ABC

Tempat Kerja di Australia Berupaya Hilangkan Diskriminasi Seks

Beberapa pria tidak menyadari pernah melakukan sesksisme, atau diskriminasi seks. Tapi hal ini masih umum terjadi dan seringkali menjadi faktor yang meresahkan di tempat kerja, menurut sebuah laporan.

Sebagai upaya untuk mencegah seksisme dalam kehidupan sehari-hari, beberapa tempat kerja besar di Australia telah berjanji untuk mengambil langkah-langkah, yang dapat membantu pria untuk tahu kapan sikap atau komentar mereka bisa menyebabkan diskriminasi.

Sebuah studi yang digagas Male Champions of Change mewawancarai 6.000 karyawan dan mengutip contoh seksisme seperti stereotip soal peranan, penghinaan yang terseleubung dalam gurauan, memandang perempuan rendah, dan memerhatikan penampilan fisik.

Direktur Eksekutif Incitec Pivot, James Fazzino mengaku bahwa perusahaan pupuk dan bahan peledak dapat disebut sebagai perusahaan yang “blokey”, atau sangat maskulin. Namun ia telah ada perubahan dramatis dalam kepemimpinan soal mengatasi seksisme.

“Banyak hal yang sudah tidak jamannya lagi. Ini yang membuat perempuan tak lagi bergabung dengan industri kita. Dan tentu saja saat ada wawancara setelah seseorang keluar dari pekerjaan, kita temukan hal ini menjadi alasan mengapa mereka keluar,” kata James kepada program radio AM dari ABC.

“Pria sekarang melihatnya sebagai masalah saat mereka sadar. Dan yang bisa kita lakukan adalah melipatgandakan jumlah perempuan dalam kepemimpinan.”

“Kawasan peledak terbesar milik kita kini dijalankan oleh seorang perempuan, insinyur strategis kami dikelola oleh seorang perempuan, dan pusat distribusi terbesar kami dikelola oleh seorang perempuan.”

James mengatakan Incitec Pivot juga telah bekerja untuk mengubah asumsi bahwa berkarir tidak bisa dilakukan dengan memiliki anak.

“Kami menemukan bahwa asumsi soal peran yang sesuai untuk perempuan dan pria di organisasi kami, mempengaruhi keputusan sehari-hari mengenai kemajuan dan promosi [berkarir], dan diperkuat oleh sistem mengelola bakat-bakat yang ada,” katanya.

“Misalnya, ketika kami bertanya soal kemampuan pekerja perempuan untuk berpindah-pindah, pertanyaan yang sama persis diajukan kepada pekerja pria, kami temukan sebenarnya perempuan dapat mengambil peran tersebut, karena itu yang dilakukan perempuan dalam keluarga modern.”

Laporan tersebut juga meneliti dampak seksisme terhadap karyawan, kemajuan karir, dan produktivitas yang mengarah pada “dinamika tempat kerja yang” rumit dan berbahaya “.

Tak ingin mengatakan hal yang bisa menyakitkan

Komisioner Diskriminasi Seks, Kate Jenkins mengatakan seksisme dalam kehidupan sehari-hari tetap terlihat dalam interaksi di tempat kerja, sistem, kebijakan, dan keputusan dalam berkarir dan organisasi secara keseluruhan.

Komisioner Diskriminasi Seks, Kate Jenkins
Komisioner Diskriminasi Seks, Kate Jenkins

ABC News: Alison Branley

“Biasanya orang tidak membahasnya, karena bisa dianggap hal yang remeh, dan sedikit orang yang ingin mengatakan hal yang bisa menyakitkan,” ujar Kate.

“Tapi di kantor saya, secara konsisten kami membahasnya. Mereka sangat ketinggalan zaman, sangat berbahaya.”

Namun, Kate mengatakan ada kasus ketika pria, bukan perempuan, yang mengalami seksisme karena stereotip mereka.

“Mengherankan betapa banyak pria mengatakan ingin meluangkan waktu dengan anaknya yang baru lahir, tapi tempat kerja dan atasan malah mempertanyakan soal komitmen mereka terhadap karir,” kata Kate.

“Itu tidak harus menjadi pilihan di antara karir dan keluarga. Kita tahu bahwa karir dan keluarga bisa hidup berdampingan dengan cukup menyenangkan.”

Di Australia ebih dari 100 pemimpin perusahaan dan organisasi telah berkomitmen untuk menghilangkan seksisme, termasuk kepolisian Victoria, NAB, Incitec Pivot, AFL, Medibank Private, La Trobe University, Qantas dan AGL.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.