ABC

Sempat Kritik Great Barrier Reef, Presiden Obama Diundang Kunjungi Queensland

Pemerintah Queensland telah menulis surat kepada Presiden AS, Barack Obama, untuk mengundangnya secara resmi mengunjungi kawasan Great Barrier Reef.

Presiden Obama menyatakan keinginannya untuk mengunjungi kawasan wisata alam itu selama KTT G20 di Brisbane, pada tahun 2014.

Ia juga mengatakan, wilayah itu berada di bawah ancaman akibat perubahan iklim.

Pada saat itu, komentar Presiden Obama membuat para politisi Australia tingkat federal dan lokal bersikap defensif.

Tapi sekarang, itu semua tampaknya telah diampuni.

Dalam suratnya, Menteri Utama Queensland, Annastacia Palaszczuk, dan Menteri Lingkungan Hidup Steven Miles, menulis:

Komentar Anda tentang Great Barrier Reef ketika Anda mengunjungi Brisbane untuk KTT G20 pada November 2014 beresonansi dengan banyak pihak di masyarakat kami.

Anda mengatakan anda ingin kembali ke Australia untuk mengunjungi terumbu karang itu dengan putri Anda dan bahwa Anda ingin agar  kelak mereka bisa membawa anak-anak perempuan atau anak-anak laki-laki mereka untuk menikmati keindahan alamnya.

Bapak Presiden, kami bisa meyakinkan Anda bahwa Pemerintah Queensland melakukan segala sesuatu yang terbaik dan kami ingin menyampaikan undangan secara resmi untuk mengunjunginya.

Surat, yang menyoroti upaya Pemerintah negara bagian untuk memastikan masa depan terumbu karang dalam jangka panjang, itu juga berlanjut dengan kalimat seperti di bawah ini:

Kami yakin bahwa ketika Anda kembali ke Queensland, dengan istri Anda Michelle dan putri anda, Malia dan Sasha, Anda akan menyaksikan keindahan dan keajaiban-nya yang luar biasa, seperti halnya warga Australia dan pengunjung dari seluruh dunia selama bertahun-tahun yang akan datang.

Menteri Steven mengatakan, kunjungan Presiden Obama akan membantu menyebarkan pesan tentang pentingnya terumbu karang.

"Menteri Utama dan saya telah menulis kepada Presiden Obama untuk memintanya – setelah masa jabatannya berakhir – datang ke sini dengan kedua putrinya dan melihat terumbu karang dan melihat pekerjaan yang kami lakukan," sebutnya.

Ia menuturkan, "Ketika ia terakhir berada di sini, ia menyatakan keprihatinannya tentang upaya konservasi dan kami ingin menunjukkan kepadanya bahwa kami telah mendengarkan dan kami berpikir bahwa kedatangannya ke sini akan membantu kami menyebarkan pesan itu ke seluruh dunia."

Investasi dukung penelitian terumbu karang

Menteri Steven juga mengumumkan sebuah inisiatif baru untuk mendorong investasi filantropis terhadap terumbu karang.

Selama tiga tahun ke depan, Pemerintah Negara Bagian Queensland akan menyediakan dana hingga 3 juta dolar (atau setara Rp 30 miliar) untuk mendorong upaya penggalangan dana sebagai bagian dari paket pendanaan 100 juta dolar (atau setara Rp 3 triliun).

Hal itu akan sesuai dengan donasi sektor swasta, filantropi, dan perusahaan kepada upaya penelitian yang dilakukan Yayasan Great Barrier Reef.

Direktur Yayasan tersebut, Phillip Strachan, mengatakan, pemutihan karang baru-baru ini telah menempatkan situs wisata terkenal di dunia ini menjadi sorotan global.

"Profil terumbu karang tersebut sangat tinggi pada saat ini, jadi ini adalah saat yang tepat untuk meminta sejumlah korporat dan individu untuk mengontribusikan lebih banyak uang," tuturnya.

Menteri Steven mengatakan, uang tersebut akan digunakan untuk program-program dengan tujuan meningkatkan kualitas air.

"Ini artinya Yayasan Great Barrier Reef bisa menemui organisasi-organisasi filantropi dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka telah memiliki komitmen dana yangs sesuai dan sudah menjadi keyakinan kami bahwa kami akan meningkatkan jumlah perusahaan dan organisasi yang berkontribusi," kemukanya.

Pemerintah Queensland mengatakan, pihaknya sudah mengantongi perusahaan dan dermawan yang tertarik untuk menyumbang, tetapi Senator dari Partai Hijau, Larissa Waters, mengatakan, jumlahnya masih sangat sedikit.

"Itu baik, tetapi mereka membuka tambang batubara baru dan mereka adalah pendukung penggalian tambang batubara baru yang membahayakan karang," klaimnya.

Pekan lalu, sebuah laporan Unit Kerja Terumbu Karang menyebut, perbaikan kualitas air belum cukup cepat atau efektif untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas air di karang.