ABC

Seorang Sarjana Komputer Australia Masuk Daftar Relawan Pembom Bunuh Diri ISIS

Seorang sarjana komputer berkewarganegaraan Australia, namanya tercantum dalam daftar puluhan ribu personel relawan pelaku bom bunuh diri ISIS yang dokumennya dibocorkan Kantor Berita Inggris, Sky News.

Arsip digital berisi 22 ribu nama,alamat, nomor telepon dan kontak keluarga dari para pejuang ISIS. Pemerintah Jerman yang juga memberikan akses terhadap dokumen ini meyakini data ini otentik.
 
Meski tidak diverifikasi secara independen, daftar ini memiliki satu persamaan yakni para kandidat menawarkan diri mereka sendiri untuk pelaku bom bunuh diri.
 
Warga Australia yang masuk dalam daftar itu adalah seorang insinyur komputer  berusia 36 tahun yang menggunakan nama Abu Oubeida Al Loubnani.
 
Dibagian bawah halaman itu, ada tambahan catatan, Abu Oubeida Al Loubnani menyatakan kalau dirinya tidak bisa melihat dengan jelas pada malam hari dan hanya bisa mengendarai kendaraan bermesin otomatis.
 
Pria yang mencuri dokumen itu adalah mantan tentara pembebasan Suriah yang masuk menjadi anggota ISIS. Pria yang mengaku bernama  Abu Hamed itu mengatakan ISIS sekarang telah diambil alih oleh mantan tentara dari Partai Ba’ath Irak bentukan Saddam Husein.
 
Dia mengklaim ajaran Agama Islam yang diyakininya benar-benar dihancurkan didalam organisasi ISIS dan itulah yang menyebabkannya memutuskan untuk berhenti dari ISIS.
 
"Saya hendak mengatakan kepada orang-orang yang berada didalam organisasi ini (ISIS), kalau ISIS adalah kebohongan,” kata Hamed.
 
"Itu bukan Islam, tidak ada didalam organisasi itu yang mengikuti hukum syariah atau Islam, Organisasi itu jauh dari Islam,”
 
Dokumen itu disimpan didalam kartu memori yang dicuri dari kepala polisi keamanan internal ISIS.
 
Daftar anggota simpatisan ISIS sebanyak 122 halaman itu diunggah oleh situs oposisi Suriah, Zaman Al Wasl.
 
Menteri Kehakiman, Michael Keenan akan berada di Ibukota Jerman, Berlin besok untuk sebuah pertemuan Hari Senin mendatang, dan menggambarkan bocoran ini sangat kebetulan.
 
"Dokumen ini menunjukan ada banyak sekali ketidakpuasan internal dalam ISIS dan orang Barat maupun orang asing lainnya yang telah pergi untuk berjuang bersama mereka mulai memahami sifat mengerikan dari rezim ini –kekejaman yang dilakukan ISIS, yakni fakta bahwa mereka menggunakan pejuang asing
sebagai umpan meriam, "katanya.
 
"Organisasi ini mulai mengalami keruntuhan dari dalam karena adanya tekanan besar yang kita sudah diletakkan di situ.”
 
"Tidak ada yang bisa saja jelaskan lebih lanjut mengenai dokumen ini selain dari fakta kalau kita memiliki kerjasama yang erat dengan mitra kita dan jika ada informasi yang bisa kita bagi bersama dan kita bisa saling belajar dari satu sama lain, maka sudah pasti kita akan melakukannya,”
 
"Seluruh organisasi sudah pasti memiliki cara berbeda dalam menyimpan informasi. Tapi fakta yang kita lihat hari ini dokumen itu telah tersiar ke publik dan fakta lainnya adalah salah satu mitra kita telah memutuskan berbagi dokumen itu, dan itu adalah sekutu kita.
 
"Dan sudah jelas saya kira hal ini sangat signifikan yang perlu kita lihat dalam hal ini,” katanya.
 
Sejumlah media di Jerman pada Senin lalu menurunkan laporan  mengenai dokumen ini dan Sky News kemudian  mengunggah dokumen itu pada malam harinya, tapi Keenan tidak bersedia mengatakan kapan pejabat Australia menyadari keberadaan dokumen itu.
 
Pakar keamanan,Rodger Shanahan, dari Lowy Institute, meyakini lembaga keamanan akan butuh waktu untuk menindaklanjuti dokumen ii.
 
"Saya pikir kita harus benar-benar memverifikasi kebenaran dari sumber pertama sebelum kita melakukan tindakan, tetapi jika itu sah, maka itu akan menjadi kepentingan yang sangat besar, "katanya.
 
"Sangat jarang sekali kita bisa mendapatkan dokumen sejenis ini yang berisi daftar begitu banyak orang, memberi Anda begitu banyak informasi, memberikan informasi teknis begitu banyak, termasuk nomor telepon.
 
"Sehingga jika memang daftar ini benar valid, ini merupakan keuntungan besar bagi badan intelijen,”
 
Shanahan mengatakan salah satu aspek yang lebih penting adalah bahwa identifikasi individu juga harus diikuti dengan identifikasi dari orang yang merekomendasikan mereka.
 
"Semua badan intelijen ingin mengumpulkan pemodelan jaringan yang se-komprehensif mungkin," katanya.