ABC

Tantangan Dokter dan Perawat Asing yang Berpraktek di Australia

Sebagai bagian dari Pekan Fokus Pada Kesehatan (Focus On Health) di Australia, Kami menemui sejumlah dokter dan perawat dari berbagai latar belakang negara yang bersedia berbagi pengalaman mereka mengenai tantangan dan pencapaian dalam menyediakan layanan perawatan kesehatan di seluruh Australia.

Australia memiliki ketergantungan yang kuat pada petugas kesehatan professional terlatih dari luar negeri  dan aktif merekrut dokter dan perawat dari seluruh dunia, utamanya untuk ditempatkan di kawaran regional dan pedalaman  selama beberapa dekade lalu.
 
Menurut data terakhir dari Biro Statistik Australia, lebih dari setengah dokter umum di Australia (56%), dan lebih dari setengah dokter spesialis (47%) serta sepertiga (33%) perawat di Australia lahir di luar negeri.
 
Mari temui beberapa dari mereka yang datang dari jauh untuk berpraktek di Australia:
 

Perawat  Mu Ti Paw

Mu Ti Paw di tempatnya bekerja  (Supplied)
Mu Ti Paw di tempatnya bekerja (Supplied)

Mu Ti Paw selalu berkeinginan menjadi perawat. Dia aslinya berasal dari Myanmar (Burma), dimana dia mengecap pendidikan menengah.
 
“Seperti pelajar lainnya di Myanmar, sekolah saya terhenti karena situasi politik yang menyebabkan semua sekolah dan perguruan tinggi di negara saya akhirnya ditutup,” tuturnya.
 
“Setelah saya menyelesaikan pendidikan menengah saya terpaksa mengungsi ke Thailand bersama dengan beberapa anggota keluarga Saya karena kegiatan politik yang dilakukan ayah Saya. Dia terpilih dalam Pemilu 1990 tapi ketika rezim militer kembali dan mereka bertindak opresif Kami terpaksa harus meninggalkan negara Kami. Setelah dua tahun di Thailand, akhirnya Kami berhasil mendapatkan visa kemanusiaan,” 
 
Di Australia, Mu Ti belajar Bahasa Inggris untuk menyelesaikan Sertifikat Pendidikan Victoria (VCE) dan kemudian menjadi perawat terdaftar.
 
Dia mengaku melihat kesehatan pasien membaik merupakan hal yang paling menyenangkan mengenai pekerjaannya.
 
"Senang bisa menjadi seseorang yang berguna sementara pasien dan keluarganya membutuhkan bantuan,” katanya.
 
Sangat menyenangkan sekali ketika kami mendengar keluarga mengucapkan terima kasih kepada kami dan bagaimana kami bisa membuat perbedaan pada kehidupan pasien dan keluarganya.
 
Mu Ti mengatakan operasional rumah sakit di Myanmar sangat berbeda dengan di Australia.
 
“Di Australia pasien dan perawat berada pada tingkat yang sama, sementara di Myanmar, perawat bisa membentak pasien dan keluarganya,” katanya. “Pasien di Myanmar juga harus datang ke rumah sakit dengan membawa perlengkapan sendiri seperti selimut, air botol dan makanan. Begitu tiba di rumah sakit, perawat akan memberitahu obat apa yang perlu dibeli dan mereka harus keluar lagi untuk mencari obat. Jam kunjungan di rumah sakit di Myanmar juga sangat membuat stress dan mahal.”
 
Bekerja sebagai perawat di Australia juga memiliki tantangan – Mu Ti mengatakan Bahasa Inggris baginya adalah bahasa ketiga dan dengan demikian menulis catatan pasien cukup menyulitkannya. Tapi disisi lain, dia menjadi lebih peka pada kebutuhan pasien dengan latar belakang bukan penutur Bahasa Inggris.
 
“Ketika kami memiliki pasien yang hanya bisa berbahasa Burma, saya bisa menjadi penterjemah tidak resmi bagi pasien dan perawat yang merawat mereka,’katanya.
 

Dokter Parisa Pour Ali

Parisa Pour Ali tengah memeriksa pasien (supplied)
Parisa Pour Ali tengah memeriksa pasien (supplied)

Sejak Dr Parisa Pour Ali masih kanak-kanak di Iran dia sudah bercita-cita menjadi dokter.
 
Setelah lebih dari 7 tahun belajar di sekolah kedokteran dan bekerja  di negaranya dia berimigrasi ke Australia bersama  suaminya. Selama dua tahun terakhir Dia menghabiskan waktu bekerja sebagai dokter umum di Pesisir New South Wales.
 
Perpindahannya ke Australia terbukti sangat menantang secara logistik, selain itu Dr Ali masih harus mematuhi aturan untuk melengkapi pendaftarannya di Australia.
 
“Dokter pendatang, dokter dari luar negeri yang datang kesini, mereka langsung diterjunkan begitu saja  dan tidak mendapatkan dukungan dan itu membuat kami terkadang menghadapi kesulitan,” katanya.

Dr Parisa Pour Ali diluar klinik tempatnya berpraktek di Merimbula NSW (supplied)
Dr Parisa Pour Ali diluar klinik tempatnya berpraktek di Merimbula NSW (supplied)

"Mendapatkan pekerjaan di Australia tidak mudah .. Saya harus mendaftar pekerjaan ini dan perlu waktu satu tahun baru mendapatkan jawaban. "

"Pertama mereka menolak saya dan mengatakan lebih menyukai dokter dengan latar belakang Australia. Saya bahkan harus mendatangi satu persatu klinik kesehatan dan mengatakan ‘Saya dokter dan saya tertarik bekerja di klinik Anda.”

