ABC

Seorang Nenek Mengandung Cucunya Sendiri demi Bantu Anaknya Punya Bayi

Sekilas, foto di atas menampilkan wajah bahagia sebuah keluarga dengan dua perempuan yang sedang mengandung.

Tapi kehidupan mereka tidaklah sesederhana itu.

Jasmina, usia 52 tahun sedang mengandung bayi dari pasangan Michelle dan Jono.

Keduanya meminjam rahim dari ibunya untuk membesarkan janin bayi mereka, atau dikenal dengan sebutan surogasi.

"Perasaan kami campur aduk mengenai perjalanan surogasi ini," ujar Michelle kepada program ABC Australian Story.

"Yang pertama, tentunya aneh sekali menyaksikan ibu saya mengandung anak saya."

Jasmina sendiri tidak menyangka jika di usia ke-52 tahun ia akan mengandung cucunya sendiri.

"Mereka hanya butuh oven dan saya yang memasak."

Tidak berhenti sampai sana, adik Jono yang bernama Sophie Falzon, 34 tahun, juga mengandung anak dari pasangan tersebut.

Kehamilan keduanya hanya berjarak tujuh bulan.

"Muncul pertanyaan, kok bisa adikmu mengandung anakmu," ujar Jono sambil tertawa.

Awal mula perjalanan yang menyakitkan

Sebagai seorang remaja, Michelle sadar jika masalah kesuburan akan menghantui masa depannya.

Sejak hari pertama datang bulan, ia sudah merasakan sakit yang luar biasa.

Karena sudah ada perasaan jika ia tidak akan bisa punya anak, Michelle mulai menabung untuk bayi tabung.

Ketika berusia 20-an, pemeriksaan kesehatan menemukan dirinya memiliki rahim berbentuk tanduk yang lebih kecil dari biasanya.

Ia juga memiliki hanya setengah uterus, sebuah ovarium dan satu tuba falopi.

Dokter mengatakan bukan berarti ia tidak dapat mempunyai anak, hanya saja proses kehamilannya akan menjadi sangat rumit.

"Semua penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko komplikasi kebidanan, seperti persalinan prematur," ujar Dr Lionel Reyftmann, dokter kandungan dan ginekolog.

Gagal untuk hamil secara alami, pasangan tersebut beralih ke IVF pada tahun 2020, menggunakan dana yang telah ditabung Michelle, meski tidak berhasil.

Menyaksikan perjuangan mereka, ibu Michelle, Jasmina, dan saudara perempuan Jono, Sophie, diam-diam bertekad menawarkan bantuannya.

"

"Saya tahu Michelle sangat ingin menjadi seorang ibu; ia seorang guru sekolah, ia mencintai anak-anak," kata Jasmina, yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan putri satu-satunya tersebut.

"

Lalu ia ingat pernah menonton program tentang seorang perempuan Amerika berusia 50-an yang telah menjadi ibu pengganti putranya.

"Saya hanya berpikir, wow, itu luar biasa, meski hanya terlintas di benak saya," kata Jasmina.

Sementara sebagai ibu dari tiga orang anak, Sophie, tahu jika ia bisa membantu saudara laki-laki dan istrinya.

"Saya bisa melakukannya untuk mereka jika perlu," katanya.

Perencanaan bayi tabung

Michelle sempat mengandung, namun keguguran dan hampir saja mengorbankan nyawanya.

Jasmina dan Sophie akhirnya bersedia membantu Michelle, karena mereka mengetahui sekali keinginan Michelle untuk punya keluarga.

Di Australia, surogasi komersil tidak sah secara hukum. Artinya, satu-satunya cara adalah bila orang menawarkan untuk menjadi surogasi altrusitik.

"Saya tidak mengetahui apa-apa soal surogasi, tapi saya mau melakukannya," ujar Sophie yang sudah memiliki tiga anak dengan suaminya Michael.

Sementara keputusan Jasmina didasarkan pada keinginan untuk melindungi anaknya dari situasi yang mengancam jiwa.

Keluarga tersebut akhirnya membawa rencana ambisius mereka kepada Dr Reyftmann, yang dengan berhati-hati tetapi optimis, menyarankan pengujian ekstensif dan konseling psikologis.

"Ibu pengganti akan membuka dirinya pada segala macam kemungkinan masalah medis yang berkaitan dengan kehamilan," kata Dr Reyftmann.

Misalnya, perempuan yang hamil pada usia 38 hingga 40 tahun memiliki kemungkinan mengalami tingkat diabetes gestasional dan hipertensi yang lebih tinggi.

Meski bugar dan sehat, Jasmina nyaris dianggap terlalu tua untuk mengandung anak, sehingga prosesnya harus berjalan secepat mungkin di tengah banyaknya sesi konseling.

"Banyak pertanyaan yang mereka ajukan dalam konseling, yang saya rasa tidak sesuai untuk saya," kata Jasmina.

Jasmina adalah yang pertama menjalani proses tersebut, dengan dokter menanamkan salah satu dari beberapa embrio yang tersisa dari upaya IVF Jono dan Michelle sebelumnya.

Ia langsung hamil, begitu pula Sophie, hanya berselang tujuh minggu kemudian.

"Saya tidak pernah mengalami kasus seperti ini dalam karir saya… dan saya terkejut bisa berjalan dengan baik, saya sangat senang untuk mereka," kata Dr Reyftmann.

Dengan pengecualian Jasmina yang terkena diabetes gestasional, yakni kondisi umum pada perempuan  yang lebih tua, kedua ibu pengganti mengalami kehamilan yang sehat dan bahagia.

'Tanpa Sophie dan Jasmina, kami tidak akan memiliki keluarga'

Semua kerumitan perjuangan yang membayangi pasangan itu akhirnya berakhir pada 12 Desember, ketika Hugo Jay Harley lahir melalui operasi caesar.

Nama Jay terinspirasi dari nama Jasmina, neneknya sendiri.

Proses kelahiran tersebut "intens dan emosional," kata Jono.

"Yang kami inginkan hanyalah bayi yang masih hidup, sejujurnya."

Michelle yang sudah berjuang keras akhirnya memiliki anak yang dirindukannya.

"Saya sangat bersemangat, tetapi saya sangat tidak percaya," katanya.

"Butuh beberapa saat bagi saya untuk menyadari jika ini adalah kenyataan, dan saya tidak perlu takut lagi."

Jasmina juga selalu berada di sisi mereka membantu pasangan ini untuk menyesuaikan diri dengan kelahiran anak mereka.

"Butuh beberapa minggu untuk pulih dari operasi caesar, tapi pengalaman ini sangat berharga," katanya

 "Hugo adalah hadiah terbaik yang bisa saya berikan kepada putri dan menantu saya."

Kurang dari enam minggu kemudian, Sophie melahirkan secara alami yang sangat memilukan bagi Michelle.

"Bidan berkata kepada saya, 'Apakah Anda ingin mengeluarkan bayinya?'," ujar Michelle.

Kelahiran Spencer Louis Harley adalah bagian terakhir dari teka-teki keluarga yang Jono dan Michelle yang mencoba memiliki keturunan selama hampir lima tahun.

Nama Louise juga diambil dari nama tengah Sophie.

"Hugo lahir tahun 2022, bulan Desember, dan Spencer lahir tahun 2023, bulan Januari," kata Jono.

"

"Mereka bukan kembar. Saya yakin kami akan selalu mendapat pertanyaan ini."

"

Michelle mengaku benar-benar bersyukur atas apa yang telah terjadi.

"Tanpa Sophie dan Jasmina, kami tidak akan memiliki keluarga," kata Michelle.


Dirangkum dan diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris