ABC

Separatis Bersenjata Duduki Lima Desa di Sekitar Freeport

Kelompok separatis bersenjata menduduki lima desa di sekitar pertambangan Freeport di Papua, mengancam akan mengganggu aktivitas tambang milik AS yang tahun ini dilanda kerusuhan buruh dan perselisihan mengenai hak operasi.

Pihak berwenang telah menyatakan keadaan darurat dan sekitar 300 pasukan keamanan tambahan dikirim ke wilayah tersebut, menyusul serangkaian penembakan sejak 17 Agustus 2017 yang menewaskan seorang polisi dan melukai enam lainnya.

“Mereka ingin mengganggu operasi Freeport,” kata Suryadi Diaz, juru bicara Kepolisian Daerah Papua.

“(Freeport) kaya tapi mereka miskin. Jadi mereka hanya menuntut keadilan,” kata Diaz seraya menambahkan para militan itu adalah kelompok pecahan Gerakan Papua Merdeka (OPM).

Juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan pihaknya “sangat prihatin” dengan situasi keamanan. Perusahaan ini menggunakan mobil lapis baja dan helikopter untuk mengangkut para pekerja menuju ke dan dari tambang Grasberg di Kabupaten Mimika.

Dia menjelaskan terjadi serangan di sepanjang jalan dekat Kota Tembagapura, sekitar 10 kilometer dari wilayah tambang, tempat tinggal keluarga karyawan termasuk ekspatriat.

Menurut Diaz sedikitnya 1.000 penduduk setempat dan pekerja migran yang mencari emas di Mimika dicegah oleh kelompok separatis untuk meninggalkan kelima desa tersebut.

Sumber polisi dan militer menjelaskan, pasukan keamanan telah memasuki wilayah yang diduduki separatis pada hari Kamis, namun tidak jelas apakah mereka berhasil mengevakuasi penduduk.

The Grasberg copper and gold mine complex
alaPertambangan Grasberg merupaksh satu tambang terbesar di dunia.

Reuters: Antara Foto Agency, file

“Kami berusaha memaksimalkan perlindungan bagi masyarakat … karena warga telah diperkosa dan ada pula barang yang dicuri,” kata Kapolda Papua Boy Rafli Amar.

Dia menjelaskan, pasokan air ke Tembagapura juga telah terkontaminasi minyak tanah, namun polisi belum dapat memastikan apakah hal itu tindakan sabotase oleh kelompok yang sama.

Semntara di tempat terpisah Andreas Harsono dari Human Rights Watch mengatakan bahwa pernyataan polisi mengenai masalah ini “tidak boleh dipercaya begitu saja, karena adanya pembatasan jurnalis selama beberapa dekade di Papua”.

Tidak berdampak pada produksi

Menurut Riza Pratama, sejauh ini tidak ada dampak pada produksi dan pengiriman hasil produksi dari Grasberg, tambang tembaga terbesar kedua di dunia.

Tahun lalu Freeport Indonesia menyumbang sekitar seperempat dari penjualan global perusahaan induknya sebesar 1,92 juta ton tembaga.

Freeport-McMoRan yang berbasis di Arizona, produsen tembaga terbesar di dunia, menghadapi masalah perburuhan di tambang Grasberg dan perselisihan panjang dengan Pemerintah Indonesia mengenai hak atas tambang tersebut.

Tambang tersebut juga selalu menghadapi masalah keamanan karena konflik yang dilancarkan pemberontak pro-kemerdekaan di Papua selama beberapa dekade.

Antara tahun 2009 dan 2015, tercatat penembakan di dalam wilayah tambang telah menewaskan 20 orang dan melukai 59 lainnya.

Propinsi Papua dan Papua Barat merupakan separuh wilayah dari Pulau Papua di sebelah utara Australia, berbatasan darat dengan Papua Nugini di sebelah timur.

Wilayah tersebut telah dilanda kekerasan separatis sejak dimasukkan menjadi bagian Indonesia melalui referendum yang didukung oleh PBB namujn dikritik secara luas pada tahun 1969.

Presiden Joko Widodo berusaha meredakan ketegangan di kedua provinsi tersebut dengan meningkatkan investasi, membebaskan tahanan politik dan menangani masalah hak asasi manusia.

Reuters

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.