ABC

Tasmania Punya UU Khusus Jerat Pelaku Vandalisme Monumen Perang

Kepolisian Australia tengah menyelidiki serangan vandalisme kedua terhadap minumen Perang Ulverstone di Kota Tasmania yang terjadi selama 6 bulan terakhir.

Bagian dari senapan dan bayonet dari patung prajurit di monumen perang tersebut patah. Polisi yang menyelidiki kasus ini berharap aksi para pengacau itu tertangkap kamera pengawas.

Monumen perang tersebut menjadi salah satu landmark utama di pusat kota di Barat Laut Tasmania selama 60 tahun.
 
Sekretaris pengelola Monumen Ulverstone, Bill Kaine, mengatakan banyak penduduk setempat sangat mendukung agar pelaku kasus vandalisme ini ditangkap.

"Di jalan-jalan kami mendapati banyak orang yang menyumpah serapah para pelaku, mereka benar-benar marah hal seperti itu bisa terjadi,” katanya.

Awal tahun ini pelaku vandlisme merusak patung prajurit Australia di Perth dan dua tahun yang lalu Monumen Perang Hobart yang menjadi sasaran.

UU Vandalisme perlu diperkeras

Semantara itu diwaktu yang sama, pemerintah negara bagian Tasmania telah memperkenalkan UU yang mengatur secara khusus kejahatan terhadap monument perang. UU ini memuat ketentuan ancaman sanksi hukuman berupa menanggung biaya perbaikan atau restorasi dari monument perang yang dirusak.

Sekretaris Menteri Utama, Guy Barnett, mengatakan UU ini dijadwalkan akan dibahas di parlemen negara bagian bulan depan.

“Vandalisme adalah kejahatan, tindakan merusak dan menodai monumen peringatan  perang juga kejahatan dan itu adalah masalah serius. UU ini diharapkan dapat memberikan pesan kepada masyarakat bahwa peristiwa seperti itu benar-benar tidak bisa diterima,” katanya.

Barnett mengatakan rancangan UU ini juga memerintahkan para pelaku untuk mendapatkan pendidikan mengenai peran dari monument-monumen.

"UU ini hendak memastikan kalau para pelaku vandalisme di kawasan monument peringatan perang paham mengenai kerusakan yang telah mereka buat,  karena itu akan ada konsekwensi sanksi keuangan untuk mengganti biaya perbaikan dan para pelaku vandalisme maupun penyerang akan dilibatkan untuk mengerjakan perbaikan itu bersama dengan pihak pengelola monumen ( RSL)."

Bill Kaine mengatakan pengelola monument (RSL) menghendaki agar hukuman ini diperberat, dengan menyebutkan nama dan mempermalukan keluarga dari pelaku vandalisme tersebut.

"Jika orang tua tidak dapat mengendalikan tindakan dan perilaku anak-anak mereka, maka mungkin perlu mengenakan sesuatu yang bisa mempermalukan dan mengingatkan mereka tentang tindakan tidak terpuji tersebut,” katanya.

"Jadi kita mau nama mereka diumumkan dan dipermalukan, sebagai konsekwensinya,” katanya.

Diperkirakan biaya yang dbutuhkan untuk memperbaiki patung Ulverstone Cenotaph  di Monumen Perang Ulverstone mencapai $2,000.