ABC

Singapura Pidanakan 24 Pekerja Migran Penyebab Kerusuhan

Otoritas Singapura akan memproses hukum  24 orang tenaga kerja asing karena menyebabkan kerusuhan di pusat kota Singapura pada Minggu (8/12/2013).

Jaksa Penuntut Umum Singapura akan mempidanakan 24 orang yang diduga memicu kerusuhan di kawasan Little India pada Minggu (8/12/2013) yang tercatat sebagai kerusuhan pertama yang terjadi di Singapura dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.

Kerusuhan itu terjadi ketika seorang pekerja bangunan berkewarganegaraan India tewas tertabrak sebuah bus.

Para tersangka yang merupakan tenaga kerja asing  itu terancam hukuman 10 tahun penjara dan hukuman cambuk atas tuduhan melakukan kerusuhan yang melibatkan penggunaan senjata tajam.

Mereka adalah bagian dari 400 orang yang terlibat dalam bentrokan yang menyebabkan 39 orang polisi dan warga terluka, 25 kendaraan termasuk 16 mobil polisi  rusak dan terbakar.

Kepolisian mengatakan dua warga berkewarganegaraan Bangladesh dan seorang warga tetap Singapura yang sebelumnya ditahan telah dibebaskan karena terbukti tidak terlibat dalam kerusuhan tersebut.

Sementara seorang warga Singapura  berusia 55 tahun yang menjadi supir bis yang menabrak hingga tewas pekerja bangunan Sakthivel Kumaravelu telah dibebaskan dengan jaminan setelah ditahan karena menghilangkan nyawa orang lain karena kelalaian.

Isu nasional

Pemerintah Singapura sudah  meminta warga untuk tenang dan memberi peringatan keras terhadap aksi yang memicu kebencian rasial di tengah serangan online terhadap pekerja asing di negara kota itu.

Ini merupakan insiden kerusuhan rasial pertama yang melanda Singapura sejak 1969 .

Negara di Kawasan Asia Tenggara berpenduduk 5,4 juta orang ini merupakan salah satu negara terkaya di dunia, namun memiliki tingkat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pekerja migran. Kebanyakan  pekerja asing di Singapura berasal dari Asia Selatan yang mendominasi pekerjaan konstruksi.

“Kerusuhan adalah insiden yang terisolasi yang timbul dari tindakan melanggar hukum dari massa yang sulit diatur yang merespon kecelakaan lalu lintas yang fatal, "kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam sebuah pernyataan.

"Kita tidak harus membiarkan insiden buruk ini merusak pandangan kita dari komunitas pekerja asing di sini."

Perdana Menteri Lee juga memerintahkan dibentuknya komite khusus yang dikepalai Menteri Dalam Negeri untuk meninjau ulang faktor-faktor yang memicu kerusuhan, sekaligus meninjau langkah-langkah yang ada dalam pengelolaan kawasan yang banyak dihuni pekerja asing.

Pemerintah mengatakan pihaknya akan melarang penjualan dan konsumsi alkohol di area dimana terjadi kerusuhan yang disebut-sebut sebagai faktor yang ikut memicu kerusuhan pada Minggu (8/12/2013) kemarin.

Blogger dan aktivis sipil mendesak pemerintah untuk menyelidiki apakah kekerasan itu merupakan indikasi ketidakpuasan yang lebih luas di kalangan pekerja migran atas pembayaran gaji mereka yang kurang, banyak dari mereka yang mengaku hidup dalam kondisi yang mengerikan di tempat penampungan mereka.