ABC

Separuh Mall di Amerika Serikat Akan Tutup Tahun 2030

Di saat di banyak kota di negara berkembang pembangunan mall marak, di Amerika Serikat diperkirakan sekitar separuh mall yang ada sekarang ini akan tutup tahun 2030 karena tidak cukup pengunjung yang datang.

Berubahnya pola belanja (karena internet) dan juga kebiasaan mengendarai kendaraan, menurut laporan wartawan ABC di Amerika Serikat Lisa Millar,  para pengelola mall di sana mengalami kesulitan.

Dulu mall dibangun di banyak tempat karena pola urbanisasi dimana banyak warga Amerika pindah ke pinggiran kota.

Salah satunya adalah Amy Ginsberg dimana masa kehidupan remajanya banyak dihabiskan di Mall White Flint di Maryland.

"Di situ ada lift dengan kaca besar dan toko-toko menarik." katanya.

"Ketika kami masih di sekolah menengah di tahun 1970-an dan 1980-an, tidak banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi kecuali mall."

"Di mall banyak toko, gedung bioskop. Kami sering ke sana untuk sekedar cuci mata dan yang lainnya." kata Ginsberg.
Sampah berserakan di sebuah mall yang tidak digunakan lagi di Chesterfield, Virginia. Flickr: Will Fisher

Namun White Flint ditutup bulan ini. Dan seperti banyak mall lainnya di Amerika, White Flint sudah 'mati' selama beberapa waktu terakhir. Mall yang 'mati' bila tingkat hunian di bawah 70 persen.

Mark Hinshaw, seorang arsitek dan pengarang buku mengatakan dia sudah lama mengamati semakin banyaknya mall yang mati.

"Perkembangannya memang pesat selama 60 tahun terakhir, dan saya kira banyak orang menduga bahwa ini akan berlangsung terus menerus."

"Namun kenyataannya hidup dan gaya hidup berubah. Sekarang banyak orang kembali tinggal di kota, dan banyak orang tidak mau lagi tinggal di pinggiran dimana mereka harus mengendarai kendaraan ke kota untuk belanja ataupun bekerja." kata Hinshaw.

Di masa puncak pembangunan mall, sekitar 140 mall dibangun setiap tahunnya di Amerika Serikat.

Direktur Eksekutif Dewan Pusat Perbelanjaan Australia Angus Nardi mengatakan situasi di Australia masih berbeda dengan Amerika Serikat.

Namun dia mengakui adanya berbagai masalah yang dihadapi pusat perbelanjaan di Australia.

"Memang tidak ada yang bisa mengatakan bahwa mall tidak akan mati, dan resikonya selalu ada. Di Australia masalahnya sekarang ini adalah kajian yang sedang dilakukan pemerintah yang bisa mengakibatkan pelonggaran aturan dimana siapa saja bisa membangun mall." kata Nardi.

Dia mengatakan di Amerika Serikat, sudah lama terjadi dimana pasar lebih besar dari permintaan dan di seluruh Amerika, banyak mall yang sama sekali tidak digunakan lagi, menjadi gedung yang terbengkalai.

Yang lain berusaha berbenah dengan menambah perpustakaan, ataupun apartemen dan bahkan kantor pemerintahan, sebelum semua terlambat.