ABC

Sidang DPR Australia Sempat Terhenti Karena Protes

Sidang DPR (House of Representatives) Australia di Canberra sempat terhenti selama 40 menit, ketika sekitar 30 pengunjuk rasa dari arah balkon meneriakkan slogan mendukung para pengungsi, dan beberapa di antara mereka melekatkan diri ke pagar dengan lem kuat.

Protes ini terjadi dalam sesi Question Time, yang biasa dilangsungkan Senin hingga Kamis, dimana biasanya Perdana Menteri dan menteri-menterinya menjawab pertanyaan yang diajukan baik dari pihak Oposisi maupun dari faksi pemerintah sendiri.

Ketika para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan pro pengungsi, Ketua DPR Tony Smith kemudian menghentikan sidang sampai petugas keamanan menyelesaikan masalah.

Polisi Federal Australia kemudian dipanggil masuk ke dalam ruang persidangan.

Dalam suasana yang sempat kacau, petugas keamanan kemudian menarik beberapa pengunjuk rasa dari ruang yang memang digunakan untuk menonton sidang, dan terdengar teriakan ‘jangan sakiti saya (don’t hurt me).

A group of anti-offshore detention protesters link arms and yell at Parliament House security guards.
Petugas keamanan di gedung parlemen sedang menangani para pengunjuk rasa.

ABC News: Nick Haggarty

Beberapa pengunjuk rasa terus melanjutkan protes mereka di Murall Hall di dalam gedung parlemen, di saat pihak berwenang berusaha membersihkan ruang sidang dari para pengunjuk rasa.

Protes ini tidak berlangsung dengan kekerasan, dengan para pengunjuk rasa meneriakkan ‘tutup kamp pengungsi” dan ‘bawa mereka ke sini.”

A group of protesters at Parliament House.
Unjuk rasa di gedung parlemen sempat menghentikan sidang selama 40 menit.

ABC News: Nick Haggarty

“Kami berada di sini hari ini, karena anda telah menjadi pemimpin dunia dalam soal kekejaman.” kata para pengunjuk rasa.

Pengunjuk rasa terakhir berhasil dikeluarkan dari ruang sidang 30 menit setelah sidang dihentikan.

Para pegiat dari kelompook bernama Whistleblowers Activists dan Citizens Alliance mengaku bertanggung jawab atas protes tersebut.

Seorang pengunjuk rasa dari kelompok yang sama menaiki panggung dan mengucapkan sumpah serapah ketika Perdana Menteri Malcolm Turnbull menyampaikan pidato mengenai ekonomi bulan Agustus lalu.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara kelompok tersebut mengatakan pengunjuk rasa mendatangi Gedung Parlemen untuk memberitahu pemerintah guna ‘menghentikan kegilaan” dan menuutp proses penanganan pengungsi di Nauru dan Manus Island.

Acara Question Time itu dimulai lagi pukul 14:40 waktu setempat dan Ketua Parlemen Tony Smith mengatakan sidang dihentikan ‘sebagai alternatif terakhir.”

“Saya sempat berpikir apakah kita bisa terus melanjutkan sidang dalam keadaan seperti ini dan kemudian keputusan bahwa kita tidak bisa melakukannya.”

“Tujuan kita adalah melakukan tugas parlemen, dan di masa ketika dihentikan, jelas sekali bahwa kita tidak bisa berfungsi, dan kewibawaan Majelis tercoreng.”

Salah seorang menteri senior pemerintah Christopher Pyne mengatakan ini adalah kejadian paling serius di Parlemen sejak tahun 1996.

Christopher Pyne and Julie Bishop react to a protest during Question Time.
Christopher Pyne dan Julie Bishop menyaksikan kejadian unjuk rasa hari Rabu (30/11/2016).

ABC News: Nick Haggarty

Diterjemahkan pukul 14:45 AEST 30/11/2016 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini