Skandal PwC Australia Kembali Terungkap, Kali Ini di Sektor Pendidikan Tinggi
Perusahaan jasa keuangan dan akuntansi PricewaterhouseCoopers (PwC) mulai mengerjakan kontrak konsultasi dengan regulator perguruan tinggi Pemerintah Australia, 24 jam sebelum mengakuisisi saham salah satu perusahaan penyelenggara pendidikan tinggi.
Investigasi ABC News mengungkap, delapan mitra senior PwC, termasuk dua orang yang terkait skandal penyalahgunaan data rahasia departemen Perbendaharaan Negara (Treasury), secara pribadi menginvestasikan $2,5 juta lagi di perusahaan Top Education Group setahun kemudian.
Investasi pada tahun 2016 dan 2017, berjumlah $8 juta, dilakukan menjelang peluncuran perusahaan di bursa efek Hong Kong pada Mei 2018. Mantan CEO PwC Tom Seymour duduk di pimpinan Top Education Group hingga tahun lalu.
Terlepas dari kepemilikan saham di perusahaan Top Education Group, PwC terus melakukan pekerjaan konsultasi untuk Badan Mutu dan Standar Pendidikan Tinggi (TEQSA), meskipun Top Education terkena dampak langsung oleh regulasi TEQSA.
Juru bicara TEQSA mengatakan kepada ABC jika pihaknya belum menemukan adanya dokumen yang menunjukkan PwC mengungkapkan konflik kepentingan selama masa kontrak pada tahun 2016 dan 2017.
"
"Kontrak terkait yang digunakan oleh TEQSA secara jelas menyebutkan perlunya deklarasi tentang potensi konflik kepentingan," jelasnya.
"
Kontrak PwC dengan TEQSA mencakup layanan konsultasi manajemen dan pelaksanaan pekerjaan kelayakan finansial dan penilaian risiko.
Meski merupakan pemegang saham signifikan dari Top Education Group, PwC malah memperbantukan stafnya sendiri ke TEQSA, memberikan saran tentang strategi penetapan harganya, dan melakukan "peninjauan kontestabilitas risiko penyedia" jasa pendidikan.
Juru bicara TEQSA mengatakan, "Pekerjaan PwC tidak pernah melibatkan keputusan regulasi TEQSA."
Skandal PwC muncul setelah sebelumnya perusahaan itu membocorkan informasi rahasia Treasury Australia untuk membantu 14 klien internasionalnya mengidentifikasi celah undang-undang anti penghindaran pajak. Perusahaan menghasilkan setidaknya $ 2,5 juta dari penipuan tersebut.
Tom sudah mengundurkan diri sebagai pimpinan PwC pada awal Mei.
ABC tidak menuduh adanya pelanggaran hukum oleh PwC atau mitranya dalam kasus Top Education Group dan TEQSA.
Tapi, pekerjaan perusahaan konsultan untuk regulator, meski tidak mengungkapkan sahamnya di perguruan tinggi, akan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang potensi konflik kepentingan ketika PwC berkonsultasi untuk pemerintah.
Dalam sebuah pernyataan kepada ABC, PwC menyebutkan pihaknya telah memenuhi persyaratan tentang pengungkapan konflik kepentingan, termasuk dengan TEQSA dan Departemen Pendidikan, Keterampilan, dan Ketenagakerjaan.
Saat dikonfirmasi bahwa TEQSA tidak menemukan dokumen tentang pengungkapan konflik kepentingan, juru bicara PwC berkata: "Saya tidak dapat mengomentari hal itu."
Ia menambahkan, "PwC tidak melakukan pekerjaan apa pun untuk Departemen Pendidikan terkait dengan Top Education Group dan PwC juga tidak membagikan informasi rahasia klien terkait masalah ini."
"Selain itu, meskipun sejumlah kecil mitra PwC melakukan investasi pribadi di Top Education Group, tidak satu pun dari mitra ini bekerja sama dengan Departemen Pendidikan atau TEQSA."
