ABC

Susu Segar Asal Australia Populer di China

Di beberapa kota di China, susu segar Australia dijual dengan harga cukup tinggi, yaitu 8 dollar (Rp 82.000)  per liter. Menurut perusahaan pengekspornya, salah satu sebab mengapa susu tersebut tetap diminati meskipun mahal adalah karena konsumen China tertarik dengan iming-iming 'segar', mengingat tingginya tingkat polusi di China.

Sebanyak 5.000 liter susu segar dikirim ke Shanghai tiap minggunya oleh perusahaan yang bermarkas di kota Melbourne, Lian He.

Lian He adalah perusahaan pertama di Australia yang mengirim susu segar di China. Mereka memperkirakan penjualan akan meningkat empat kali lipat akhir tahun ini.

Direktur Lian He, Chris Hsu, mengatakan bahwa banyak pembeli China amat terbiasa dengan susu  yang bisa bertahan lama karena proses sterilisasi UHT. Susu UHT biasanya lebih kental, sementara susu segar lebih cair. Namun, menurut Hsu, salah satu kelebihan susu segar, yang hanya bisa bertahan selama 22 hari, adalah masih mengandung bakteri-bakteri baik.

Hsu mengatakan bahwa dalam mempromosikan susu segar, Ia mengiklankan gambaran tentang padang rumput hijau. Gambaran ini, menurutnya, cocok bagi konsumen yang cemas soal tingkat polusi tinggi di China.

"Kita masih punya gambaran tentang sapi-sapi kita bebas memakan rumput di padang hijau, dan menurut saya tak banyak negara yang bisa bersaing dengan kita dalam hal ini," ceritanya.

Dalam sebuah konferensi industri susu minggu lalu, Menteri Pertanian Barnaby Joyce memperkirakan akan ada peningkatan 10 kali lipat dalam ekspor produk susu ke China pada tahun 2030.

Namun, menurut Grant Crothers dari perusahaan produk susu Burra Foods, peningkatan tersebut tergantung pada sebuah perjanjian perdagangan bebas.

Cothers dan saudaranya, William berharap bisa mencapai penjualan 15.000 ton formula bayi per tahun. Menurut mereka, konsumen China khawatir perihal kontaminasi persediaan susu di negara sendiri.

"Ada cerita tentang turis yang membeli lusinan kaleng dan mengirimkannya lewat pos ke teman-teman dan kerabat," ceritanya.

Hsu memperingatkan bahwa mengekspor produk ke China belum tentu membawa untung besar. "Bila kita pertimbangkan biaya pengiriman lewat udara dan juga pajak impor pertambahan nilai atas semuanya, sebenarnya anda tak terlalu mendapat banyak untung," ucapnya.