Sunatan Massal Aborigin Picu Protes
Proses sunatan massal, yang merupakan tradisi di kalangan masyarakat Aborigin di Wilayah Utara, Australia, menyebabkan beberapa peserta mengalami pendarahan dan menimbulkan kemarahan bagi kalangan yang tidak setuju.
Tiga remaja putra mengalami pendarahan setelah ikut dalam sunatan massal bersama 17 orang lainnya dua hari sebelum Hari Natal lalu di kota Borroloola, 700 kilometer Timur Darwin.
Ketiganya mengalami pendarahan parah sehingga harus dibawa ke Darwin untuk perawatan darurat.
Seorang petugas paramedis William Miller yang tiba di lokasi sunatan menemukan cucunya yang berusia 17 tahun Bryce Williams mengalami pendarahan parah.
"Saya melihat selangkangannya penuh darah, dan dia betul-betul kesakitan," kata Miller. "Saya sama sekali tidak puas dengan mereka yang melakukan penyunatan."
Bryce Miller akhirnya diterbangkan dengan pesawat ke rumah sakit di Darwin, dan dia sebelumnya yang memang ingin ikut proses sunatan, yang merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat asli setempat.
Menurut penyelidikan ABC, alat yang dipakai klinik lokal bagi penyunatan ini sudah mengikuti peraturan Departemen Kesehatan Australia.
Dalam proses sebelumnya para dokter dan perawat dari klinik ikut ambil bagian namun mereka tidak hadir dalam perayaan bulan Desember tersebut.
Pemerintah negara bagian Wilayah Utara (Nothern Territory) mengatakan mengetahui peristiwa tersebut dan sejauh ini para penyelidik mereka mengatakan cedera yang dialami para remaja tersebut bukanlah merupakan tindakan penganiayaan.
Jaksa Agung Wilayah Utara John Elferink mengatakan mereka akan mengkaji laporan adanya penganiayaan terhadap anak-anak dengan serius.
"Sepanjang hal ini bukan penganiayaan terhadap anak-anak, negara tidak memiliki peranan. Sepanjang praktek ini bukan tindakan kriminal, tidak ada peran negara di dalamnya, inilah disebut sebagai negara bebas," kata Elferink.
Praktek penyunatan ini sudah berlangsung ribuan tahun, dan diselenggarakan di komunitas terpencil Aborigin di Wilayah Utara.
Para tetua mengatakan perayaan ini merupakan ritual budaya dari anak-anak menjadi pria dewasa.
Mereka mengatakan bahwa cedera yang terjadi kemungkinan disebabkan karena anggota keluarga yang masih belajar dalam menjalankan ritual.
Bryce Miller mengatakan bahwa dia sudah sembuh dari cederanya dan tidak menyesal ikut ambil bagian dalam ritual tersebut.
Namun kakeknya, William Miller mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang akan ikut lagi di masa depan.