Siswa Australia Tertinggal dari Siswa Asia Pasifik dalam Pemrograman Komputer
Sebuah kampanye yang berlangsung selama sepekan mengajarkan bagaimana membuat program komputer kepada lebih dari 7.000 anak muda Australia. Berdasarkan penelitian, siswa Australia jauh tertinggal dibanding rekan sebaya mereka di kawasan Asia Pasifik.
Kampanye, yang bernama #WeSpeakCode, ini dimulai pada Jumat (15/5) ketika lebih dari 800 siswa dari 30 sekolah di seluruh New South Wales mengambil kursus pemrograman di Universitas Teknologi Sydney (UTS).
Penelitian yang dilakukan oleh perusahaan IT ‘Microsoft’ menunjukkan, jika menyangkut pelatihan dan penyerapan pemrograman, siswa Australia berada di belakang siswa dari kawasan Asia Pasifik lainnya.
Seorang siswa belajar pemrograman untuk mengembangkan sebuah aplikasi, selama kampanye #WeSpeakCode di kampus UTS.
Penelitian ini mengungkap, hanya 32% dari siswa Australia yang mengatakan, mereka telah diberi kesempatan untuk belajar pemrograman di sekolah, yang merupakan persentase terendah di antara negara-negara yang disurvei.
Dua dari tiga siswa di Australia mengatakan, mereka ingin tahu lebih banyak tentang pemrograman tetapi tak memiliki kesempatan untuk melakukannya.
Berbicara di kampus UTS, Menteri Komunikasi Australia, Malcolm Turnbull, mengatakan, hal yang penting untuk meningkatkan kemampuan teknologi para siswa.
"Satu-satunya hambatan untuk keberhasilan kita adalah imajinasi, kita punya semua teknologinya. Anda harus bermimpi, dan apa yang Anda punya dengan keterampilan pemrograman Anda adalah bahasa untuk bermimpi,” ujar Menteri Malcolm kepada para siswa.
Ia mengatakan, agar Australia berhasil sebagai ekonomi dunia yang makmur, negara ini harus lebih imajinatif, inovatif dan berteknologi canggih.
"Jadi saya mendorong semua orang untuk terlibat, tak hanya untuk merangkul teknologi, tetapi menjadi penasaran dan ingin tahu tentang bagaimana Anda dapat memanfaatkan teknologi untuk mengubah dan membentuk dunia," tuturnya.
Sementara Pemimpin Oposisi Bill Shorten telah menyampaikan desakan bagi sekolah untuk lebih mengutamakan ilmu pengetahuan dan teknologi, seraya menyebut bahwa setiap sekolah dasar dan tinggi harus mengajarkan siswanya pemrograman komputer.
Masih ada anak yang tak punya akses internet
Dr Lisa O'Brien, CEO dari lembaga ‘Smith Family’, yang merupakan mitra dari kampanye #WeSpeakCode, mengatakan, 68% dari anak-anak yang mereka wakili tak memiliki akses internet di rumah.
"Karir di masa depan akan berada di bidang teknologi informasi dan komunikasi serta mengembangkan keterampilan digital ini. Kami ingin memastikan bahwa anak-anak dari daerah yang paling kurang beruntung di Sydney memiliki akses belajar keterampilan itu," ungkapnya.
Siswa SMA bernama Ashley mengatakan, belajar pemrograman secara relatif tak membingungkan dan tak sulit untuk dipelajari.
"Saya tidak melihat diri saya sebagai orang yang cerdas tapi saya tahu bahwa saya menikmati melakukannya. Saya pikir pemrograman dan bahasa pemrograman lainnya sebagai sebuah subjek seharusnya menjadi sesuatu yang bisa dipilih siswa,” kemukanya.