ABC

Studi Terbaru: Telinga Bisa Jadi Alat Pengidentifikasi seperti Sidik Jari?

Sebuah studi internasional mengungkapkan bahwa telinga sama efektifnya dalam mengidentifikasi individu seperti sidik jari atau DNA.

Studi tersebut membandingkan 2.225 foto telinga luar lebih dari 1.400 orang dari enam negara berbeda.

Ditemukan bahwa telinga seseorang adalah pengidentifikasi unik, bahkan dapat dibedakan antara kembar identik.

Dr Sudheer Babu Balla, dari Sekolah Kesehatan Pedesaan Universitas La Trobe di Bendigo, adalah bagian dari tim internasional yang melakukan studi global.

Dia mengatakan, sementara penelitian lebih lanjut diperlukan, bentuk dan ukuran telinga yang khas berguna tidak hanya untuk identifikasi mereka yang sudah meninggal, tetapi juga yang masih hidup.

"Telinga luar manusia sangat berbeda untuk seorang individu, memiliki kedua ciri morfologis dari asal genetik, tetapi juga ciri khas yang diperoleh selama hidup, seperti pada pemain olahraga, katakanlah, pemain rugby," kata Dr Balla.

Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Morphologie, menemukan cetakan telinga suatu hari nanti bisa menjadi alat identifikasi ilmuwan forensik dan detektif kejahatan.

Telinga dari enam negara dipelajari

Studi internasional adalah upaya pertama untuk memvalidasi teknik identifikasi telinga – dikembangkan pada tahun 2011 – yang mengandalkan pengukuran dan rasio untuk bagian-bagiannya yang berbeda.

Para peneliti menjelajahi kumpulan kandidat internasional dari enam negara: Brasil, India, Jepang, Rusia, Afrika Selatan, dan Turki.

Dari 1.411 orang yang berpartisipasi dalam penelitian ini, 633 adalah perempuan dan 778 adalah laki-laki.

Masing-masing diberi kode delapan digit unik yang dikembangkan dengan mengukur jarak dan rasio bagian tertentu dari telinga luar.

Studi tersebut menemukan bahwa ada kurang dari 0,0007 persen peluang untuk menemukan dua orang dengan "kode" yang sama persis.

Dr Balla mengatakan bahwa identifikasi telinga suatu hari nanti berpotensi digunakan untuk mengidentifikasi tersangka dan korban kejahatan.

"Ini juga berarti analisis telinga manusia dapat digunakan sebagai alternatif untuk sistem pengenalan wajah," katanya.

Penilaian untuk menentukan kualitas telinga luar sudah ada sejak tahun 1940-an, tetapi Dr Balla mengatakan penelitian terbaru ini adalah yang pertama untuk sampel yang dari lebih dari satu negara.


Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari laporan ABC News.