Teknologi Reproduksi ‘Bayi Dengan 3 Orang Tua’ Cegah Penyakit Warisan
Ada desakan agar terobosan dalam teknologi reproduksi -yang mencegah orang tua untuk mewariskan penyakit genetik yang melemahkan dan berpotensi fatal kepada anak-anak mereka -dijadikan legal di Australia.
Inggris adalah negara pertama di dunia yang menyetujui teknik ini, yang memungkinkan terciptanya -apa yang disebut sebagai -“bayi tiga orang tua”, di mana anak tersebut memiliki DNA dari orang tua biologis dan donor.
Metode kontroversial ini adalah subjek debat etis di seluruh dunia namun memberi harapan bagi pasangan seperti Shelley dan James Beverley.
Pasangan, yang tinggal di selatan Hobart dan telah menikah selama tujuh tahun, ini sangat ingin memulai sebuah keluarga.
Tapi dalam dua tahun terakhir, penyakit mitokondria telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa dan memaksa mereka untuk memikirkan kembali rencana mereka.
“Ini adalah sesuatu yang terjadi entah dari mana dan telah menghancurkan setengah keluarga kami,” ungkap Shelley Beverley, 32 tahun.
Keduanya tak tahu bahwa mereka menderita penyakit mitokondria.
Setelah kematian ibu dan saudara laki-lakinya, Shelley menjalani tes dan mengetahui bahwa ia juga menderita penyakit ini.
Ini kemudian membantu menjelaskan beberapa masalah medisnya.
Ia menderita gangguan pendengaran yang parah, kelemahan otot, diabetes tipe 2 dan mengalami masalah jantung.
“Kami pikir kami bisa memiliki anak secara alami,” katanya.
“Bukan hanya emosi yang anda hadapi, dengan memiliki gejala itu sendiri, tapi juga bagaimana anda bisa menyampaikannya kepada anak-anak anda, dan itu adalah pemikiran yang sangat menakutkan.”
Bayi 3 orang tua
Penyakit mitokondria adalah kondisi langka yang merampas sel tubuh energi, menyebabkan disfungsi beberapa organ.
“Dalam kondisi yang paling ringan, kita mungkin memiliki kelemahan otot, tapi sangat sering diabetes, gangguan pendengaran, kehilangan penglihatan, penyakit jantung,” jelas Profesor David Thorburn dari Institut Penelitian Anak Murdoch.
Sekitar 1 dari 200 orang akan mengalami kerusakan genetik mitokondria dan 1 dari 5.000 orang akan mengembangkan kondisi yang mengancam nyawa dari penyakit ini.
Seringkali, kondisi ini tak terdiagnosa atau salah didiagnosa karena gejala yang bervariasi dan begitu banyak.
Tapi sekarang, terobosan dalam teknologi reproduksi memberikan jawaban untuk pasangan seperti Shelley dan James.
Ini adalah prosedur yang disebut Donasi Mitokondria.
Secara sederhana, DNA mitokondria yang rusak dari ibu diganti dengan mitokondria sehat dari seorang donor perempuan selama proses IVF (bayi tabung).
Bayi yang dihasilkan memiliki DNA dari tiga orang, sebagian besar berasal dari orang tuanya, dan sebagian kecil dari sang donor.
Karena itulah, istilahnya menjadi “bayi dengan tiga orang tua”.
”Anak tersebut akan mewarisi 99,9 persen DNA dari ibu kandung dan ayah kandungnya,” kata Sean Murray dari Yayasan Penyakit Mitokondria Australia.
Bagi Beverley, teknik ini memberikan secercah harapan.
“Saya tidak melihat proses ini sebagai kloning, saya tidak melihatnya sebagai proses produksi bayi … berperan sebagai Tuhan,” katanya.
“Jika kami bisa mempertimbangkan untuk memiliki anak yang sehat, kami tahu bahwa kami memberi kesempatan terbaik untuk hal itu, hanya itu yang kami inginkan.”
Tapi untuk saat ini, teknik ini tidak tersedia untuk keluarga di Australia.
Inggris jadi rujukan
Sebuah klinik di Newcastle, timur laut Inggris, adalah satu-satunya fasilitas di dunia yang memiliki lisensi untuk melakukan Donasi Mitokondria.
Ahli Neurologi Profesor Sir Douglass Turnbull memimpin Pusat Wellcome Trust untuk Penelitian Mitokondria di Universitas Newcastle.
“Ini adalah proses yang sangat rumit,” katanya.
“Memiliki kesempatan untuk memberikan pilihan reproduksi nyata bagi keluarga-keluarga ini, saya pikir sangat penting.”
“Pasien jelas sangat senang, senang memiliki pilihan.”
Sekarang ada dorongan agar Donasi Mitokondria disetujui untuk dipraktekkan di Australia.
“Saya pikir patokannya telah ditetapkan di Inggris,” kata Murray.
“Teknik ini telah banyak diteliti di Inggris. Kita perlu mengingat bahwa teknik ini diciptakan murni untuk mencegah penularan penyakit.”
Masalah etika dan hukum
Kritik terhadap proses tersebut berpendapat bahwa itu adalah bentuk modifikasi genetik dan begitu terbuka untuk disalahgunakan.
Profesor Bioetika dari Universitas Sydney, Dr Ainsley Newson, mengharapkan agar dua kelompok mengemukakan kekhawatiran mereka saat debat publik dimulai di Australia.
“Satu kelompok adalah ilmuwan yang peduli dengan implikasi keselamatan, hal-hal yang tak bisa kami ukur di laboratorium seperti implikasi evolusioner jangka panjang menggunakan teknologi ini,” jelasnya.
“Dan kelompok lainnya adalah orang-orang yang berkepentingan dengan alasan agama atau khawatir dengan status embrio dan sel telur serta percaya bahwa kita seharusnya tidak menggunakan teknologi apapun yang memanipulasi atau mengganggu sel telur dan embrio manusia.”
Lalu ada tantangan hukum.
“Di Australia, ada dua undang-undang, satu tentang larangan kloning manusia dan satunya tentang sekitar manipulasi embrio manusia, yang mencegah injeksi DNA dari orang ketiga ke dalam embrio apapun,” kata Profesor Thorburn.
“Jadi di Australia, undang-undang itu harus diubah di tingkat federal dan kemudian di tingkat negara bagian.”
Shelley menyaksikan program di Newcastle dengan penuh minat.
“Saya pernah berhubungan dengan klinik yang telah didirikan di Inggris untuk menentukan apakah kami memenuhi syarat untuk memproses Donasi Mitokondria,” katanya.
“Saya sedang menunggu jawaban.”
Bayi pertama dari program di Newcastle diharapkan akan lahir tahun depan.
“Kami akan menetapkan prosedur untuk pasien lokal kami terlebih dahulu, sebelum kami memperpanjang ini ke pasien luar negeri,” kata Profesor Turnbull.