Setelah Kosong 2 Tahun, Trump Tunjuk Dubes Baru Untuk Canberra
Menjelang Pemilu Sela yang krusial, Presiden Amerika Serikt (AS), Donald Trump, akhirnya memilih duta besar baru untuk Australia.
Presiden AS itu telah memilih pengacara veteran dari Partai Republik, Arthur B Culvahouse Jr, untuk ditugaskan ke Canberra selama sisa dua tahun masa jabatan Trump.
Jika disetujui oleh Senat AS, penunjukan pria 70 tahun itu akan mengakhiri kekosongan dua tahun dari posisi yang ditinggalkan oleh duta besar terakhir, John Berry, pada minggu-minggu terakhir masa jabatan kedua Barack Obama di Gedung Putih.
Sejak saat itu, diplomat karir dari Departemen Luar Negeri AS, James Carouso, telah melakukan tugas de facto duta besar dalam perannya sebagai Kuasa Usaha.
Culvahouse Jr adalah penasihat hukum berpengalaman yang bekerja sebagai penasihat untuk Presiden Ronald Reagan antara tahun 1987 dan 1989.
Berlatar belakang sebagai pengacara di Tennessee, Culvahouse Jr memimpin firma hukum multinasional, O’Melveny dan Myers LLP, sebelum bergabung dengan staf senator Tennessee, Howard Baker, dan membenamkan diri dalam politik di Washington DC.
Belakangan ini, ia berada di komite Partai Republik untuk pemilihan pasangan calon wakil presiden -pertama kali memasangkan Sarah Palin dari Alaska dengan John McCain pada tahun 2008 dan kemudian mengajukan calon untuk Trump dengan menempatkan senator Indiana, Mike Pence, pada tahun 2016.
Trump sekarang membalas jasa atas pengabdian Culvahouse Jr di pemerintahan Republik.
Diputuskan larut malam sebelum Pemilu Sela untuk kongres, Gedung Putih tampaknya bergegas menuntaskan kewenangan presiden -kemungkinan sebagai jaminan atas hilangnya kontrol di Senat.
Meski beberapa pakar memprediksi mayoritas Senat akan benar-benar beralih ke Partai Demokrat, kemungkinannya cukup untuk menjelaskan mengapa pemerintahan Trump ingin menggunakan sisa dua bulan dari
Kongres AS ke-115 untuk memilih Duta Besar di Canberra.
Karena itu, lusinan nominasi dari presiden sudah mandeg di Senat dengan berbagai alasan, tidak semuanya terkait dengan kerasnya perlawanan dari Partai Demokrat.
Australia tergolong terakhir
Australia adalah salah satu dari sekutu utama terakhir Amerika yang tidak memiliki duta besar hasil penunjukkan Trump.
Rencana sebelumnya untuk mencalonkan Laksamana Muda Harry B Harris ditinggalkan ketika mantan Panglima Pasifik itu dialihkan ke Seoul karena masalah yang mendesak, yaitu Trump mengadakan KTT
Singapura dengan mendatangkan diktator Korea Utara, Kim Jong-un.
Dari sekutu utama AS, Inggris memiliki duta besar AS yang dikonfirmasi oleh Senat pada Agustus tahun lalu, NATO pada waktu yang sama dan Jepang pertengahan tahun 2017.
Bahkan pos-pos yang mencakup Selandia Baru / Samoa, Slovenia, Islandia, dan Malta diangkat sebelum posisi yang sekarang ditawarkan kepada Culvahouse Jr.
Keterlambatan dari penunjukan Dubes untuk Canberra telah dikritik oleh para pengamat, tetapi tidak pernah dilayangkan oleh Pemerintah Australia, yang -sejak era Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri sebelumnya hingga sekarang -tetap mengatakan bahwa pemilihan, nominasi dan pemilihan waktu sepenuhnya kewenangan Gedung Putih untuk menentukan.
Sebagai duta besar AS untuk Australia, menjaga hubungan pertahanan, intelijen, dan keamanan yang kuat akan menjadi bagian penting dari tugas Culvahouse Jr dan ia sosok yang tidak asing akan isu-isu tersebut.
Ia pernah berada di beberapa panel penasihat AS termasuk Dewan Penasihat Intelijen Asing Presiden, Dewan Pengawas Intelijen, Komisi Hakim Agung, dan saat ini berada di dewan think tank hubungan luar negeri di Brookings Institution, di mana kontak dengan para pemikir dan analis senior Australia sering terjadi.
Tetapi menjadi wajah diplomatik dari administrasi Trump di Australia akan memberinya eksposur publik, sesuatu yang dihindari pengacara Washington ini selama bertahun-tahun karirnya.
Sebuah profil panjang dari tahun 2011 di The Washingtonian menggambarkan sosok Arthur Boggess Culvahouse II muda (dinamai seperti ayahnya), yang lahir pada 4 Juli 1948 di kota kecil Tennessee, yang terletak di antara Knoxville dan Chattanooga.
Media itu menulis bahwa “Culvahouse lebih suka berada di balik layar … [dan] telah membina karir sebagai pemain belakang layar Washington” dengan kemampuan untuk menyimpan rahasia.