SMPN 5 Yogya Bina Sendiri Sekolah Kembar dengan Australia
Semakin banyak sekolah dari Indonesia membina sendiri hubungan kerjasama dengan sekolah di Australia, dan salah satu di antaranya adalah SMP Negeri 5 Yogyakarta.
30 orang siswa sekolah tersebut sekarang sedang berada di Australia selama dua minggu. Mereka menjalin kerjasama dengan Sekolah Menengah Portland (Portland Secondary School ) yang terletak sekitar 361 km dari kota Melbourne di negara bagian Victoria.
Hari Minggu (17/8/2014) didampingi oleh tiga orang guru, para siswa ini mengunjungi Melbourne untuk mengikuti upacara memperingati hari kemerdekaan Indonesia ke-69 baik di KJRI maupun di Federation Square.
Kerjasama SMPN 5 dengan Portland Secondary College sudah berlangsung sejak tahun 2008 dan kerjasama dilakukan oleh kedua sekolah tanpa melibatkan badan lain seperti pemerintah maupun departemen pendidikan di kedua negara.
Menurut salah seorang guru yang mendampingi para murid ke Australia, Madyaningsih, memang sudah lama sekolahnya ingin menjalin kerjasama dalam program sekolah kembar dengan sekolah di Australia.
Beberapa siswa SMPN 5 Yogyakarta berfoto dengan latar belakang Stasiun Kereta Flinders St di Melbourne. (Foto: Sastra Wijaya)
"Beberapa tahun lalu, saya berkesempatan mengunjungi Brisbane (ibukota negara bagian Queensland) mendampingi murid, dan saya menghubungi beberapa sekolah untuk menjalin kerjasama pertukaran pelajar. Sempat berbicara dengan dua sekolah, namun terhalang kendala karena mereka ingin kami membayar semua biaya kerjasama," kata Madyaningsih yang adalah guru bahasa Inggris.
SMPN akhirnya menyetujui kerjasama dengan Portland, sekolah yang jaraknya sekitar 4 jam perjalanan dari Melbourne. "Portland setuju bahwa kami dari Indonesia membiayai perjalanan, namun selama di Australia mereka menyediakan fasilitas gratis bagi para murid untuk tinggal dengan keluarga di sini." tambah Madyaningsih.
Untuk biaya perjalanan selama dua minggu tersebut, rata-rata seorang murid mengeluarkan biaya sekitar Rp 20 juta.
Manfaat apa yang didapat oleh para murid dengan mengikuti program kerjasama seperti ini?
"Banyak manfaatnya bagi saya. Tinggal dengan keluarga di sini membuat saya jadi belajar mandiri dan juga harus menyesuaikan diri," kata Laraswati Kusuma Prabaningrum kepada wartawan ABC International, L. Sastra Wijaya.
"Juga belajar untuk mengetahui kebiasaan yang berbeda dengan apa yang saya lakukan di Indonesia," tambahnya.
Bagi murid lainnya Pradito Arya Seno, kebiasaan keluarga yang ditinggalinya untuk makan malam bersama-sama menjadi salah satu hal yang disukainya.
"Tiap malam, kita duduk sama-sama makan malam, ngobrol menceritakan kegiatan kita sebelumnya," katanya.
Juga Pradito merasa mengalami hal yang unik karena keluarga yang ditinggalinya adalah keluarga vegetarian, mereka yang tidak mengkomsumsi daging hewan.
"Jadi setiap hari makannya sayur saja," katanya sambil tertawa.