ABC

Sidang Novy Chardon: Jaksa Tidak Tahu Cara John Bunuh Istrinya

Persidangan kasus pembunuhan Novy Chardon dengan terdakwa suaminya sendiri, John Chardon, pada hari Jumat (6/9/2019) memasuki masa rehat, untuk memberi kesempatan kepada juri mengambil keputusan. Jaksa penuntut mengaku pihaknya tidak tahu bagaimana cara John membunuh Novy.

Sebelumnya dalam sidang pada hari Kamis, JPU Mark Green menyatakan meski dia tidak tahu bagaimana terdakwa membunuh istrinya itu, tapi dia yakin semua bukti-bukti yang ada menunjukkan John telah membunuh Novy.

Seperti diketahui, wanita asal Surabaya yang saat itu berusia 34 tahun, dilaporkan hilang pada 6 Februari 2013, di hari ketika terjadi pertengkaran sengit dengan John, yang kini berusia 72 tahun.

Jasad Novy tidak ditemukan sampai sekarang sementara John telah diadili di Mahkamah Agung Quensland sejak pertengahan Agustus lalu dengan tuduhan pembunuhan.

Kepada para juri, Jaksa Green mengakui tidak tahu bagaimana John membunuh Novy serta dimana dia membunuhnya.

“Tapi semua hal-hal kecil itu menunjukkan bahwa Terrdakwa melakukannya,” ujar Jaksa Green dalam pernyataan akhirnya, seperti dilaporkan kantor berita AAP.

Dia mengatakan urin yang ditemukan oleh petugas forensik di karpet kamar tidur Novy ditambah upaya John membersihkan karpet itu keesokan harinya jelas menunjukkan sesuatu.

“Kemungkinan kecil Terdakwa mengambil risiko membunuh korban di kamar tidur itu. Tapi mungkin dia melakukannya. Dan jika dia melakukannya, dia membunuh korban sedemikian rupa sehingga tidak meninggalkan darah di lantai,” katanya.

“Dia bisa melumpuhkan korban dengan cara tertentu, melakukan sesuatu padanya di kamar tidur sehingga dia bisa mengeluarkan korban dari rumah dan membunuhnya di luar rumah.”

Jaksa Green menuding Terdakwa John seperti “penjahat pantomim” yang telah banyak berbohong demi menutupi kejahatannya.

“Mendengarkan dia, Anda tidak akan percaya namanya adalah John sebelum melihat akta kelahirannya,” kata Jaksa Green.

“Dia menyangka bahwa Novy akan menguasai hak asuh anak-anak mereka dan akan menentukan kapan Terdakwa bisa melihat mereka. Tidak mungkin Terdakwa bisa tahan dengan itu,” ujar Jaksa Green.

“Itulah yang membuat Terdakwa marah.”

Jaksa Green juga menyerang karakter yang dibangun pembela Terdakwa bahwa John Chardon adalah seorang dermawan yang banyak membantu orang di Filipina.

“Memberi uang dengan imbalan seks itu tidak bisa dianggap sebagai perbuatan filantropi,” katanya.

“Kita mungkin berpikir tentu bukan karisma atau ketampanannya yang menarik banyak wanita, tapi mungkin karena uangnya.”

Baru memulai usaha kecantikan

Dalam sidang sebelumnya terungkap fakta bahwa Novy saat itu baru saja membuka usaha kecantikan, sebagai upaya untuk menopang hidupnya.

Menurut Jaksa Green, Novy sangat mencintai anak-anaknya dan pada malam kejadian, dia baru pulang makan malam bersama anaknya dan seorang temannya.

Menghilangnya Novy selama beberapa hari setelah malam itu, membuat temannya itu mengontak polisi. Dan bukan John yang melapor ke polisi.

Pada malam kejadian, kata Jaksa Green, John telah menunggu Novy di garasi rumahnya di daerah Upper Coomera sekitar jam 9 malam.

ABC/AAP