ABC

Sumbangan Untuk 70 Tahun NKRI, Mahasiswa Indonesia di Perth Luncurkan Buku

Kalangan mahasiswa Indonesia di Perth, Australia Barat, memiliki cara unik merayakan 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Tergabung dalam AIPSSA (Association of Indonesian Postgraduates Students and Scholars in Australia), mereka meluncurkan buku hasil riset mereka saat menempuh pendidikan di berbagai universitas di sana.

Buku berjudul “Kontribusi untuk Bangsaku: Menyambut 70 tahun NKRI”, itu diluncurkan di Konsulat Jenderal RI di Perth, Sabtu (17/10/2015) dihadiri Konsul Jenderal Ade Padmo Sarwono.

Menurut rilis yang diterima ABC Australia Plus, buku ini merupakan salah satu wujud kontribusi AIPSSA di tahun 2015.

Buku yang ditulis mahasiswa dan alumni ini mengangkat beragam topik dalam kaitannya dengan upaya membantu mewujudkan pembangunan inklusif di Indonesia.

Buku ini menggambarkan state of the art berbagai kajian dari para mahasiswa pada saat 70 tahun usia NKRI, khususnya riset terkini yang telah dan sedang dijalankan di berbagai universitas di Australia Barat. Kajian-kajian tersebut disampaikan secara lugas dalam bahasa yang popular.

Konjen RI di Perth Ade Sarwono (batik di tengah) bersama penulis buku Kontribusi Untuk Bangsaku. (Foto: Novi Wilkinson)
Konjen RI di Perth Ade Sarwono (batik di tengah) bersama penulis buku Kontribusi Untuk Bangsaku. (Foto: Novi Wilkinson)

 

Ade Padmo Sarwono menyambut baik penerbitan buku ini, dan berharap AIPSSA dapat menerbitkan buku secara berkelanjutan.

Ketua AIPSSA M. Abdul Kobir menjelaskan, lewat buku ini anggota AIPSSA dapat berbagi ilmu yang telah mereka pelajari selama ini.

Buku ini dibagi menjadi empat bidang yaitu ekonomi dan politik, lingkungan, pendidikan, dan teknologi.

Di bidang ekonomi dan politik terdapat tujuh penulis, yaitu Achmad Room Fitrianto (studi kasus petani udang Sidoarjo dalam menghadapi perubahan lingkungan akibat bencana lumpur Lapindo), serta Budi Susila, Partomuan T. Juniult, dan Asrul Hidayat (membahas mengenai generasi muda yang dalam penelitian mereka mempunyai skor kesadaran membayar pajak yang cukup baik).

Isu mengenai perempuan dan politik dibahas secara menarik oleh Ella Syafputri Prihatini. Buku Kontribusi Untuk Bangsaku.  Foto: Novi Wilkinson
Buku Kontribusi Untuk Bangsaku. Foto: Novi Wilkinson

Artikel ringan mengenai administrasi pajak dan kepatuhan wajib pajak ditulis oleh Kristian Agung Prasetyo.

Moch. Abdul Kobir membahas peran perbendaharaan negara sebagai penentu kebijakan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Prayudhi Azwar membahas mengenai Indonesia yang seharusnya belajar dari pengalaman dua krisis ekonomi. Terakhir, Rumayya Batubara mengulas reposisi gerakan massa buruh tentang upah minimum.

Di bidang lingkungan, Dwiko B. Permadi membahas mengenai transisi hutan Indonesia dengan meredefinisi kawasan hutan dan preferensi masyarakat untuk program reforestasi.

Selanjutnya, Joni Safaat Adiansyah membahas mengenai strategi pengelolaan limbah pertambangan berwawasan lingkungan. Muhammad Suradi membahas kelongsoran lereng dengan analisis numerik untuk sistem peringatan dini.

Di bidang pendidikan Abid meneliti mengenai strategi komunikasi lisan, khususnya seberapa penting dan relevan pengajaran komunikasi lisan untuk guru bahasa Inggris.

Lalu Aditya Nugraha meneliti tentang repository institusi, komunikasi ilmiah dan infrastruktur penelitian dan penerapannya di Indonesia. Sementara modal sumber daya manusia (SDM) pada perguruan tinggi di Indonesia menjadi topik penelitian Amalia Kusuma Wardini.

Dari sisi budaya, Dwi Poedjiastutie meneliti peran ethnography dalam melihat budaya penghambat kemajuan pendidikan di Indonesia. Neni Mariana dalam penelitiannya mengangkat topik hegemoni barat dan islamisasi matematika dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar Islam terpadu (SDIT) di Indonesia. Terakhir, Yanto mengungkapkan pengalaman akademis karyasiswa DIKTI Indonesia di Australia Barat secara naratif.

Dalam bidang teknologi, Filbert H. Juwono mengangkat topik mengenai komunikasi data melalui kabel listrik (power-line communications) yang dapat menjadi solusi menarik untuk green ICT dan mengatasi kesenjangan digital di Indonesia. Sedangkan Sadwika Salain meneliti mengenai teknologi biomedis di Indonesia dimulai dengan pengenalan, tantangan, dan solusi.

"Buku ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah dan dunia bisnis di Indonesia untuk mengatasi berbagai persoalan," kata Abdul Kobir.

Selain itu, buku ini dapat dijadikan pelengkap referensi bagi kalangan akademisi.