi, menurunkan kadar depresi, kecemasan dan juga mengurangi gejala trauma lainnya.
 
Terapi ini bisa dilakukan segala kalangan usia, kelamin dan juga budaya,” kata Helena Botros dari Phoenix House.
 
Helena telah menjadi konselor di Phoenix House di Bundaberg selama sekitar 12 tahun dan pernah bekerja dengan para korban pelecehan seksual, baik orang dewasa maupun  anak-anak.
 
Dia pertama kali mendapat ide untuk menggunakan kuda sebagai bentuk  terapi yang berbeda ketika dia membeli satu ekor kuda untuk putrinya.
 
"Ini bukan Cuma sekedar menunggang kuda dan juga sebatas menarik tali kekang untuk menghentikan kuda atau berjalan, tapi juga ada melibatkan banyak hal lainnya,” katanya.
 
"Apa yang saya temukan adalah ada banyak perkembangan kerpibadian yang terjadi,”katanya.
 
"Jadi saya kita akan sangat bagus sekali jika memantau atau bahkan melakukan riset untuk mengetahui apakah kepribadian seseorangn bisa berkembang ketika mereka berinteraksi dengan  kuda-kuda bagi klien kami,”
 
Itu merupakan pendapat Helena 10 tahun lalu. saat ini setelah pelatihan serupa diselenggarakan di Utah AS dan dua laporan riset yang dilakukan Helena, latihan berkuda menjadi bagian utama dari layanan yang diberikan oleh Phoenix House.
 
Disediakan kelas terapi berkuda berbeda bagi anak kecil, remaja dan dewasa. Menurut Helena program yang ditujukan bagi klien berusia anak-anak dan remaja lebih bersifat paket aksi-aksi berkuda.
 
"Paket ini lebih mengenai kemampuan belajar teknik berkuda soal keamanan, bagaimana membangun hubungan dengan kuda dan bagaimana menjadi asertif tanpa menjadi agresif. Jadi lebih banyak tentang bagaimana mampu membaca bahasa tubuh dan memberikan respon yang sesuai,”katanya.
 
Helena mengatakan korban trauma dapat meningkatkan bagaiman mereka merespon bahasa tubuh dan antrian sosial dengan kuda, karena kuda dapat menunjukkan bagaimana perasaan mereka.
 
"Mereka sangat bersih, ringkas dan konsisten dalam menujukan perasaannya,” katanya.
 
"Saya pikir itu jauh lebih mudah dilakukan korban trauma melalui media kuda, orang merasa lebih aman karena mereka tidak merasa dihakimi dan mereka juga tidak merasa terkunci di kamar konseling kami.
 
"Anak-anak, remaja dan orang dewasa sama saja mereka cenderung lebih siap untuk melangkah keluar dari zona kenyamanan mereka dan terbuka untuk belajar tentang diri mereka sendiri."