Social Distancing Mungkin Terus Berlaku di Australia Sampai Vaksin Corona Ditemukan
Kapan kebijakan social distancing akan dicabut, demikian mulai timbul pertanyaan seperti ini di Australia, setelah adanya data yang menunjukkan angka penularan kasus corona menurun.
Hari Selasa (7/04), Kepala negara bagian New South Wales, Premier Gladys Berejiklian mengatakan kebijakan tersebut, paling tidak di negara bagiannya, akan terus diberlakukan sampai vaksin ditemukan.
Pernyataan Premier Berejiklian berbeda dengan pernyataan sebelumnya dari Kepala Kepolisian NSW, Mick Fuller, jika kebijakan hanya akan berlangsung selama 90 hari.
Dengan adanya kebijakan social distancing, polisi di NSW bisa mengenakan denda di tempat sampai Rp 10 juta bagi yang melanggar.
Premier NSW mengatakan pembatasan pergerakan orang mungkin akan dilonggarkan di masa depan, namun social distancing akan menjadi ‘gaya hidup’ baru sampai vaksin ditemukan.
“Untuk pertama kalinya dalam waktu yang sama, seluruh ilmuwan di dunia sedang bekerja keras menemukan vaksin, menemukan pengobatan dan tentu saja kami menginginkan NSW menjadi bagian dari cerita ini,” kata Premier Berejiklian.
“Kami ingin mereka yang terbaik di NSW dan di seluruh Australia bekerja keras guna memastikan kita menemjukan vaksin secepat mungkin.”
“Dan apapun pembatasan yang kita lakukan, apakah ada pelonggaran, sampai vaksin ditemukan, social distancing adalah gaya hidup kita saat ini.”
Peringatan mengenai liburan Paskah
Menjelang liburan Paskah empat hari di Australia yang berlangsung hari Jumat hingga Senin (10-13 Maret), berbagai pejabat di Australia kembali menyerukan agar warga tidak bepergian.
Premier Berejeklian mengatakan Liburan Paskah tidak bisa dijadikan alasan untuk melanggar aturan ‘social distancing’.
Ia juga meminta warga untuk membatalkan liburan yang sudah direncanakan.
“Kita harus mencegah komunitas yang sekarang tidak memilliki kasus corona tertular dari mereka yang melakukan perjalanan yang tidak perlu,” katanya.
Di negara bagian Victoria, Premier Daniel Andrews mengatakan stabilnya angka kasus corona bukan terjadi karena kebetulan saja.
Menurutnya pembatasan yang lebih ketat lagi, yang disebutnya tahap keempat, masih saja bisa dilakukan.
“Ini semua terjadi karena keputusan yang kuat dan juga sumbangan, dan pengorbanan seluruh warga di Victoria.” kata Premier Andrews.
“Bila kita semua berperilaku seperti biasa dan merayakan Paskah seperti sebelumnya, maka apa yang kita sudah lakukan selama beberapa minggu terakhir akan hilang”.
“Ya memang akhir pekan panjang, dan habiskanlah bersama keluarga, namun anda tidak bisa melakukan apa yang anda lakukan sebelumnya saat liburan Paskah,” kata Premier Andrews.
Sekolah akan dibuka namun murid disarankan belajar dari rumah
Sementara itu berbicara mengenai musim liburan yang segera akan berakhir bagi murid sekolah minggu depan, Daniel Andrews mengatakan sekolah akan dibuka, meski sebagian besar guru dan murid akan belajar dan berkegiatan dari rumah.
Di negara bagian Victoria sekolah sudah ditutup sejak 24 Maret dan murid-murid semula akan kembali ke sekolah hari Rabu pekan depan (15/4/2020).
Menurut Andrews, seluruh sekolah negeri di negara bagian Victoria akan dibuka, namun murid yang bisa belajar dari rumah, disarankan untuk terus melanjutkannya.
“Anak-anak anda akan menyelesaikan sekolah tahun ini. Mereka akan menerima sertifikat VCE (tanda lulus Kelas 12).”
Dalam jumpa pers hariannya hari Selasa (7/04), Premier Andrews juga mengumumkan seorang perempuan berusia 80 tahunan meninggal semalam, di Melbourne.
Jumlah korban meninggal di Victoria akibat COVID-19 telah menjadi 11 orang.
Jumlah kasus corona di Victoria naik menjadi 1.191, setelah 33 kasus positif ditemukan selama 24 jam terakhir.
Sekarang ini ada 134 orang di rumah sakit di Victoria, dan 13 orang menjalani perawatan intensif.
Sementara itu di New South Wales, jumlah kasus positif dalam waktu 24 jam terakhir juga tercatat 49 kasus, angka terendah sejak tanggal 19 Maret dimana ketika itu angka positif 40 kasus.
Kenaikan drastis kasus COVID-19 di New South Wales terjadi menyusul tibanya kapal pesiar Ruby Princess di Sydney.
Kapal itu menyebabkan 12 kematian dan lebih dari 600 kasus corona di Australia.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia