ABC

Sisa Pestisida Ditemukan Pada Madu di Pasaran

Survei yang dilakukan pada madu yang dijual di seluruh dunia menemukan 75 persen sampel yang diuji mengandung setidaknya satu atau lebih jenis pestisida.

Sejumlah ilmuwan Swiss menguji 198 sampel madu yang berasal dari seluruh benya, kecuali Antartika, untuk mengetahui kandungan pestisida jenis neonicotinoid, yang sering digunakan pada pertanian.

Madu dari Amerika Utara, Asia dan Eropa mengandung tingkat pestisida tertinggi, seperti yang dilaporkan dalam jurnal Science.

Para periset menekankan tingkat kontaminasi yang ditemukan pada madu berada “di bawah tingkat residu maksimum yang boleh untuk dikonsumsi manusia” oleh Uni Eropa, kecuali pada dua sampel.

Tapi mereka mengatakan pestisida yang menargetkan sistem saraf ini, dapat membahayakan lebah dan hewan perantara proses penyerbukan lainnya.

“Ada kekhawatiran yang meningkat tentang dampak pestisida sistemik ini terhadap lebah madu dan lebah liar,” kata mereka.

Peneliti Alexambre Aebi asal Swiss yang meneliti madu.
Peneliti Alexambre Aebi asal Swiss yang meneliti madu.

Foto: Guillaume Perret

“Konsentrasi rata-rata [yang ditemukan dalam madu] berada dalam kisaran bioaktif, menyebabkan defisit dalam proses pembelajaran, perilaku, dan kinerja koloni.”

Gangguan pada koloni lebah pertama kali diakui 10 tahun yang lalu, ketika peternak lebah di Amerika Serikat memperhatikan ada ribuan sarang lebah yang kosong atau tidak dihinggapi lebah.

Sejumlah faktor yang berkontribusi pada gangguan koloni telah ditemukan, termasuk pestisida yang terpapar pada lebah hingga hampir mematkan.

Salah satu peneliti yang terlibat adalah Profesor Edward Mitchell dari University of Neuchatel di Swiss. Ia mengatakan meski kandungan neonicotinoid rendah sekalipun, sudah mengkhawatirkan.

“Pestisida ini sangat beracun, sehingga memiliki efek yang cukup besar yang konsentrasinya jarang terukur,” katanya.

Pestisida yang banyak digunakan di Australia dilarang di Uni Eropa

Sisa pestisida ditemukan di lebih dari 75 persen produk madu di seluruh dunia.
Sisa pestisida ditemukan di lebih dari 75 persen produk madu di seluruh dunia.

Foto: Blaise Mulhauser

Para periset menggunakan bantuan ilmuwan amatir, atau citizen scientist, yang mengirimkan sampel madu yang dibeli di toko-toko di seluruh dunia untuk kemudian diuji di laboratorium di Swiss.

Tetapi produk madu yang sumbernya tidak dapat diverifikasi tidak ikut diuji.

“Banyak sampel kami berasal dari daerah yang sangat terpencil. Kami juga ingin memasukkan pulau-pulau terpencil dari bagian tengah benua yang jauh dari kawasan industri besar,” kata Profesor Mitchell.

"Dari banyak tempat seperti itu, kami memiliki sampel positif."

30 persen sampel mengandung satu pestisida, sementara 45 persen mengandung minimal dua hingga lima jenis neonicotinoid berbeda.

Thiamethoxam, adalah pestisida yang paling sering terdeteksi dari madu asal kawasan Oseania, termasuk Australia. Pestisida ini termasuk yang dilarang sementara oleh badan Uni Eropa pada tahun 2013, akibat kekhawatiran merusak koloni lebah.

Undang-undang Perancis yang disahkan tahun 2016 juga akan melarang penggunaan neonicotinoid pada tahun 2018.

Meski terganggunya koloni belum terlalu terdeteksi di Australia, kawasan Amerika Utara dan Eropa masih mengalami kematian lebah tinggi selama musim dingin.

Di musim dingin periode tahun 2015 – -2016 di Amerika Serikat, database peternakan lebah nasional mencatat lebih dari 28 persen koloni yang alami gangguan.

Berita ini tersedia dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca disini.