ABC

Sekolah Swasta di Australia Dapat Tambahan Dana Miiliaran Dolar Dalam Skema Baru

Sektor sekolah swasta dan sekolah Katolik di Australia akan mendapat tambahan dana $ AUD 4,5 miliar (sekitar Rp 4,5 triliun) dengan adanya skema baru pendanaan bagi dunia pendidikan di Australia.

Pemerintah Australia akan meninggalkan model pendaaan sebelumnya yang didasarkan pada kode pos, yang banyak mendapatkan kritikan.

Model pendanaan baru adalah berdasarkan data pajak orang tua murid, untuk menghitung kekayaan sebuah sekolah.

Di Australia, semua sekolah baik negeri maupun swasta mendapat subsidi dari pemerintah, dengan murid membayar lebih sedikit di sekolah negeri dibandingkan mereka yang bersekolah di sekolah swasta.

Paket skema terbaru yang diumumkan oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison disebut sebagai kemenangan bagi sektor sekolah Katolik, yang menentang model penghitungan yang dilakukan sebelumnya dalam aturan yang diumumkan tahun lalu.

“Bagi siswa, ini berarti kesempatan untuk mendapatkan hasil terbaik dari sekolah. Bagi orang tua ini berarti pilihan mereka tetap terjangkau.” kata Morrison.

“Bagi guru ini berarti adanya kepastian pendanaan, sehingga mereka bisa terus melakukan pekerjaan mereka.”

Perubahan skema dengan menggunakan data pajak akan memunngkinkan sektor sekolah Katolik untuk memberlakukan tarif uang sekolah yang relatif rendah, walaupun sekolahnya berada di kawasan pemukiman mewah.

Dewan Sekolah Swasta Australia menyambut baik pengumuman tersebut dengan mengatakan bahwa skema model baru ini menciptakan ‘dasar yang adil dan resolusi yang bisa diterima mengenai pendanaan selama ini.”

Sebuah badan bernama The National School Resourcing Board menyelesaikan kajian awal tahun ini mengenai sistem pendanaan yang berdasarkan status Socio-Economic Status (SES) masing-masing sekolah yang akan menentukan pendanaan bagi sekolah tersebut.

Metode SEA ini banyak dikritik karena dianggap kuno dan diusulkan diganti dengan sistem untuk melihat rata-rata pendapatan orang tua dari murid yang berada di sebuah sekolah.

Dengan itu, sekolah yang berada di kawasan mewah yang sebelumnya mungkin mendapat subsidi lebih sedikit akan mendapat dana lebih besar bila orang tua murid di sekolah tersebut rata-rata tidak berpenghasilan tinggi.

Sekolah Katolik mengatakan bahwa murid-murid mereka kebanyakan berasal bukan dari keluarga kaya, walau sekolahnya berada di kawasan pemukiman mahal.

Dalam sistem baru ini, banyak sekolah swasta mahal akan mendapat subsidi lebih kecil, khususnya yang berada di wilayah regional atau yang memiliki murid-murid yang tinggal di asrama.

Untuk sekolah menengah negeri di Australia rata-rata seorang murid membayar iuran sekitar $ 1000, sekolah Katolik membayar antara $ 4 sampai $ 8 ribu, sedangkan sekolah swasta lainnya antara $ 10 sampai $ 25 ribu setahun.

Dalam reaksinya juru bicara masalah pendidikan dari partai oposisi Partai Buruh Tanya Pilbersek mempertanyakan mengapa sekolah non pemerintah mendapat tambahan dana padahal sekolah negeri malah tidak mendapat tambahan apapun.

“Perdana Menteri membalikkan badan terhadap 2,5 juta anak-anak yang bersekolah d sekolah negeri di Australia. Dia mengatakan kepada 5 juta orang tua anak-anak tersebut, kami tidak perduli dengan anak-anakmu.” katanya.

“Kita siap untuk memberikan dana yang benar kepada sekolah Katolik dan swasta, namun kita tidak siap memberikan pendanaan yang benar untuk sekolah negeri.” kata Pilbersek.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini