ABC

Situs Kencan ‘SeekingArrangement’ Diduga Langgar UU Pekerja Seks Komersil Australia

Setelah sempat dikaitkan dengan kematian salah seorang bos Google, situs kencan "SeekingArrangement' yang juga populer dengan sebutan 'Sugar Daddy' dicurigai melanggar UU Pekerja seks Komersil Australia, lantaran mempertemukan wanita muda dengan pria tua kaya yang membayar sejumlah uang sebelum bertemu.

Situs SeekingArrangement mengatakan ada lebih dari 154,537 warga Australia yang mendaftar di situs mencari teman kencan/pasangan mereka .

Situs kencan SeekingArrangement yang dikenal dengan nama 'Sugar Daddy' itu mengklaim anggotanya di Australia terus bertambah tercatat ada lebih dari 154,537 orang yang mendaftar.
 
Tuduhan kalau situs ini melanggar UU mengenai prostitusi di Australia muncul setelah mendapat laporan dari seorang wanita asal Sydney, Ella (bukan nama sebenarnya) yang mendaftar sebagai anggota di situs Sugar Daddy.
 
Wanita berusia 29 tahun dan orang tua tunggal itu memiliki janji untuk bertemu dengan seorang pebisnis yang usianya dua kali lipat lebih tua darinya dan setiap kali bertemua pria itu membayarnya sebesar $2,000 atau sekitar Rp20 juta.
 
"Ini bukan seks yang dibayar, tapi merupakan pertukaran antara dua orang dewasa yang berusaha untuk saling memiliki dalam tingkat yang jauh lebih dari sekedar kepuasan seksual katanya," kata Ella.
 
"Keintiman merupakan sebagian kecil dari hubungan dan pertemuan kami, bagi sebagian orang mungkin seks saja yang diinginkannya setelah itu sudah, tapi bagi saya personal, saya mengharapkan lebih dari karena saya ingin memiliki hubungan mental yang kuat dengan seseorang,"
 
"Pertama kali bertemu, pria itu mengatakan ini untuk bertemu denganmu dan saya sangat terkejut dengan ucapannya,"
 
"Pria itu mengatakan pastikan Anda membacanya begitu tiba dirumah,"
 
"Ketika saya tiba di rumah, saya menemukan amplop putih dengan terselip uang $2,000."
 
Menurut Ella, meski dia mendaftar di situs kencan, namun kebanyakan pria yang mengontaknya menginginkan layanan seksual.
 
"95 % pria yang menghubungi mengatakan 'Saya ingin bertemu dengan Anda 3 kali seminggu masing-masing selama satu jam', ' katanya.
 
"Saya katakan, maaf Anda bukan mencari pasangan berkencan, tapi Anda mencari wanita panggilan,"
 
Di Victoria  seorang yang berprofesi sebagai wanita panggilan harus terdaftar, sementara di Australia Selatan memesan seseorang untuk melakukan layanan seksual termasuk pelanggaran pidana.
 
"Ini merupakan situs yang kami curigai karena mereka tampaknya telah melanggar UU dan berpeluang menempatkan orang pada situasi berbahaya," kata Kepolisian Australia dalam rilisnya.
 
Sementara Kepolisian Victoria mengatakan situs semacam ini tengah meningkat dan pihaknya tengah menyelidiki kasus ini apakah melanggar UU yang berlaku saat ini.
 
Namun Juru bicara situs kencan SeekingArrangement, Brook Urick membantah situs mereka digunakan untuk kegiatan yang melanggar hukum.
 
"SeekingArrangement merupakan situs mencari teman kencan/jodoh dan tidak ada pertukaran uang untuk kegiatan seksual, situs ini semata bertujuan untuk melayani mereka yang berusaha untuk memiliki hubungan dengan seseorang," katanya.
 
"Kami menolak bentuk prostitusi dan wanita panggilang menggunakan situs kami," katanya.
 
"Hal itu sudah kami nyatakan secara terbuka di situs kami dan disemua halaman di situs kami memuat pernyataan yang menjelaskan apa prostitusi itu dan mengapa itu ilegal,'
 
Merespon temuan ini, banyak penyusun UU di negara bagian dan teritori di Australia merasa prihatin dengan maraknya prostitusi dan layanan kencan panggilan yang berkedok janji kencan di internet.
 
Juru bicara Industri Layanan Dewasa Australia,  William Albon mengatakan industrinya berharap UU mengenai prostitusi di Australia bisa diperbaharui dan juga turut mengatur situs kencan seperti SeekingArrangement.
 
"Internet telah memberi dampak yang luas, kita khawatir dan prihatin oleh karena itu kita berharap agar pemerintah membantu kami," kata Albon.
 
"Kompetisi dikalangan situs mencari jodoh itu hal yang baik ketika dilakukan secaa fair, dan ada aturan yang jelas, tapi saat ini tidak ada aturan yang menaungi praktek dan keberadaan mereka,' katanya.
Setidaknya dua kasus kejahatan seksual di Amerika Serikat telah dikaitkan dengan janji kencan yang dibuat pada website ini.
 
Seorang wanita Alix Tichelman, 27, didakwa telah membunuh eksekutif Google Forrest Hayes  pada Bulan November 2013. Ia diduga bertemu dengan Hayes di situs SeekingArrangement.
 
Situs ini juga memperkenalkan remaja wanita kembar Shalaine dan Shaina Foster kepada seorang pria berusia 85 tahun, Paul Aronson. Remaja kembar ini kemudia ditahan karena mengikat dan merampok lansia tua setelah melakukan janji kencan dengannya di  New York pada Oktober tahun lalu.