ABC

Semakin Banyak Pengungsi Etnis Karen Menetap di Pedalaman Australia

Ratusan pengungsi etnis Karen asal Myanmar, kini telah menetap di Nhill, sebuah kota pedalaman di Victoria, Australia. Melalui program ketenagakerjaan, pemerintah berencana menambah jumlah mereka.

Anggota DPR Australia dari daerah pemilihan tersebut, Andrew Broad, mengumumkan bantuan dana sebesar $120 ribu untuk merekrut pegawai yang akan menangani tambahan pengungsi baru sebanyak 50 orang.

Sejak tahun 2010, sebanyak 160 pengungsi Karen telah menetap di kota Nhill dan bekerja di berbagai sektor termasuk peternakan.

Pengungsi etnis Karen (dari kiri) Muthen Then, Than Hla Sein, Oo Kaw Lah dan Moo Moo bekerja di peternakan telur dan daging bebek Luv-a-Duck di kota pedalaman Nhill. (Foto: ABC/Larissa Romensky)
Pengungsi etnis Karen (dari kiri) Muthen Then, Than Hla Sein, Oo Kaw Lah dan Moo Moo bekerja di peternakan telur dan daging bebek Luv-a-Duck di kota pedalaman Nhill. (Foto: ABC/Larissa Romensky)

 

"Satu ironi dari perdebatan mengenai pengungsi, adalah bahwa kota pedalaman Australia seringkali lebih terbuka menerima pengungsi," kata Andrew Board.

"Saat ini, 1 dari 10 penduduk Nhill adalah keturunan etnis Karen, mereka menyatu dengan baik dan turut berkontribusi dengan masyarakat," tambahnya.

Tony Doyle, seorang pejabat setempat, menjelaskan program ketenagakerjaan ini akan merekrut pegawai keimigrasian yang akan membantu urusan dengan tempat kerja bagi pengungsi, pelatihan kerja, dan penempatan pengungsi di kota Nhill.

Pemerintah setempat selama ini juga telah memiliki pegawai yang mengurusi kepentingan pengungsi.

Doyle menjelaskan, sejumlah pihak di kota itu menyatakan siap menampung tambahan pekerja dari kalangan pengungsi.

Salah satu perusahaan yang selama ini mempekerjakan pengungsi Karena adalah peternakan telur dan daging bebek Luv-a-Duck yang kini menambah skala usahanya dan kemungkinan memerlukan tambahan pekerja.

Sedikitnya 70 pengungsi Karen bekerja di peternakan ini.

CEO Luv-a-Duck, Ron Jenkins, begitu perluasan usahanya rampung akhir tahun ini, diperlukan sedikitnya 20 tambahan pekerja lagi.

Ia mengakui tidak mudah untuk menarik minat orang tinggal dan bekerja di kota kecil seperti Nhill.

"Merekrut pegawai selalu menjadi persoalan bagi kami. Kami bisa menarik minat orang setiap saat, tapi belum tentu orang yang tepat dan bersedia menetap di sini," katanya.

Namun menurut Doyle, masalah terberat untuk menarik minat pengungsi datang ke Nhill adalah masalah akomodasi.

"Saat ini ketersediaan perumahan sangat minim di Nhill, makanya kami akan fokus pada masalah ini," katanya.

Selain itu, juga masalah layanan kesehatan, sebab fasilitas terdekat adalah di kota Horsham atau bahkan harus pergi ke Melbourne.

Meskipun demikian, Andrew Broad mengatakan kedatangan pengungsi di Nhill telah turut membantu pertumbuhan kota itu.

"Kini lebih banyak anak sekolah, dan anak-anak sekolah kita belajar Bahasa Karen selain Bahasa Inggris," katanya.