ABC

Seniman Aborijin Menangi Penghargaan Seni Dunia

Sebuah lukisan karya seniman Aborijin, Peter Mungkuri, telah memenangi “Hadley’s Art Prize”, penghargaan seni bentang alam terkaya di dunia.

Mungkuri akan membawa pulang $ 100.000 (atau setara Rp 1 miliar) atas karya lukisannya yang berjudul ‘Ngura Wiru’, yang berarti ‘negeri yang baik’.

Lukisan tersebut menggambarkan tempat kelahirannya di Fregon, Australia tengah.

“Ini cerita saya tentang sungai kecil di Fregon, saya lahir di sana,” sebutnya dalam sebuah pernyataan.

"Dulu, kami tinggal di hutan, tidur di atas pasir yang hangat dan kami tinggal di atas semak. Tempat itu adalah awal dari segalanya, itulah rumah saya.”

“Saya mencintai negeri ini, ia telah mengawasi kami Anangu [warga] selama bertahun-tahun. Ini adalah negeri yang bijaksana,” ujar Mungkuri.

Juri penghargaan “Hadley’s Art Prize”, Lisa Slade, mengatakan, panel juri terus-menerus terpukau akan keindahan dan vitalitas karya Peter Mungkuri.

Ada lebih dari 380 karya dalam kompetisi tersebut, dengan karya 41 finalis ditampilkan di galeri baru milik Hotel Hadley di Hobart.

Terkesan

Para juri mengatakan, standar dan keragaman karya-karya dalam kompetisi itu sungguh mengesankan.

“Mereka mewakili setiap perspektif yang ada mengenai bentang alam, jadi perspektif kami dikejutkan dan terpukau dengan jangkauannya,” kata Slade.

Ia menambahkan, “Bagaimana orang telah menafsirkan gagasan tentang bentang alam dan materi apa yang mereka gunakan,” kata juri lainnya, Rodger Butler.

Juri ketiga, Julie Gough, mengatakan, penghargaan seperti ini semakin penting bagi para seniman.

"Dengan sedikit dan makin sedikit kesempatan pendanaan dari pemerintah federal, nasional, negara bagian dan juga makin sedikitnya galeri komersil, penghargaan ini menjadi lebih penting bagi seniman agar hasil karya mereka terlihat," kata Dr Gough.

Slade mengatakan, hadiah $ 100.000 (atau setara Rp 1 miliar) begitu penting bagi seorang seniman.

“Perlu diingat bahwa seniman adalah salah satu kelas terendah di negara ini,” sebutnya.

“Uang itu mungkin bisa mempertahankan studio mereka, menyewanya, mungkin bisa memperpanjang latihan mereka, mungkin bisa memberi mereka kesempatan untuk bepergian, untuk bekerja di institusi atau media yang belum mereka pertimbangkan sebelumnya.”

Penghargaan selanjutnya

Menyusul keberhasilan kompetisi baru tersebut, sang pendiri sudah berencana untuk memperkenalkan penghargaan kedua tahun depan.

Salah satu pemilik Hotel Hadley, Don Neil, secara pribadi membayar hadiah itu dan biaya pendiriannya.

Neil mengatakan bahwa ia ingin melihat hotel tersebut tumbuh sebagai tempat seni.

“Di usia saya, anda tak membeli pisang mentah,” ujarnya.

"Saya ingin terus maju dan mendapatkan yang lain tahun depan dan memperluas tema seni jadi bukan hanya satu kali saja setiap tahun."

Neil sedang mempertimbangkan untuk merancang sebuah penghargaan yang mencakup penjelajah Norwegia, Roald Amundsen, yang memimpin ekspedisi pertama untuk mencapai Kutub Selatan pada tahun 1911 dan mentransmisikan pencapaiannya itu dari Hotel Hadley.

“Ia tinggal di sini [di Hotel Hadley’s] dan ia adalah legenda di Skandinavia,” kata Neil.

“Sekarang, dengan kesepakatan keluarga Amundsen atau masyarakat, kami bisa menjalankan Penghargaan Amundsen tahun depan dan memusatkan perhatiannya pada Antartika dan mengaitkannya dengan orang-orang Mawson Hut dan fokus umum pada Antartika di Hobart.”

Ia menjelaskan, “Itu tak harus berjalan bersamaan dengan penghargaan “Hadley’s Art Prize” dan ini akan menjadi hadiah internasional. Jadi, sama bagusnya dengan kepastian bahwa kami akan melakukan itu.”

Diterjemahkan Senin 17 Juli 2017 oleh Nurina Savitri. Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.