ABC

Situasi Belum Aman, Polisi Australia Tunda ke Lokasi MH17

Sebuah tim  Kepolisian Federal Australia (AFP) terpaksa menunda rencana meninjau lokasi jatuhnya pesawat MH17 di Ukrania timur setelah daerah itu dinyatakan belum aman.

Hanya 12 kilometer dari lokasi jatuhnya MH12, koresponden ABC Stephen McDonell menyaksikan tentara Ukraina merebut kembali sebuah desa dari pemberontak berbahasa Rusia.

Tentara pemerintah Kiev melancarkan  serangan besar untuk merebut daerah itu dari tangan separatis.

Tembakan senapan terdengar di Donetsk hari ini (28/07). Ledakan meriam juga terdengar di sekitar Donetsk pada hari Sabtu.

Para polisi Australia itu termasuk dalam sebuah tim pakar internasional di daerah itu dengan misi mengamankan lokasi dan mencari jenazah korban.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop telah tiba di Kiev guna mengakan pembicaraan mengenai akses yang aman ke lokasi. Ia mengatakan, karena lokasi jatuhnya pesawat terletak di zona perang, maka akses ke daerah itu selalu beresiko.

Bishop menegaskan, kontingen AFP itu tetap tidak dipersenjatai meskipun pertempuran terus terjadi di daerah itu.

Bersama dengan Menteri Luar Negeri Belanda, Bishop akan bertemu dengan pemerintah Ukraina guna meratifikasi misi kemanusiaan di Parlemen.

"Ini adalah misi kemanusiaan yang dipimpin oleh Belanda dan kita akan mendukung mereka supaya kita dapat mencapai lokasi sesegera mungkin dan mengambil jenazah yang masih ada disana serta memulai investigasi, katanya.

Deputi Komisioner AFP Andrew Colvin mengatakan, belum tahu kapan tim pencari akan diijinkan kembali ke lokasi.

Alexander Hug, deputi ketua misi pemantauan dari Organisation bagi Kerjasama dan Keamanan Eropa (OSCE) di Ukraina, menegaskan, konflik lokal telah menghambat misinya.

Di Den Haag, otoritas Belanda menegaskan, tim mereka akan tetap berada di Donetsk, sebuah kubu pemberontak sekitar 60 kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat, dan belum menuju ke zona bencana.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sebelumnya mengatakan telah tercapai persetujuan dengan pihak separatis untuk memberi akses kepada polisi internasional ke lokasi bencana supaya investigasi dapat dimulai

Namun Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin mengatakan, justru pemberontak yang menghalangi tim internasional ke lokasi bencana.

Pada hari Minggu (27/07), Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan, tim AFP akan bekerja sebagai bagian dari misi kemanusiaan pimpinan Belanda untuk mencari jenazah, menyingkirkan puing-puing dan membantu investigasi.

Tim itu seluruhnya akan terdiri dari 49 orang, 11 diantaranya dari Australia. Tapi jumlah itu diperkirakan akan meningkat.

Abbott mengakui misi tersebut mengandung resiko, namun mengatakan, ia diberitahu lebih aman kalau itu tim polisi itu tidak bersenjata.

Seluruhnya 49 polisi Australia sudah diterbangkan ke Kharkiv, siap membantu mengamankan lokasi bencana.