ABC

Selamatkan Hutan Tasmania, Perempuan Ini Tinggal di Pohon 449 Hari

Rekor Miranda Gibson sebagai orang Australia yang hidup paling lama di atas pohon tampaknya tak mungkin terpecahkan. Padahal, ia sendiri belum pernah melihat hutan hingga usia awal dua puluhan.

Tumbuh di Ipswich, warga Queensland yang pemalu ini mengakui bahwa ia adalah seorang “anak yang perriang” yang takut memanjat rumah pohon di halaman belakang rumahnya.

Pada tahun 2011, ia mengatasi ketakutan tersebut dan bertahan 449 hari di sebuah puncak pohon di hutan Tyenna, Tasmania.

Dengan menggunakan komputer bertenaga surya, ia terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia, dan aktivisme-nya itu menarik perhatian terhadap penggundulan hutan di Tasmania, yang justru akhirnya membuat hutan di sana masuk dalam daftar warisan dunia.

Masuk ke hutan

Miranda mulai menaruh minat pada konservasi saat masih remaja, tapi baru pada saat ia di universitas-lah, ia menemukan aktivisme hutan.

“Orang bisa masuk ke sana, menunjukkan kehadiran mereka dan penebangan benar-benar berhenti,” katanya.

Minatnya terhadap konservasi mengharuskannya terbang ke Tasmania selama liburan universitasnya.

Selama tahun-tahun berikutnya, Miranda kembali ke blokade di Lembah Upper Florentine untuk memprotes penebangan. Akhirnya, ia memutuskan untuk pindah ke Tasmania demi melakukan demonstrasi penuh waktu.

Miranda tinggal di blokade selama empat tahun. Tapi pada saat ia mencapai akhir usia dua puluhan, ia merasa kecewa.

“Apa yang saya lihat adalah kehancuran hutan yang parah. Rasanya kita tidak bisa menghentikannya, apapun yang kita lakukan,” ujarnya.

Hidup di alam liar

Gagasan di balik maraton duduk di pohon yang dilakukan Miranda datang setelah ia menemukan ada koneksi internet di hutan yang dijadwalkan untuk ditebang.

Ini akan memungkinkannya untuk menyiarkan penebangan ke dunia maya.

“Saya pikir jika orang lain melihatnya, mereka akan tahu apa yang dipertaruhkan -mereka akan tahu itu nyata,” sebutnya.

Pada tanggal 14 Desember 2011, ia memanjat pohon ke platform darurat setinggi 60 meter di udara.

Ia tinggal di platform kayu kecil, 60 meter di atas tanah.
Ia tinggal di platform kayu kecil, 60 meter di atas tanah.

ABC: Tony King

Miranda berjanji bahwa ia tidak akan turun sampai hutan Tyenna -dan daerah sekitarnya -dilindungi.

Liputan media begitu efektif, dan dalam beberapa hari para penebang kayu menjauh dari kamera Miranda.

Orang menjadi terpesona dengan ceritanya, termasuk logistik dari tindakannya.

Platform kayu itu terlilit di pohon, tapi hanya sepanjang beberapa meter dan selebar 1,5 meter.

Membuat dirinya tetap kering membutuhkan sebuah tantangan – dengan terpal tembus pandang yang menjadi satu-satunya pelindung dari hujan, hujan es, angin, dan salju.

Sebagian besar makanan yang ia makan mentah, dan mesin kecil berjalan membuatnya tetap aktif.

Lalu, ada pertanyaan tentang fasilitas kamar mandi.

“Saya hanya pergi ke toilet dengan sebuah ember. Tak ada yang mewah. Lalu saya memiliki beberapa kru darat yang baik dan mendukung yang bertanggung jawab untuk mengosongkan ember dan mengirimkannya kembali,” ujarnya sembari tertawa.

Kru darat sangat penting untuk kelangsungan hidup Miranda dan rela mendaki dua jam di atas medan yang sulit untuk membawa persediaan makanan dan air.

Gibson berusaha tetap aktif dengan mesin berjalan dan matras yoga.
Gibson berusaha tetap aktif dengan mesin berjalan dan matras yoga.

Supplied: Miranda Gibson

Merasa sedikit dilupakan

Pengalamannya mengubah hidup, tapi saat-saat indahnya selalu sebanding dengan tantangan isolasi, kebosanan, dan kondisi ekstrim. Bagi Miranda, ini adalah perjuangan terus-menerus.

“Saya sering merasakan rasa frustrasi yang lengkap,” akunya.

Tepat satu tahun aksinya itu, Miranda dibanjiri dengan perhatian.

Pada titik inilah ia menyadari bahwa tindakan publiknya yang besar telah menentukannya.

“Semua orang bilang ‘saya mencintaimu Miranda’, tapi saya sendirian di sini,” katanya.

“[Ini] Begitu kontras di antara semua orang yang mengenal saya, tapi juga hanya mengetahui satu bagian dari diri saya.”

“Saya hanya merasa terputus dari kehidupan saya di luar pohon ini, dan orang-orang. Saya mulai merasa sedikit dilupakan.”

“Akhirnya apa yang harus saya lakukan adalah mengatakan, ‘hidup saya di luar sana tak terlalu penting sekarang, dan lupakan saja dan benar-benar menikmati waktu di pohon ini.'”

Aksinya menolong 17.000 hektar hutan masuk ke dalam daftar warisan
Aksinya menolong 17.000 hektar hutan masuk ke dalam daftar warisan

ABC RN: Mike Williams

Terus berjuang

Komitmen Miranda terbayar.

Pada bulan Februari 2013, Menteri Lingkungan Australia mengumumkan daftar pencalonan warisan dunia untuk 170.000 hektar hutan Tasmania.

Itu adalah kemenangan besar bagi aksi Miranda, serta berbagai kelompok lingkungan Tasmania lainnya yang telah berjuang selama puluhan tahun dalam penyelematan hutan.

Miranda ingin melanjutkan aksi pohonnya sampai daerah itu terdaftar secara resmi.

Tapi satu bulan setelah pengumuman itu, sebuah api menyala di dekat pohon.

Sementara ia berharap hal itu akan berlalu, cuaca yang panas dan kering membuatnya terlalu berbahaya untuk tinggal.

“Saya tak siap untuk mengucapkan selamat tinggal pada pohon itu, saya merasa saya melanggar janji itu dengan turun,” sesalnya.

Beberapa bulan kemudian, Komite Warisan Dunia menyiarkan keputusan mereka.

“Itu adalah kelegaan mutlak ketika keputusan dibuat. Selesai sudah, 170.000 hektar -termasuk pohon saya -menjadi warisan dunua. Tak boleh ditebang dan semoga tidak akan pernah ada,” katanya.

Miranda merasa puas dengan pengorbanan pribadinya yang berharga.

Tapi itu bukan akhir dari pertarungan.

Pada tahun 2014, Pemerintah Federal Australia berusaha untuk membuat 74.000 hektar hutan itu dicabut dalam daftar. Akhirnya, upaya pemerintah itu gagal.

Meski demikian, momen itu begitu simbolis bagi Miranda, yang percaya bahwa penebangan di Tasmania akan selalu diperdebatkan.

“Anda harus terus berjuang, masih banyak hutan yang perlu dilindungi.”

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.