ABC

Suplemen Sebabkan Puluhan Ribu Warga Amerika Serikat Masuk Rumah Sakit

Setiap tahunnya, 20 ribu warga Amerika Serikat terpaksa masuk ke unit gawat darurat rumah sakit. Demikian laporan terkini yang diterbitkan dua jurnal kesehatan ternama di dunia.

Temuan tersebut dilakukan oleh sekelompok peneliti di Amerika Serikat untuk mencari tahu apa penyebab alasannya. Temuan telah dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine dan The Lancet.

Pakar Psiologi dari University of Melbourne mencoba menjelaskan apa ditemukan dalam studi terbaru tersebut, selain untuk mencari tahu apakah tubuh kita memerlukan vitamin dan suplemen.

"Kita harus melihatnya secara keseluruhan, suplemen seperti apa, terbuat dari apa, dan bagaimana bentuknya," ujar Profesor Gordon Lynch.

Menurutnya, dalam temuan tersebut disebutkan pasien yang berusia muda lebih mungkin mengalami kelainan hati akibat dari konsumsi suplemen, terutama dari produk penurun berat badan atau minuman berenergi.

Sementara bagi mereka yang berusia lebih tua terpaksa masuk ke ruang gawat darurat setelah mengalami kesulitan dalam menelan vitamin dan suplemen berukuran besar.

Dalam studi ini, para peneliti tidak memasukkan minuman berenergi dan teh herbal saat melakukan pengamatan. Produk yang ditelilti adalah produk penurun berat badan.

Dalam banyak kasus, produk penurun berat badan memiliki kandungan zat yang dapat memompa denyut nadi menjadi lebih cepat. Banyak juga diantaranya yang menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi.

"Produk penurun berat badan intinya adalah untuk meningkat metabolisme tubuh, sehingga membakar lebih banyak energi. Karenanya banyak memberikan efek samping yang tidak baik bagi kesehatan jantung, sehingga menimbulkan dampak sebaliknya," kata Profesor Lynch.

Profesor Lynch juga menambahkan masalah lainnya adalah tidak terdapat aturan soal peredaran suplemen. Lain halnya dengan beberapa obat yang harus membutuhkan resep untuk mendapatkannya.

"Mereka yang bekerja di industri suplemen mengatakan bagaimana produk suplemen yang beredar relatif aman. Kenyataannya ada lebih ada 150 juta warga Amerika Serikat yang mengkonsumsi suplemen, tapi 1 persen diantaranya harus dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit," tegasnya.

Untuk mengatasi masalah konsumsi suplemen yang bisa berujung pada masuk ke unit gawat darurat, Profesor Lynch memberikan sejumlah tips.

"Baca label untuk mencari tahu kandungan apa saja yang ada dalam suplemen tersebut," katanya. "Tapi yang lebih penting adalah bertanya dengan pakar kesehatan, apakah kita membutuhkan suplemen ini atau tidak."

"Saat saya membaca literatur, mengkonsumsi multivitamin adalah kebiasaan yang baik, bisa mengurangi resiko sebagian jenis kanker, dan ini masuk akal," tambahnya.

"Karena kita mungkin saja tidak cukup mendapat asupan vitamin dan mineral dalam makanan sehari-hari."

"Tapi yang perlu idperhatikan adalah natural formalusia bukan sintesis atau bahan kimia."

Yang juga perlu diperhatikan adalah mengambil keputusan bukan berdasarkan iklan yang dilihat atau dibaca, melainkan dengan pertimbangan kesehatan sehingga lebih baik jika melakukan konsultasi dengan dokter sebelumnya.