ABC

TamanLavender Tasmania Jadi Latar Foto Pernikahan

Sejumlah turis asal China melakukan sesi pemotretan untuk foto pernikahan mereka, dengan berdiri di antara bunga lavender ungu yang bemekaran di Tasmania timur laut. Terkadang sesi foto ini dilakukan setelah hampir dua tahun mereka menikah.

Sepertinya taman bunga dari lavender yang sedang bermekaran menjadi tujuan populer bagi pengunjung Asia, seperti James Ma dan istrinya Vicky Cheung yang menikah satu tahun yang lalu.

Pasangan ini mengunjungi Tasmania dengan pasangan lain yang juga baru menikah untuk sesi foto pernikahan mereka, “karena perkebunan lavender sangat indah dan istri saya suka ungu”.

Robert Ravens dari Bridstowe Lavender Estate mengatakan bukan sebuah kebetulan jika para pasangan memilih Tasmania, khususnya kebun lavender untuk foto-foto pernikahan mereka.

“Kami jelas menargetkan Asia dan sudah tujuh atau delapan tahun kami berfokus ke Hong Kong, Singapura, dan China dan kami berhasil melakukannya,” kata Robert.

Robert berharap perkebunan lavender bisa dianggap sebagai tempat yang bagus untuk lokasi pernikahan, sama seperti kawasan seperti Uluru dan Great Ocean Road.

“Foto-foto dapat dilakukan sebelum pernikahan berlangsung di China, atau setelah pernikahan berlangsung, atau mereka bisa datang dan menikah disini,” kata Robert.

Pasangan yang baru menikah lainnya yang terlihat datang ke kebun bunga lavender ini adalah Chris Eg dan Gloria Cha.

“Kami berempat bersahabat, sehingga kita memutuskan pergi kesini untuk difoto,” kata Gloria.

Meski mekarnya bunga lavender di Tasmania terlambat dua minggu, tidak menghentikan turis asing berdatangan
Meski mekarnya bunga lavender di Tasmania terlambat dua minggu, tidak menghentikan turis asing berdatangan.

Foto: ABC Northern Tasmania, Fred Hooper

“Jadi, hari ini saya menjadi penata rias, fotografer, dan modelnya sekaligus.”

Kebun berwarna keunguan memiliki arti lebih bagi pengunjung asal Asia, bukan sekedar latar belakang yang indah untuk foto pernikahan.

“Saya rasa perkebnunan lavender adalah keunikan Tasmania,” kata Gloria.

Para pasangan mengaku menemukan lokasi ini dari pencarian di situs, tapi Robert Ravens merasa ada yang lebih dari itu.

“Mereka memilih lavender karena warnanya, warna ungu terlihat bagus di kulit Asia,” kata Robert.

“Kemudian mereka menyeimbangkan dengan warna hijau yang lapang di Tasmania utara, sehingga ada hubungan yang kuat.”

70 persen konsumen dari perkebunan ini berasal dari negara-negara Asia, Robert mengatakan ia senang untuk dapat berbagi pasar dengan bisnis-bisnis lainnya dari kawasan Tasmania ini.

“Salah satu kekecewaan kami adalah belum ada pembicaraan bagaimana mendapatkan sinergi agar bisa menjalin kerjasama dengan kami,” kata Robert.

Robert memberikan contoh pengunjung yang mungkin datang dari Cradle Mountain dengan menyetir dua jam setengah dan bisa berkunjung.

“Kami ingin menawarkan hubungan kerjasama lebih dengan penyedia layanan [pariwisata] lainnya, tapi ini menjadi tantangan dan butuh kerja keras.”

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 12/01/2017 pukul 11:30 AEST, dari laporannya yang berbahasa Inggris, dan bisa dibaca disini.