ABC

Suku Bunga Rendah tak Penting bagi Anak Muda Australia

Meskipun tingkat suku bunga perbankan Australia kini disebut-sebut berada di titik terendah dalam 50 tahun, namun kalangan generasi muda menilai keadaan ini tidak terlalu berpengaruh bagi mereka.

Hari Selasa (05/11/2013) lalu, bank sentral Australia, Reserve Bank, menetapkan tingkat suku bunga sebesar 2,5 persen.

Bagi sebagian orang, ini berita baik, namun bagi kalangan anak muda yang kebanyakan tidak berurusan dengan agunan rumah atau kepemilikan rumah, pemotongan suku bunga bukanlah hal penting.

Menurut Profesor Ian Harper dari University of Melbourne, tingkat suku bunga paling berpengaruh pada orang-orang yang meminjam uang. 

"Hari Selasa tiap bulan, berita [tentang suku bunga] muncul di daftar berita yang saya ikuti [news feed]," ucap Alex Meekin, mahasiswa University of Sydney yang saat ini berusia 23 tahun. "Jelas hal ini penting secara ekonomi, tapi saya tidak melihat ada perbedaan nyata dalam hidup saya."

Meekin tidak memiliki tabungan dalam jumlah besar, dan ia juga tidak berniat membeli rumah. Ia memiliki prioritas keuangan yang berbeda. 

"Mungkin hal ini mempengaruhi nilai tukar mata uang, jadi mungkin mempengaruhi harga tiket ke luar negeri," ucapnya. 

Menurut Prof. Harper, pemotongan suku bunga "mempengaruhi bagian-bagian pasar yang berbeda-beda dengan cara yang berbeda-beda pula."

Generasi muda mendapat keuntungan dalam jangka menengah melalui peningkatan lapangan kerja, dan dalam jangka panjang melalui peningkatan dana pensiun mereka, tapi saat ini pemotongan suku bunga tidak terlalu berguna bagi mereka. 

Menurut Profesor John Quiggin dari University of Queensland, proporsi populasi Australia yang memiliki agunan rumah, dan itu mendapat keuntungan dari pemotongan tingkat suku bunga, sebenarnya tidak terlalu besar. 

Bahkan, bagi penabung muda, potongan ini bisa berakibat negatif karena ini berarti keuntungan dari menabung berkurang. 

Rosie McElhone, yang bekerja sebagai marketing executive, menyatakan "membenci" pemotongan tingkat suku bunga. 

"Tadinya saya sedang menabung untuk membeli rumah, tapi sekarang semua orang berusaha mengambil kesempatan, maka harga pun naik gila-gilaan," katanya. 

Namun, di masa lalu keadaannya berbeda.  "Dulu, saat saya masih berusia 20an, begitu kita dapat kerja, kita mulai menabung untuk beli rumah," jelas Prof. Quiggan. "Sekarang usia mereka yang membeli rumah makin tua."

Menurut Stephen Koukoulas dari perusahan keuangan Market Economics, kebijakan moneter tidak bisa digunakan untuk menjelaskan satu sektor ekonomi. 

"Kita harus mempertimbangkan hal lain untuk meningkatkan kesejahteraan generasi muda," jelasnya, seraya menambahkan contoh seperti pendidikan dan kebijakan pajak.