Serangan Rasis Meningkat di Tasmania
Semakin banyak remaja dari keluarga imigran di Tasmania, Australia, mengalami serangan rasis diteriaki “kembali ke negara asalmu” serta dilempari telur. Hal ini terungkap dalam dengar pendapat yang digelar di parlemen setempat.
Komisioner Anti Diskriminasi Robin Banks hadir dalam dengar pendapat yang membahas Racial Discrimination Act atau UU Diskriminasi Rasial. Penyelidikan federal ini bertujuan memastikan UU tersebut telah membatasi kebebasan berbicara di Australia.
Komisioner Robin Banks yang sebentar lagi memasuki pensiun menginginkan pencemaran nama secara rasis tersebut dimasukkan sebagai perbuatan pidana. Dia mengungkapkan adanya peningkatan komplain terkait tindakan rasis dari 12 bulan terakhir di Tasmania dari 4 kasus menjadi 11 kasus.
Selain itu, pihaknya juga banyak mendengar tindakan yang bermuatan rasis.
“Pelajar dari kalangan minoritas tentu saja menjadi sasaran pelemparan telur dan kata-kata berbau pelecehan. Di jalan-jalan orang melontarkan ucapan seperti, “kembali ke negara asalmu”,” kata Komisioner Banks lagi.
Menurut dia, orang menjadi sasaran karena asal-usulnya dan ditarget melalui tindakan yang sepatutnya tidak dapat dibenarkan.
Banks menceritakan kisah seorang remaja putri yang kata-katanya sangat berkesan.
"Umumnya orang bisa menyatakan hal-hal bagus dan sangat menerima saya. Namun satu patah kata atau tindakan berbau rasis langsung menghunjam seperti busur panah," tutur Banks mengutip ucapan remaja tersebut.
Banks memperingat komite parlemen bahwa perubahan atas UU Diskriminasi Rasial akan menghilangkan halangan bagi orang untuk berpikir sebelum melontarkan suatu ucapan kepada orang lain.
Menurut dia, pesan yang disampaikan parlemen federal ini sangat berisiko di saat-saat meningkatnya ketegangan rasial akhir-akhir ini.
"Saya tidak khawatir dengan orang yang rasional. Saya khawatir dengan mereka yang gampang menjadi agresif dan melakukan kekerasan," katanya.
Dalam dengar pendapat itu Banks diminta memberikan contoh dari dampak yang bisa terjadi jika UU ini diubah.
“Orang bisa beranggapan bahwa ras minoritas merupakan penjahat seksual dan teroris,” tegasnya.
Dengar pendapat di Hobart merupakan yang kedua yang digelar parlemen federal.
Menurut catatan, mayoritas anggota parlemen Australia dari faksi koalisi yang memerintah, menghendaki perubahan UU dengan mengganti “penghinaan” dan “melukai hati” dicoret dari Pasal 18C UU tersebut.
Diterbitkan Pukul 14:00 AEST 30 Januari 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.