Surat Seorang Prajurit Tentang Pertempuran Tragis Australia di Gallipoli
Semenanjung Gallipoli di Turki adalah tempat yang penting dalam sejarah peperangan Australia. Di sana lah ribuan prajurit Australia gugur dalam Perang Dunia I.
Tanggal pendaratan pasukan Australia dan Selandia Baru di Gallipoli, Turki, yaitu 25 April, diperingati sebagai ANZAC day. Betapa mengerikannya pertempuran ini bisa dibaca dalam surat salah seorang veteran perang Gallipoli, Sydney Harrie Skinner.
Tanggal 25 April 1915, jam 4 pagi, prajurit Sydney Harrie Skinner, yang baru berusia 22 tahun, menunggu dengan gugup bersama ribuan prajurit lainnya di atas kapal yang merapat ke semenanjung Galipoli.
Ia menulis surat ke orang tuanya tentang pendaratan tersebut. Suratnya amat rinci menggambarkan emosi dan keadaan saat kapal mendarat.
"Saat matahari terbit dan makin terang, daratan di depan mata mulai terlihat. Sepanjang pantai, ada 15 kapal perang. Sunyi dan mengancam, menunggu tembakan meriam pertama. Jam lima pagi, mereka memulai penembakan. Pecahan peluru pun ada di mana-mana."
Skinner menggambarkan bagaimana kapal pasukannya pun membalas tembakan. Pasukan dipindahkan ke wahana penghancur dan "dibawa ke pantai dengan menggunakan kapal penarik."
Begitu mendarat, kapal-kapal tersebut "diserbu hujan timah, senapan mesin memuntahkan timah dan pecahan peluru dimana-mana. Mengerikan sekali kerusakan akibat pecahan peluru ini. Semua hancur. Ratusan terbunuh atau terluka sebelum mencapai daratan. Yang sampai di daratan ditembaki oleh senapan mesin. Sepertinya, mustahil ada satu pun yang selamat."
Skinner bercerita bagaimana Ia ditembaki saat kapalnya bergerak untuk memindahkan para prajurit. Ia tetap berada di atas kapal untuk membantu prajurit terluka yang dikembalikan ke kapal.
"Tak lama kemudian, mereka mulai membawa yang terluka. Menyeramkan sekali, dan saya tak akan pernah lupa. Melalui teropong, terlihat parit-parit. Dan begitu ada tembakan yang kena, parit itu hancur berkeping-keping. Tanah, senapan dan lain-lain berhamburan."
Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa korban yang tewas dan terluka saat meninggalkan medan perang berjumlah 6.000.
Banyak dari mereka yang pulang dari perang tersebut terluka secara fisik dan mental. Anak perempuan Skinner, Robin Oliver, berkata bahwa sifat ayahnya pun terpengaruh.
"Dulu, tak ada konseling," katanya.
Namun, Sydney Skinner menjalani hidup yang produktif. Ia meninggal pada usia 79 tahun. Robin Oliver memenangkan salah satu kursi untuk mendatangi peringatan 100 tahun Gallipoli tahun 2015 mendatang.