Di antara delapan mitra PwC yang berinvestasi adalah Luke Sayers dan Tom dua CEO terakhir PwC Australia.
Sejak investasi April 2016, PwC telah menerima lebih dari 90 kontrak dengan TEQSA dan Departemen Pendidikan Australia senilai lebih dari $57 juta.
Pada bulan Desember 2016, setelah PwC menjadi pemegang saham Top Education Group, PwC dibayar $74.000 oleh Departemen Pendidikan untuk melakukan peninjauan soal pemulihan biaya untuk Badan Kualitas dan Standar Pendidikan Tinggi.
Keputusan TEQSA berdampak signifikan pada perusahaan penyedia pendidikan.
Pada tahun 2015, TEQSA secara singkat memberikan persyaratan pada akreditasi Top Education Group karena gagal memenuhi standar. Keputusan ini dicabut tujuh minggu kemudian setelah banding oleh perusahaan.
Pada Mei 2018, TEQSA memberikan hak kepada Top Education Group untuk "mengakreditasi diri sendiri" beberapa programnya.
PwC menandatangani perjanjian aliansi dengan perguruan tinggi
Model bisnis Top Education Group berfokus pada perekrutan mahasiswa internasional, kebanyakan dari China, ke program-programnya yang terakreditasi di Australia.
Mereka sudah menamatkan ribuan mahasiswa.
Perusahaan ini menggunakan hubungannya dengan PwC untuk meningkatkan profilnya, menandatangani "perjanjian aliansi" dengan firma yang memberikan mahasiswa Top Education Group tahun terakhir akses magang di kantor pusat PwC di Barangaroo.
Dengan bantuan PwC, mereka juga menyiapkan program "pelatihan perusahaan" dan "pendidikan eksekutif" yang menargetkan perusahaan China yang ingin berbisnis di Australia.
Top Education Group membanggakan diri, misalnya, bahwa mereka telah "mengembangkan program pelatihan Belt and Road Development Abroad dengan PwC Australia".
Satu "program pelatihan perusahaan" 2017 yang menyandang logo Top Education Group dan PwC, menawarkan mata pelajaran inti ekonomi Australia, dari perbankan dan pertanian, hingga pertambangan dan telekomunikasi.
Program ini juga menawarkan mata pelajaran yang mencakup "tinjauan kebijakan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan yang ada yang mempengaruhi perusahaan logistik internasional", "Politik Australia", dan "Tinjauan Kebijakan Partai Liberal".
Top Education memiliki sejarah keterlibatan dalam politik Australia, dan perwakilannya telah difoto dengan tokoh terkenal termasuk Kevin Rudd, Julia Gillard, Malcolm Turnbull, dan Scott Morrison
Partai Buruh New South Wales menjadi penerima donasi Top Education Group sekitar $150.000 dalam bentuk sumbangan antara tahun 2009 dan 2012.
Perusahaan pendidikan ini menyumbangkan lebih dari $124.000 kepada Partai Liberal antara tahun 2014 dan 2016.
Keputusan mitra senior PwC untuk menginvestasikan uang mereka sendiri ke dalam Top Education Group terjadi setelah Top Education terseret badai politik, ketika terungkap sebagai donatur mantan senator Partai Buruh Sam Dastyari yang kontroversial.
Sam terpaksa mundur dari Senat setelah terungkap menerima lebih dari $1.600 dari Top Education Group pada akhir 2015. Ini adalah kedua kalinya dia menerima uang dari perusahaan terkemuka yang terhubung dengan China.
Koneksi Cina
Perusahaan pendidikan tersebut dijalankan, hingga kematiannya dua tahun lalu, oleh Zhu Minshen, seorang delegasi dari Badan Penasehat Tertinggi China, Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC).
Zhu dan Top Education juga mengawasi inkarnasi pertama Institut Konfusius Sydney.
