Senat Australia Mungkin Tolak Penghapusan Bantuan Anak Sekolah
Komposisi kursi Senat Australia dengan dilantiknya Senator baru dari partai-partai kecil awal Juli ini, mulai menimbulkan masalah bagi rencana anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) yang ingin direalisasikan Pemerintahan Koalisi pimpinan PM Tony Abbott.
Berbeda dengan House of Representatives (DPR) yang dikuasai Partai Koalisi, komposisi kursi Senat akan tergantung pada suara Senator dari partai-partai kecil.
Dalam komposisi Senat sebelumnya, Partai Buruh dan Partai Hijau yang beroposisi juga menguasai mayoritas suara. Datangnya Senator baru dari partai-partai kecil diperkirakan akan membawa keseimbangan baru bagi Senat.
Salah satunya dari Partai Palmer United (PUP) pimpinan pengusaha Australia Clive Palmer. Hari Senin (7/7/2014), Palmer menegaskan partainya tidak akan menyetujui rencana pemerintah untuk menghapuskan bantuan Bonus Anak Sekolah, Bonus Bantuan Penghasilan, serta Kontribusi Bantuan bagi Warga Berpenghasilan Kecil.
Menurut Palmer yang juga anggota DPR, pihaknya akan meminta para Senator partainya untuk menolak rencana penghapusan bantuan-bantuan tersebut.
Jika tidak mendapat persetujuan Senat, rencana pemotongan dalam APBN yang diajukan pemerintah tidak akan dapat terealisasikan. Implikasinya adalah, pemerintah Australia harus menyiapkan dana sekitar 8 milyar dolar (sekitar Rp 80 triliun) dalam tiga tahun mendatang.
"Para Senator PUP akan berdiri di titik paling akhir untuk melindungi hak-hak seluruh orang Australia," kata Palmer ketika berbicara di depan National Press Club.
Palmer yakin, Pemerintah Koalisi akan mampu membiayai semua bantuan tersebut.