ABC

Sekolah Di Tasmania Kaji Larangan Ponsel Di Sekolah

Di Australia, beberapa sekolah menengah di Tasmania telah melarang telepon seluler dari ruang kelas. Ada dukungan agar langkah ini dipertimbangkan secara lebih luas menyusul kebijakan sejenis di Prancis.

Seiring dengan perdebatan seputar manfaat dan perangkap memiliki ponsel di ruang kelas, beberapa sekolah di Tasmania memutuskan untuk memformalkan larangan ponsel di kelas, seperti yang dilakukan sekolah New Town di Hobart.

Kepala sekolah New Town, David Kilpatrick mengatakan ia telah mengamati hasil positif sejak aturan itu diberlakukan pada awal tahun ajaran lalu.

David Kirkpatrick mengatakan dia lelah berurusan dengan bullying di internet dan guru yang semakin frustrasi dengan siswa yang tidak terlibat.

“Ponsel benar-benar mengganggu pembelajaran dan menyulitkan anak-anak untuk mencapai hasil yang ditargetkan oleh kurikulum Australia,” katanya.

Daripada menggunakan ponsel mereka untuk pendidikan, siswa malah memantau media sosial, mengambil foto, bahkan mengirim teks untuk mengeluhkan guru kepada orang tua.

Bahkan siswa memahami kesulitan yang dihadapi guru mereka.

“Para guru akan beranjak dari meja, mereka akan mulai memaparkan materi atau membuat video atau mengajak Anda membuka buku teks dan mereka akan berbalik dan melihat bahwa 70 persen anak-anak sedang menatap layar ponsel mereka,” kata siwa kelas 8, Charlie Pilkington.

ponsel dengan logo sekolah New Town High
Banyak murid menggunakan ponsel mereka untuk mengerjakan tugas diluar Pekerjaan Rumah.

ABC News: David Hudspeth

“Ada beberapa pelajaran di mana yang guru lakukan hanya meminta murid untuk mematikan ponsel mereka,” tambah Elliot Hay.

Asisten kepala sekolah Shannon Bavage mulai mengajar di sekolah New Town, pada saat yang sama dengan David Kilpatrick dan membantu mengerjakan kebijakan tersebut.

“Saya pikir kami benar-benar harus memberi para guru kami ruang untuk mengajar dan beberapa ruang bagi siswa untuk fokus pada pembelajaran mereka,” katanya.

Tiru kebijakan Prancis

Pekan lalu, perangkat seluler dilarang dari sekolah-sekolah di seluruh Prancis.

Shannon Bavage mengatakan dampak positif dari larangan kelas di sekolah mereka dibenarkan oleh kebijakan tegas dari larangan total ponsel di dalam kelas oleh Pemerintah Prancis.

Pemerintah New South Wales juga tengah meninjau penggunaan ponsel di sekolah-sekolah, sebuah kajian yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan Tasmania mengatakan dia akan memperhatikan dengan seksama.

Psikolog anak dan remaja, Darren Stops, mengatakan bahwa ini terdengar bagus secara teori, tidak ada bukti bahwa itu berhasil.

"Tunjukkan pada saya bukti bahwa siswa prestasinya lebih baik dengan telepon karena ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa siswa tidak menjadi lebih baik," katanya.

"Mereka justru malah melakukan yang lebih buruk."

Darren Stops, ketua Tasmanian College of Educational and Developmental Psychologists, mengatakan otak anak-anak remaja tidak cukup dikembangkan untuk menyaring gangguan yang datang bersama ponsel.

“Jika kita berharap siswa akan mampu mengelola dorongan untuk memeriksa ponselnya, ‘Oh ponsel saya berbunyi di saku saya, saya akan mengeluarkannya dan memeriksanya’ … kita berharap siswa dapat mengatur itu?, saya rasa itu tidak realistis,” katanya.

Cegah Bullying di internet

David Kilpatrick mengatakan harapan awal dari teknologi telepon seluler akan mampu merevolusi pendidikan menurutnya juga telah terbukti tidak benar.

Pendapat ini dibenarkan oleh guru komputer, Ben Wilson.

“Penggunaan ponsel sering hanya berbentuk konsumsi konten digital yang pasif, padahal kita membutuhkan pemikiran tingkat tinggi dan pemecahan masalah di masa depan dengan menjadi produsen digital,” katanya.

Sekolah New Town High, selain melarang ponsel di ruang kelas juga memblokir media sosial dari Wi-Fi sekolah.

David Kilpatrick mengaku kebijakan ini telah mampu menurunkan tingkat bullying di internet.

“Saya banyak menghabiskan waktu untuk membahas isu bullying di internet, saya memberi konseling kepada para siswa dan menerapkan sanksi tahun lalu sedangkan tahun ini saya tidak perlu lagi melakukannya,” katanya.

“Hal yang luar biasa bagi saya adalah banyak dari para siswa, dalam sekitar minggu dua atau tiga minggu [sejak kebijakan baru ini diterapkan], datang kepada saya dan berkata ‘Terima kasih Pak.”

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.