Seni dan Budaya Pulau Sumatera Ditampilkan di Canberra
Siapa yang tak mengenal Danau Toba? Atau masakan rendang? Dua hal itu merupakan bagian dari Pulau Sumatera yang paling banyak dikenal warga asing. Tapi demi mengenalkan kekayaan Sumatera yang beragam dan untuk menyambut musim gugur di Australia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra menggelar sebuah pameran dan pertunjukan budaya.
Selain obyek wisata dan makanan, Pulau Sumatera juga dikenal akan seni budayanya seperti tarian dan ritual tradisional. Ingatkah anda dengan Tari Tor-Tor dari Sumatera Utara atau tradisi Lompat Batu dari Nias? Dua hal itu menjadi tontonan dan tampilan dalam pameran budaya yang digelar pada Jumat, 10 Maret 2017.
Bertempat di Balai Kartini KBRI Canberra, para peserta dan pengunjung pameran ini adalah kaum perempuan yang sebagian besar berasal dari kalangan profesional.
Menurut keterangan pers yang diterima Australia Plus, KBRI Canberra menggandeng kelompok ‘Indonesian Cultural Circle’ yang didirikan pada tahun 2000. Kelompok ini sangat aktif menggelar berbagai promosi budaya Indonesia, pameran tekstil dan tenun, pengenalan beragam kuliner khas tanah air, dan pameran alat musik tradisonal dan tarian dari seluruh provinsi di Indonesia.
Sementara itu, warga Australia dan tamu asing yang datang adalah mereka yang tergabung dalam kelompok Women International Club (WIC) di Canberra, yang anggotanya berasal dari berbagai latar belakang profesi, seperti diplomat, pejabat pemerintah, penulis, pengusaha, seniman hingga akademisi.
Presiden Women International Club Canberra, Lindy Ross, yang juga istri Dubes Brunei Darussalam juga tampak hadir.
Berbagai kekayaan budaya Sumatera yang dipamerkan antara lain rumah dan tarian tradisional seperti Tari Saman dari Aceh serta Tari Piring dari Sumatera Barat. Adapula atraksi khas seperti Lompat Batu dari Nias. Tak ketinggalan pula, sejumlah makanan lokal Sumatera seperti rendang, pindang patin, mie Aceh, mie siram Medan dan puding rempah.
Bagi Yvonne, warga Australia yang turut hadir, penampilan Tari Tor-Tor dengan iringan lagu Sinanggar Tulo adalah favoritnya. Ia mengaku terkesan dan bahkan sempat terlihat ikut menari.
“Tari Tor-Tor merupakan salah satu dari tarian tradisional Indonesia yang sangat luar biasa yang pernah saya lihat selama ini", aku Yvonne.
Dari informasi yang diterima Australia Plus, ada pula pemutaran video sejumlah destinasi wisata terkenal di Sumatera antara lain air terjun Sipiso-Piso, Teluk Kiluan, Taman Nasional Way Kambas, Ngarai Sianok, Pantai Panjang, dan lain sebagainya.
Promosi budaya Sumatera dilakukan untuk mengingatkan wisatawan dan warga Australia bahwa Indonesia tidak hanya terdiri dari Pulau Bali dan Pulau Jawa.
“Masyarakat di Sumatera telah memberikan kontribusi penting dalam memajukan budaya tanah air. Banyak karya seni, musik, budaya serta destinasi pariwisata yang sangat mengagumkan, tersebar di berbagai pelosok telah merebut hati masyarakat internasional, termasuk publik di Australia”, ujar Nino Riphat, Ketua DWP KBRI Canberra yang juga istri Dubes RI di Australia, Nadjib Riphat Kesoema.