ABC

Tekad Perempuan Australia Berjalan Kaki Sejauh Panjang Bumi

Di sebuah pantai terpencil di pesisir Chili, Lucy Barnard memandangi siluet anak-anak sedang bermain frisbee dengan latar belakang temaram langit yang menguning.

“Saya baru saja sampai di Samudra Pasifik dan saya belum melihat lautan selama mungkin sembilan bulan,” tutur perempuan Australia berusia 35 tahun itu.

“Senang sekali, saya merasa dekat dengan rumah.”

Lucy meninggalkan tanah airnya hampir setahun yang lalu untuk memulai perjalanan seumur hidup, dalam arti yang sesungguhnya.

Langkah demi langkah, dia berharap bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan seorang perempuan sebelumnya.

“Saya membaca sebuah buku tentang orang pertama yang berjalan dengan jarak sepanjang luas dunia ini dan saya bertanya-tanya apakah seorang wanita pernah melakukannya,” katanya.

Dari selatan Argentina sampai utara Alaska

Mantan Manajer komunikasi ini sudah melakukan perjalanan sejauh 3.000 kilometer dari petualangan solonya mulai dari ujung selatan Argentina hingga ke tepi utara Alaska.

Antara titik awal di Ushuaia, di kepulauan Tierra del Fuego, ke kota Barrow, di Lingkaran Arktik, dia berencana melakukan perjalanan melintasi 15 negara dan dua benua.

“Perjalanan ini targetnya sepanjang 30.000 kilometer tapi dengan semua perjalanan bolak balik dan tersesat,  serta upaya untuk membuat jalan pintas tapi justru malah berakhir lebih jauh dan lama saya benar-benar tidak tahu sudah berapa jauh perjalanan yang saya lakukan,” ungkap Lucy  Barnard.

Hanya ada satu aturan: dia tidak bisa menggunakan kendaraan bermotor.

Sebagian besar perjalanannya dilakukan dengan berjalan kaki, namun beberapa penyeberangan melewati air yang ada disepanjang rute yang ditempuhnya dilakukan dengan berkayak.

Lucy Barnard sedang ber-kayak
Perempuan berusia 35 tahun ini ingin menjadi perempuan pertama yang berjalan dan berkayak dengan jarak terpanjang di dunia.

Supplied: Lucy Barnard

Selama 48 minggu terakhir, dia menyeret ranselnya dengan berat hampir 30 kilogram melalui salju setinggi pinggang, melewati pegunungan yang membekukan, sepanjang hamparan padang pasir, dan melintasi pesisir dan pantai liar.

“Tapi kemudian di perjalanan lainnya, itu telah menjadi suatu perjalanan yang paling indah dan sempurna, karena saya bertemu dengan orang-orang yang paling menakjubkan.

“Dan saya bisa duduk, seperti di tempat saya duduk sekarang, dimana matahari terbenam di atas lautan dan hanya ada palet warna paling luar biasa di depan saya.”

Lucy Barnard di Glacier Patagonia
Lucy sering berada sendirian melakukan perjalanan selama 10 hari pada satu waktu.

Facebook: Lucy Barnard

Tidak ada kontak dengan manusia hingga 10 hari sekaligus

Berjalan dari suatu kota ke kota lain melintasi padang belantara dan jalan setapak di Amerika Selatan bisa menjadi pengalaman yang sangat sepi, tanpa kontak manusia hingga 10 hari dalam satu waktu.

“Saya harus berhenti dan menenangkan diri saat melihat sekelompok warga berjumlah tujuh orang berdiri bersama-sama, karena saya sangat butuh berbicara dengan seseorang dan memiliki kontak dengan manusia,” kata Barnard.

“Saya tahu jika saya tidak tenang, mereka akan menganggap saya gila.”

Di lain waktu, dia menikmati keramahan yang menghangatkan jiwa dari penduduk setempat, yang menawarkan angkutan, akomodasi, dan makanan tradisionalnya seperti churros (kue adonan goreng).

“Beberapa hari yang lalu, kami mengalami gelombang udara panas dan ada yang melihat saya sedang berjalan di sepanjang jalan, jadi mereka pergi ke kota – mungkin sejauh 25 kilometer – dan mereka membeli sebuah balok es untuk saya dan membawanya kembali,” kenangnya.

Nasehat dokter

Salah satu lokasi berkemah Lucy Barnard
Lucy meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan untuk menjalani mimpinya berkeliling dunia.

Facebook: Lucy Barnard

Lucy Barnard, yang lahir di Brisbane, Queensland dan menghabiskan beberapa tahun bekerja di Darwin, melakukan petualangan epiknya setelah pengalaman menjelang kematian dua tahun yang lalu, saat motornya ditabrak oleh sebuah mobil di ujung utara Australia.

Saat dia mengatasi peradangan di tulang belakang dan cedera kepala yang parah, dokternya menyarankan pemulihannya akan meningkat jika dia menempatkan dirinya di lingkungan belajar yang memerlukan dia banyak melakukan pengambilan keputusan.

Berjalan sepanjang luas dunia ini mungkin bukan apa yang dipikirkan dokter, tapi tentu saja memenuhi kriteria pengalaman yang menantang.

“Ketika saya tiba di kota saya harus memperbaiki hal-hal yang rusak, membeli makanan, menulis blog, menjadwalkan foto, menghubungi keluarga saya, dan kemudian merespons orang yang ingin menyapanya.”

Sepatu boot kelimanya

Lucy Barnard berusaha untuku berjalan kaki antara 25 dan 35 kilometer per hari. Itu sekitar 40.000 langkah kaki antara sarapan dan makan malam.

“Saya sangat jengkel pada pasangan jalan saya yang kelima [sepasang sepatu boot] yang telah rusak,” katanya.

Lucy Barnard duduk di tepi tebing
Sebuah beacon yang tersambung ke satelit merupakan satu-satunya hubungan dengan dunia luar.

Supplied: Lucy Barnard

Demi alasan keamanan, dia bepergian dengan sebuah suar satelit yang bisa langsung mengirim dan menerima pesan teks ke dan dari keluarganya, ahli meteorologi, dan penasihat keamanannya.

Dia tahu misinya untuk memecahkan rekor dunia berjalan kaki dengan jarak panjang bumi bisa memakan waktu setengah dekade atau lebih, tapi untuk saat ini, dia mengambil melakukannya secara bertahap.

“Saya selalu berkata kepada semua orang, ‘Saya tidak tahu sejauh mana saya akan mampu melakukan misi berjalan kaki ini, karena jika saya tidak menikmati diri saya pada satu saat, dan ini sudah lama, maka saya pasti akan berhenti’.

“Tapi untuk saat ini, saya bisa melihat diri saya  pergi melakukan perjalanan ini  untuk beberapa waktu lagi.”

Lucy Barnard di kemahnya
Lucy tidak tahu jika dia akan berhasil menyelesaikan target perjalanannya, tapi dia mengupayakan yang terbaik.

Facebook: Lucy Barnard

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.