Dia mengaku klinik yang mempekerjakannya khawatir mempekerjakan dokter terlatih dari luar negeri – tapi mereka berhasil diyakinkan dengan kepuasan pasiennya.
 
“Di Iran Anda harus berbicara dalam Bahasa Farsi, ini menjadi tantangan yang besar ketika Saya pindah ke Australia. Tapi tahap demi tahap,  komunikasi saya menjadi lebih baik, Saya belajar dari banyak teman dan pasien, tentu saja,"
 
"Tapi terkadang hal ini menjadi sangat menantang. Terutama ketika orang yang berusia lanjut menggunakan ungkapan
yang khusus sementara anak-anak muda berbicara dengan bahasa gaul,”
 
“Saya harus mengerti bahasa mereka,” katanya. “Saya tidak boleh ketinggalan satu kata pun karena saya bisa jadi yang mereka katakan adalh gejala khas dari penyakit atau gangguan kesehatan yang mereka alami,” katanya.
 
Dr Ali mengaku dia juga menjadi terbiasa dengan beberapa perbedaan.
 
“Satu hal yang saya tidak suka disini adalah pengelolaan waktu, Anda dibatasi melayani pasien hanya dalam waktu 10 menit dan itu sangat mengganggu saya karena sebagian pasien, terutama di kawasan ini terutama yang sudah tua, pada satu pasien saja bisa ditemukan komplikasi penyakit atau gangguan kesehatan
yang beragam.”
 
Lalu ada juga beberapa tantangan khas di Australia. “Gigitan adalah kasus yang umum terjadi di Australia,:
 
Pertama kali saya melihat pasien yang digigit kutu, saya tidak tahu sama sekali ‘penyakit apa ini?’ ya terkadang ada beberapa kasus gigitan yang sangat menantang di sini, tapi saya suka tantangan sebagai dokter umum,”
 
Pada akhirnya, Dr Ali mengatakan dia tidak menyesali karirnya atau keputusannya pindah ke Australia.
 
 “Terkadang saya berpikir, seandainya saya bisa memutar waktu saya pasti akan memilih berkarir di sini karena saya sangat menyukainya,”
 
 “Ini merupakan proses yang sulit buat saya, tapi saya yakin jika kita tekun pasti kita akan mendapatkannya.
 
Dokter Indumati Prasad 

Dr Indumati Prasad di kantornya (supplied)
Dr Indumati Prasad di kantornya (supplied)

Dr Indumati Prasad bermigrasi dari Fiji pada tahun 1985 dan sekarang bekerja sebagai dokter umum di Melbourne. Dia mengatakan meskipun bercita-cita  menjadi dokter, dia tidak tahu bagamana cara mencapai cita-citanya tersebut.

"Pada masa saya dulu, anak perempuan tidak mendapatkan pendidikan sama sekali,”  katanya. “Tapi sikap ayah yang berpandangan majulah yang membuat saya akhirnya dapat menyengam pendidikan.”
 
“Saya kira ada seorang dokter perempuan yang bertugas di Rumah Sakit Ba Mission, ketika Saya masih kecil dan saya menjadikannya sebagai panutan,” ungkapnya.
 
“Saya tidak pernah percaya akan bisa melakukannya sampai saya mengetahui ada 5 orang anak perempuan yang dibawa ke Sekolah Kedokteran di Suva. Saya mendaftar dan diwawancarai lalu diterima.
 
“Saya menjadi satu-satunya anak perempuan yang diterima di sekolah tersebut pada tahun itu, dan saya mulai pada tahun 1953,”:
 
Lulus pada tahun 1957, Dr Prasad memulai karirnya di Fiji, setelah berhasil menyelesaikan sekolah sarjana kedokterannya di Inggris dan India serta melakukan pekerjaan sosial – semua dilakukan sambil menjalani tugasnya untuk mengurus rumah dan keluarga,”
 
Dia pindah ke Australia pada tahun 1985 dan dia mengatakan sejak saat itu Ia banyak menyaksikan perubahah, meskibeberapa hal masih tetap sama. “Pasien di seluruh dunia itu sama saja,’ katanya.
 
"Pasien adalah pasien. Pelayanan yang kita berikan kepada mereka juga sama dengan yang kita berikan di negara asal. Kita melakukan hal yang sama disini.
 
“Sebenarnya di negara asal, kita melakukan lebih banyak tugas. Disini ada banyak hal yang  bisa diteliti oleh dokter spesialis… Ada begitu banyak arahan dan spesialis yang tidak kami miliki di Fiji. Fasilitas disini jauh lebih baik .
 
"Tapi bekerja di negara asal juga bermanfaat karena kita bekerja ditengah kekurangan dan harus menggantungkan diri pada pengalaman dan pemeriksaan klinis."
 
Dr Prasad mengatakan dia mendapati pengalaman pribadinya sangat membantu dalam berinteraksi dengan banyak pasien pendatang yang dilayaninya.
 
"Kita jadi lebih baik dalam memahami situasi pendatang,” katanya.
 
"Kami telah meninggalkan tanah kelahiran kami. Dan kami rindu. Dan kemudian menetap juga tidak mudah. Satu hal yang membuat kita bisa lebih baik dalam memahami pengalaman dan  hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan seseorang hingga ke level  yang tinggi,”
 
 “Memahami latar belakang seseorang itu sangat penting untuk bisa memahami kebutuhan kesehatan dan kondisi mereka,”
 
Our Focus, Health: Australian Broadcasting Corporation akan menyoroti masalah-masalah kesehatan di Australia melalui liputan khusus selama satu pekan yang akan disiarkan melalui TV, Radio, News dan Internet/Digital. Untuk informasi selengkapnya kunjungi alamat :  http://www.abc.net.au/health/
 
Ikuti kisah-kisah menarik lainnya seperti ini dengan me-'like' Australia Plus on Facebook.