Mitra perusahaannya di China, termasuk perusahaan negara seperti Bank of Communications, Bank of China, China Union Pay, dan raksasa pertambangan dan energi, China Shenhua.
Salah satu pemegang saham terbesar adalah Xinjiang Guoli Minsheng Equity Investment Co. Ltd, menjalin kemitraan awal dengan Universitas Teknik Harbin, salah satu dari apa yang disebut "Tujuh Putra Pertahanan Nasional" China, yang merupakan lembaga penelitian dengan fokus pada pengembangan teknologi militer.
Perusahaan itu juga merupakan mitra bisnis dengan Pemerintah China di sebuah perusahaan militer dan astronotika bernama Addsino Co. Ltd, yang membangun komunikasi militer dan produk perlindungan elektromagnetik.
Seorang direktur pendiri Top Education Group, Amen Kwai Ping Lee, menjabat sebagai wakil presiden Dewan Australia untuk Promosi Reunifikasi Damai Tiongkok, yang awal tahun ini dinyatakan oleh Kejaksaan Agung sebagai agen pengaruh asing di Australia.
Pada tahun 2019, Top Education mengadakan perjanjian dengan perusahaan kecerdasan buatan iFLYTEK Co. Ltd yang, enam minggu kemudian, dimasukkan dalam daftar hitam perdagangan oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat.
Saham PwC
Pada tahun 2016, ketika PwC menaruh minat pada Top Education Group, sebagian besar investasinya terdiri dari "tunjangan layanan" senilai $3 juta, yang darinya Top Education secara teratur menarik pekerjaan seperti pemodelan keuangan dan penyiapan akuntansi.
Sisanya $ 2,5 juta dibayar tunai.
Pada bulan April 2017, dua bulan setelah PWC mulai mengerjakan kontrak TEQSA lainnya, Top Education Group mengeluarkan undangan kepada mitra senior PwC untuk membeli saham "pra-IPO" di perusahaan tersebut.
Selain Tom dan Luke, mitra PwC lain yang menerima undangan tersebut adalah Pete Calleja, Sammy Kumar, Mike McGrath, Hayden Scott, Kai Zhang, dan Chris McLean.
Luke adalah CEO PwC ketika perusahaan ini menggunakan informasi rahasia Treasury mengenai undang-undang Anti-Penghindaran Pajak Multinasional, membantu klien luar negerinya meniadakan dampak dari UU ini. Tidak ada tuduhan yang dijatuhkan terkait perilaku pribadinya itu.
Ia mengundurkan diri sebagai CEO PwC pada Mei 2020, dan digantikan oleh Tom Seymour.
Baik dia, maupun Luke, tidak menjawab pertanyaan ABC tentang investasi mereka di Top Education Group, dan pekerjaan PwC untuk Departemen Pendidikan dan TEQSA.
Sammy, yang telah keluar dari PwC, mengatakan kepada ABC: "Saya tidak akan mengungkapkan apakah saya memiliki atau tidak memegang saham. Saya tidak terlibat dalam pekerjaan apa pun (untuk TEQSA atau Departemen Pendidikan) jadi saya bukan bagian dari proses itu."
Kai, yang bertugas di dewan Top Education Group sebagai direktur pengganti Tom Seymour, mengatakan masih memegang semua sahamnya di perusahaan.
"Saya tidak bekerja di bisnis konsultasi pemerintah dan tidak dapat mengomentari pertanyaan Anda berkaitan dengan keterlibatan mereka dengan pemerintah," katanya.
Mitra PwC lain tidak menanggapi pertanyaan ABC News.
Senator Buruh Deborah O'Neill, yang memimpin penyelidikan Senat terhadap skandal PwC, telah meminta semua mitra PwC yang mengetahui penggunaan informasi Treasury oleh perusahaan itu untuk mengundurkan diri.
Pemerintah menyatakan telah merujuk Peter Collins, mantan kepala pajak internasional PwC, ke Kepolisian Ferderal untuk penyelidikan pidana.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News yang selangkapnya dapat dibaca di sini.