ABC

Studi Terbaru Menunjukkan Hubungan Antara Faktor Gen dan Kegemukan

Tim yang terdiri dari sejumlah peneliti telah mengidentifikasi kelompok gen yang terkait dengan obesitas dan distribusi lemak. Temuan penelitian ini diharapkan bisa mencegah penyakit-penyakit yang terkait berat badan, seperti metabolisme dan masalah jantung.

Proyek penelitian yang diberi nama 'GIANT' ini mencoba melihat peran genetik dalam menentukan bentuk dan ukuran tubuh. 

Profesor Elizabeth Speliotes dari Departemen Pengobatan Internal di University of Michigan Departemen menjelaskan kepada ABC soal penelitian yang ia kepalai.

Menurutnya, sekitar 50 persen dari indeks berat tubuh ditentukan oleh sejumlah faktor, seperti diet. Sementara 50 persen lainnya berkaitan dengan faktor genetis.

"Apa yang kami lakukan adalah mengidentifikasi penyebab genetis pada obesitas. Kita mengukur indeks masa tubuh (Body Mass Index atau BMI), yakni perbandingan antara berat dan tinggi tubuh. Kemudian menguji gen dan DNA untuk melihat perubahan DNA apa yang berhubungan dengan berat badan," ujar Profesor Speliotes.

Bentuk dan ukuran tubuh ditentukan oleh faktor genetis.

Dalam penelitian tersebut diketahui tidak ada satu gen yang bertanggung jawab dengan berat tubuh, tetapi ada beberapa gen yang mempengaruhi sejumlah fungsi tubuh, seperti pembentukan sel lemak. Dimana lemak disimpan juga menjadi penting diketahui bagaimana gen mempengaruhi berat tubuh.

Penelitian yang melibatkan 100 peneliti dari seluruh dunia ini dilakukan dengan menguji informasi genetis dari ratusan ribu orang.

"Ada banyak hal yang mempengaruhi obesitas atau kegemukan. Jadi kalau ada beberapa orang yang menyangka hanya ada satu gen yang menyebabkannya, maka bukanlah hal yang benar. Ini tergantung pada gen apa, apa yang menyebabkan DNA mereka berubah, bagaimana orang-orang membawa gen dan DNA itu berbeda-berbeda untuk kemudian menjadi kegemukkan," jelas Profesor Speliotes.

Kegemukan bisa menyebabkan resiko yang terkena penyakit yang berkaitan dengan metabolisme dan kardiovaskular. Karenanya, para peneliti berharap hasil penelitian ini nantinya bisa bermanfaat untuk terapi pencegahan, termasuk upaya pengurangan berat badan dan pengobatan lainnya.