Sosok Politisi Australia yang Gagal Jadi Pendeta
Andrew Wallace gagal untuk menjadi seorang pendeta. Ia sempat menjalankan bisnisnya sendiri sebagai tukang kayu dan bekerja sebagai pengacara, sebelum memasuki dunia politik Australia.
Terlepas dari apa yang terjadi, ia mengatakan semua pengalamannya menjadikan dirinya sosok yang “luar biasa pragmatis”.
Anggota Parlemen asal Partai Liberal ini merebut kursi dari politisi Mal Brough untuk daerah pemilihan Fisher, Sunshine Coast, Queensland.
Di usia 19 tahun, Andrew sempat mendedikasikan dirinya untuk melayani gerjeja dengan bergabung ke sebuah biara Pallottine di negara bagian Victoria. Tapi ia tak pernah lolos menjadi pendeta.
“Setelah delapan bulan, mereka mendepak saya,” akunya.
"Mereka mengatakan bahwa mereka tak berpikir saya bisa menjalankan sumpah hidup dalam kemiskinan, kesucian dan ketaatan,"
– Andrew Wallace, politisi Australia yang gagal jadi pendeta.
Merasa hidupnya hancur, Andrew kembali ke rumahnya. Baru saja duduk, ibunya mengatur agar ia mengikuti wawancara mengisi posisi magang di bidang pertukangan.
“Saya selalu mengatakan, seperti pepatah lama ‘Roma tak dibangun dalam sehari’. Itu hanya terjadi jika ibu saya manajer proyeknya, nyatanya tidak,” ujarnya.
Setelah menjadi tukang kayu kontrak dan menjalankan bisnis bangunannya sendiri selama satu dekade, ia merasa “bosan” dan memutuskan untuk belajar hukum.
Andrew kemudian menghabiskan 16 tahun berikutnya di bidang hukum konstruksi, namun ia merasa kemampuannya dari pengalaman sebagai tukang kayu selama bertahun-tahun belum hilang.
Sekarang ia adalah anggota Parlemen dari kawasan Fisher.
Mengingat kata-kata mantan bosnya di biara, Andrew percaya semua terjadi karena suatu alasan.
“Ia berkata, Andrew, ada banyak cara untuk melayani Tuhan, kamu tak perlu menjadi pendeta,” kenangnya.
"Saya pikir hidup saya selalu berkutat untuk melayani Tuhan dan ini mungkin adalah hal terbaik berikutnya," sebut Andrew.
Ia mengatakan, terlepas dari perubahan karirnya, keyakinannya pada Tuhan tetap satu-satunya yang tetap ada.
“Anda bisa mempermalukan saya, mengambil barang-barang pribadi saya, istri saya bisa meninggalkan saya, anak-anak saya bisa meninggalkan saya, tapi pada akhirnya semua yang saya miliki dan tidak bisa diambil dari saya adalah iman saya,” tuturnya.
Namun Andrew juga mengatakan bahwa ia sangat percaya pada pemisahan antara gereja dan negara, dan tak memiliki masalah dengan melegalkan pernikahan sesama jenis.
“Walau saya memiliki pandangan yang kuat tentang arti pernikahan bagi saya, saya percaya pada pernikahan antara istri saya, saya dan Tuhan saya. Saya tahu ada banyak orang, warga Australia, yang bahkan tak percaya bahwa Tuhan itu ada,” ujarnya.
“Apa yang akan saya nikmati adalah jika tidak ada hak veto untuk gereja-gereja,” imbuhnya.
Andrew juga ayah dari tiga anak perempuan, yang katanya sangat berpendirian.
Salah satu putrinya berjuang dengan anoreksia, yang membuat mereka kecewa.
Putri Andrew lainnya, yakni Sarah, kehilangan bagian kromosom 16, yang membuatnya menyandang disabilitas parah.
Andrew telah bergabung dengan komite NDIS, skema bagi warga difabel Australia. Menurutnya, memiliki anak penyandang disabilitas telah memberinya perspektif kehidupan yang sama sekali berbeda.
“Saya merasa sangat bersemangat untuk memastikan, jika kita menjaga para penyandang disabilitas. Tapi di sisi lain, saya juga pragmatis karena harus dilakukan dengan anggaran,” jelasnya.
“Kami tak bisa terus menulis cek,” tambahnya.
Ia mendukung pemerintahan kecil dan membuat candaan jika ia tak pernah percaya bank.
Menurutnya ia akhirnya mencoba mendekati politik sebagai panggilan hidup, bukannya pekerjaan atau jalur karier.
"Saya sangat percaya sepenuh hati bahwa semua yang saya lakukan saya berikan 100 persen, 110 persen yang terbaik. Dan selama saya melakukan itu, apa yang mengalir darinya di luar kendali saya," ujar Wallace.
Simak cerita dalam serial Berpolitik dan Beragama, dari para politisi di Australia lainnya. Reporter politik Alexandra Beech akan menyelami keyakinan dan prinsip yang mempengaruhi politisi federal Australia. Para politisi Australia yang dibahas adalah Ed Husic, Andre Wallace, Lee Rhianon, Andrew Hastie, Andrew Broad, dan Tony Burke.
Diterbitkan Jumat 5 Mei 2017 oleh Nurina Savitri. Simak berita ini dalam bahasa Inggris di ABC News.