ABC

Tentara Indonesia diduga terlibat dalam tragedi penyelundupan manusia

Militer Indonesia kemungkinan terimplikasi usaha penyelundupan manusia yang diduga menewaskan 30 korban di bawah umur. 

Kapal para pencari suaka dalam tragedi ini hancur berkeping-keping minggu lalu di lepas pantai pulau Jawa. Beberapa yang selamat berkata pada ABC bahwa mereka diantarkan tentara Indonesia  ke pantai tempat kapal naas itu telah menunggu. 

 

“Kami diangkut tentara, mereka yang mengemudikan mobil,” aku salah satu korban yang selamat.

Sekitar 50 orang diduga tewas atau hilang, dan kebanyakan dari mereka anak-anak. Sementara saat ini yang resmi tercatat tewas sudah 31 orang. 

Operasi penyelamatan ditunda hingga Senin (30/9) pagi. 

Dua nama penyelundup utama telah muncul: Abu Saleh dan Abu Ali. 

Menurut para penumpang , kapal naas itu mulai bermasalah dan bocor pada hari Kamis, hingga mereka terpaksa berputar balik ke Indonesia. Lama kelamaan, mesin yang memompa air keluar dari kapal kehabisan bahan bakar. Kapal tersebut kemudian terhempas arus kencang dan terbalik hanya 50 meter dari pantai. 

Mereka yang selamat berkata bahwa mereka mencoba menelepon pihak-pihak berwenang Australia pada hari Kamis saat mesin perahu mengalami kerusakan. 

"Saya menelepon Pemerintah Australia sekitar 12 kali. Saya katakan, kita bersama 35 anak-anak," ujar salah satu dari mereka. 

"Kami tidak mau ke Australia, tolong angkat saja kami dari lautan. Kami tidak mau mati. Ini salah kami, bukan salah anak-anak kami."

Kemudian, menurutnya, mereka dijanjikan bantuan, namun selang 24 jam tidak ada yang datang. 

"Kapal itu terbalik dan kita mulai berenang, dan mereka yang bisa berenang selamat," katanya. 

Menteri Imigrasi Scott Morrison telah mengeluarkan dua pernyataan yang membantah klaim bahwa pihak berwenang Australia baru merespon setelah lebih dari 24 jam. 

Menurutnya, pihak berwenang menerima panggilan pertama pada hari Jum'at, kemudian mengkoordinasi operasi penyelamatan pertama. Tony Burke dari pihak oposisi, Partai Buruh, berkata bahwa Morrison seharusnya menghadapi media.