ABC

Tahun 2013 Tercatat yang Terpanas bagi Australia

Menurut Biro Meteorologi, tahun 2013 tercatat sebagai tahun terpanas bagi Australia.

Suhu rata-rata tercatat lebih tinggi 1,20 derajat Celsius dibanding rata-rata jangka panjang 21,8 Celsius.

Rekor sebelumnya adalah lebih tinggi sebanyak 0,17 celsius dibanding rata-rata. Ini tercatat  pada tahun 2005.

Seluruh negara bagian Australia mengalami suhu di atas rata-rata pada tahun 2013. Australia Barat, Wilayah Australia Utara dan Australia Selatan memecahkan rekor suhu rata-rata tahunan.

Hari terpanas adalah tanggal 7 Januari. Pada bulan itu juga terjadi minggu dan bulan terpanas.

Catatan suhu ini dimulai tahun 1910.

Suhu tertinggi pada tahun 2013 adalah 49,6 C di Moomba, Australia Selatan, pada tanggal 12 Januari. Ini merupakan suhu tertinggi di Australia sejak tahun 1998.

Selama 10 tahun terakhir, Australia baru mengalami satu tahun di mana suhu lebih rendah dibanding rata-rata, yaitu tahun 2011.

Suhu Australia menghangat sekitar 1 C sejak 1950, sesuai tren iklim global.

Masing-masing dari 13 tahun terakhir sejak tahun 2001termasuk 14 yang tercatat sebagai tahun terhangat di dunia.

Neil Plummer dari Biro Meteorologi menyatakan bahwa bukti-bukti yang terkumpul secara global menunjukkan adanya tren kenaikan suhu.

“Bukan hanya kita di Biro yang melakukan penghitungan, melainkan biro-biro di seluruh dunia, dan bukti menunjukkan bahwa kita melihat penghangatan di seluruh Australia, dan dunia yang menghangat,” jelasnya.

Menurut pernyataan biro cuaca, kejadian-kejadian iklim signifikan sepanjang 2013 termasuk:

  • Gelombang panas di bulan Januari, termasuk kebakaran hutan parah di negara bagian Victoria dan Tasmania bagian tenggara.
  • Musim kebakaran yang datang lebih awal, mengakibatkan kebakaran hutan di kawasan Blue Mountains pada bulan Oktober.
  • Badai Oswald, yang mengakibatkan hujan dan banjir di pantai timur pada akhir Januari.
  • Badai tropis Rusty, yaitu badai tropis paling berat yang mendarat di 2013.
  • Badai tropis Alessia pada akhir bulan November.

Pernyataan tersebut sesuai dengan laporan yang diterbitkan badan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan November, yang menyatakan bahwa tren penghangatan baru-baru ini “didominasi pengaruh meningkatnya gas rumah kaca dan efek rumah kaca.”

Menurut laporan tinjauan kelima Badan Antar-Pemerintah yang menangani Perubahan Iklim (IPCC), para ilmuwan yakin 95 persen bahwa manusia bertanggung jawab atas pemanasan global.

Menurut laporan yang disusun selama hampir 7 tahun ini, konsentrasi karbon dioksida di atmosfir meningkat sebanyak 40 persen sejak era pra-industri.

Sarah Perkins, pakar perubahan iklim University of New South Wales, menyatakan bahwa tahun 2013 merupakan bukti bahwa efek pemanasan global mulai terlihat.

Yang paling signifikan adalah suhu-suhu yang memecahkan rekor tanpa harus dipengaruhi El Nino.

“Biasanya, kalau kita mengalami suhu lebih hangat dibanding rata-rata, dan curah hujan di bawah rata-rata, itu ada hubungannya dengan musim panas El Nino,” jelas Perkins.

Namun, dua musim panas terakhir merupakan tahun ‘netral’ tanpa El Nino atau La Nina, jadi seharusnya suhu dan curah hujan termasuk rata-rata.

“Australia memang selama ini merupakan negara yang ekstrim; kita terbiasa dengan badai tropis atau gelombang panas atau sejenisnya, namun ini masalah waktu kejadiannya, terutama awal musim kebakaran hutan tahun ini. Tercatat paling awal. Itulah yang kita khawatirkan,” ucap Perkins.

Menurut Biro, samudra-samudra di bumi pun menghangat. Suhu permukaan laut selama 10 tahun terakhir tercatat paling hangat.

Awal tahun 2014 masih diwarnai cuaca ekstrim. Suhu tinggi terjadi di berbagai kawasan mulai dari bagian dalam Queensland hingga Australia Tengah, Australia Selatan bagian utara dan New South Wales bagian barat laut.