ABC

Staf Lapangan di Bandara Australia Perlu Jalani Pemeriksaan Ketat Juga

Induk organisasi yang mewakili para pilot pesawat terbang Australia telah memeringatkan bahwa staf di sejumlah bandara memiliki akses ke pesawat dan peralatan dengan pemindaian keamanan yang minim.

Sementara para penumpang diwajibkan menjalani pemeriksaan yang makin ketat pasca penangkapan 4 orang yang diduga merencanakan teror bom di penerbangan Australia, Federasi Pilot Udara Australia (AFAP) mengatakan, perlakuan terhadap staf darat seperti petugas yang mengurus bagasi, petugas katering, kontraktor dan teknisi sangat santai di bandara sejumlah kota. Hal ini tidak sama dengan prosedur yang dijalani kru penerbangan, yang menjalani proses pemindaian keamanan seperti penumpang.
Pejabat keamanan dan teknis AFAP, Marcus Diamond, mengatakan, kru udara dan awak darat harus diperlakukan dengan cara yang sama.
“Kami mendesak adanya konsistensi dalam praktek pemindaian keamanan di bandara ibukota utama di seluruh Australia untuk berbagai jenis staf,” katanya.
“Di satu bandara, ada staf darat yang membutuhkan pemeriksaan atas kartu keamanan penerbangan mereka [kartu ASIC] dan tas yang akan mereka bawa ke sekitar pesawat. Sedangkan di bandara lain, mereka hanya menggesek [kartu identitas] di dua pintu dan mereka bisa masuk dalam pesawat.”

Perbedaan antar terminal

Marcus Diamond juga mengatakan bahwa ketidaksesuaian perlakuan ini tidak hanya terbatas pada pekerjaan atau kota saja, dengan beberapa terminal di bandara yang sama juga menerapkan tindakan keamanan yang kurang ketat.
“Sydney mungkin berada di tengah-tengah, tapi akan ada area spesifik seperti mungkin area kargo yang akan lebih longgar [pemeriksaannya] dibanding terminal internasional, tapi itu lokasinya tetap berada di sekitar terminal yang sama,” katanya.
“Brisbane memiliki keamanan yang jauh lebih ketat di bandara internasional daripada di bandara domestik.

Kantor Keamanan Transportasi telah dihubungi untuk memberikan komentar.

Risiko dari bandara regional

Serikat Buruh Transportasi mengatakan, bandara di wilayah regional Australia juga menunjukan risiko keamanan yang besar.

Direktur penerbangan, Shane O’Brien, mengatakan, beberapa bandara di daerah pedesaan dan pedalaman tidak memiliki pemindaian keamanan, dan bisa menjadi pintu masuk untuk barang-barang berbahaya.
“Banyak bandara regional sudah memberlakukan pemindaian keamanan, tapi masih banyak lagi yang tidak,” kata O’Brien.
“Begitu Anda masuk ke pesawat di sana, masuk ke sistem, atau memasukkan paket barang yang dilarang ke dalam sistem di sana, kita tidak tahu di mana itu akan berakhir atau di mana paket barang itu akan menimbulkan bahaya jika itu adalah keinginan orang yang melakukannya.”
“Teroris tidak dikenal karena mengambil pilihan yang mudah – biasanya ada perencanaan yang teliti – dan kami mengatakan bahwa sampai anda dapat memastikan bahwa keseluruhan jaringan layanan penerbangan sudah menjalani pemindaian keamanan dengan benar, maka kita akan selalu memiliki potensi masalah di negara ini.”
O’Brien mengatakan bahwa Serikat Buruh Transportasi (TWU) mendesak dilakukannya peninjauan secara menyeluruh atas peraturan keamanan di wilayah regional.

Desakan ini disampaikan menyusul pengumuman yang disampaikan Kepala Kepolisian Queensland, Ian Stewart, yang mengatakan, keempat pria yang ditangkap di Sydney (29/7/2017) karena dugaan teror bom di pesawat mungkin juga memiliki target lain.
Para tersangka diduga berencana menyelundupkan bom ke pesawat terbang, yang tersembunyi di dalam alat penggiling daging.
Stewart mengatakan bahwa terduga sel terorisme itu mungkin memiliki maksud yang lebih luas.
“Saya pikir masih perlu ada tahap investigasi karena sementara saya yakin ada target jelas yakni penerbangan, namun hal itu tidak menghalangi adanya target lain, dan itulah yang akan dilakukan dalam penyelidikan tersebut,” tegasnya.

Diterjemahkan pukul 17.30 WIB, 1/8/2017 oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.