ABC

Seputih Cinta Melati Tampil dalam Festival Film Indonesia di Perth

Film Seputih Cinta Melati akan menjadi salah satu film yang akan ditayangkan dalam Festival Film Indonesia di Perth (Australia Barat) yang berlangsung 3-6 September 2015. Selain itu, bersama film Cahaya dari Timur: Beta Maluku, kedua film akan secara khusus ditayangkan bagi murid sekolah setempat.

Festival Film 2015 ini, merupakan kegiatan tetap tahunan yang telah dimulai sejak 2011, dan apresiasi pengunjung terhadap penyelenggaraan Festival ini dari tahun ke tahun terus meningkat sehingga kehadirannya selalu ditunggu-tunggu.

Film Seputih Cinta Melati akan ditayangkan di Perth pekan ini.
Film Seputih Cinta Melati akan ditayangkan di Perth pekan ini.

 

Penyelenggara festival ini adalah Balai Bahasa Indonesia di Perth (BBIP).

Menurut Wakil Kepala Balai Bahasa Indonesia Syahri Sakidin kepada wartawan ABC Australia Plus L. Sastra Wijaya, kegiatan ini dilakukan untuk memelihara dan menumbuhkan minat di Australia guna lebih mengharga keragaman seni budaya masyarakat Indonesia baik yang bersifat tradisional maupun yang modern.

"Kami melihat bahwa promosi budaya dan bahasa Indonesia melalui media pemutaran film-film Indonesia terbukti cukup efektif untuk mendorong semangat unutk mengenal keragaman budaya Indonesia." kata Syahri Sakidin.

Menurut Syahri, yang sebelumnya pernah bertugas di Perth sebagai diplomat Indonesia tersebut, salah atu sasaran utama penayangan film-film Indonesia pada Festival ini adalah keterlibatan secara aktif para murid sekolah menengah Australia yang sedang belajar bahasa Indonesia.

"Jumlah murid-murid Australia yang mengujungi Festival Film ini juga terus meningkat. Jadi kita juga akan menayangkan Seputih Cinta Melati dan Cahaya dari Timur: Beta Maluku bagi para murid sekolah Australia."

"Para murid berkesempatan bertemu dan berinteraksi dalam lokakarya dengan para artis ke-dua film tersebut yang secara khusus datang dari Jakarta. Tahun ini diharapkan keterlibatan sekitar 500 murid sekolah Australia." tambah Syahri.

Festival film tahun 2015 ini secara keseluruhan akan menampilkan lima film. Selain Seputih Cinta Melati, dan Cahaya dari Timur: Beta Maluku, juga akan ditampilkan  Dibalik 98, Toba Dreams dan Kapan Kawin?.

Menurut Syahri, selain pemutaran film, Festival juga akan mengundang para artis atau mereka yang terlibat antara lain Lukman Sardi, Nia Zulakrnaen, Ari Sihasale, Jajang C. Noer, Feby Febiola, Shafira Umm, dan Viky Sianipar.

Film Cahaya dari Timur: Beta Maluku juga akan dibawa ke sejumlah sekolah di Perth.
Film Cahaya dari Timur: Beta Maluku juga akan dibawa ke sejumlah sekolah di Perth.

 

"Nama-nama lain yang juga pernah hadir pada tahun-tahun sebelumnya untuk mendukung Festival ini, antara lain: Christine Hakin, Ikranagara, Wulan Guritno, Ario Bayu, Happy Salma, Olga Lydia, Julia Peres, Presia Nasution, Agni Pratistha, Rahayu Saraswati, Poppy Sovia, dan sutradara Hanung Bramantyo." katanya lagi

Selain menyelenggarakan Festival Film, Balai Bahasa Indonesia Perth yang berdiri sejak tahun 1998 sudah secara teratur menyelenggarakan kelas-kelas pengajaran bahasa Indonesia kepada masyarakat umum di Western Australia (WA)

"Untuk tahun ini saja jumlah murid yang tercatat di kelas BBIP adalah sekitar 200 orang." kata Syahri lagi.

Dikatakannya juga bahwa BBIP juga setiap tahun, bekerjasama dengan Departemen Pendidikan WA dan KJRI Perth, melalui Language Assitant Program merekrut para guru bahasa Indonesia langsung dari Indonesia untuk menjadi guru pendamping di sekolah Australia yang mempunyai kurikulum pengajaran bahasa Indonesia yang tersebar di wilayah Australia Barat. 

Fesitval Film Indonesia di Perth digelar setiap tahun sejak 2011.
Fesitval Film Indonesia di Perth digelar setiap tahun sejak 2011.

 

Setiap tahun BBIP mengirim sekitar 10 pimpinan/kepala sekolah  di wilayah WA untuk lebih mengenal dan memberi motivasi pentingnya pengajaran bahasa Indonesia di sekolah masing-masing mengingat posisi Indonesia sebagai tetangga dekat mereka di utara. 

Selain itu, secara berkala, BBIP memberikan penyegaran pengetahuan tentang metode pengajaran bahasa Indonesia kepada para guru bahasa Indonesia oleh para guru Australia (penutur asing) yang mencakup seluruh wilayah WA melalui on-line yang juga melibatkan nara-sumber di Indonesia. 

"Terakhir, dengan bekerjasama dengan Institute Seni Indonesia (ISI) Denpasar, merekrut para dosen seni-budaya untuk mengajar (artists in residence) di berbagai sekolah menengah di WA." demikian Syahri Sakidin.